Virus MERS-CoV Juga Ditemukan pada Kelelawar

 

NERACA

Temuan terbaru semakin menjauhkan unta dari tuduhan sebagai satu-satunya sumber penularan MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus). Informasi terbaru mengatakan, virus tersebut ditemukan juga pada kelelawar.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa virus korona penyebab MERS telah ditemukan pada kelelawar yang ada di dekat rumah seorang pasien MERS-CoV.

"Virus pada kelelawar ini match dengan virus pada manusia," kata Prof Tjandra.

Selama ini, unta merupakan hewan yang paling banyak dikaitkan dengan merebaknya MERS-CoV di Arab Saudi maupun Timur Tengah secara keseluruhan. Dalam beberapa penelitian, para ilmuwan menemukan antibodi MERS pada unta yang menunjukkan bahwa hewan tersebut pernah terinfeksi.

Untuk mencegah penularan MERS-CoV pun, pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan imbauan untuk menghindari kontak dengan unta yang tidak sehat. Begitu pula untuk mengonsumsi daging maupun susu unta, diimbau untuk memasaknya hingga benar-benar matang.

Namun demikian, Prof Tjandra mengatakan bahwa sejauh ini penularan MERS-CoV dari binatang masih belum bisa dipastikan. Imbauan untuk tidak berkunjung ke peternakan unta bagi para jamaah umrah asal Indonesia pun lebih ditujukan sebagai langkah pencegahan.

"Sebagian besar kasus MERS CoV terbukti tertular antar anggota keluarga atau kerabat, dan juga penularan di Rumah Sakit," kata dia lagi.

Selain kelelawar, hewan lain yang hidup dekat dengan manusia juga diwaspadai oleh para peneliti MERS-CoV. Termasuk kucing dan anjing, belakangan sudah mulai diteliti kemungkinannya sebagai tempat tinggal virus korona penyebab MERS-CoV.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…