Capres adalah aset bangsa

Oleh: Kamsari

Wartawan Harian Ekonomi NERACA

Joko Widodo dan Prabowo Subianto, adalah dua calon presiden yang tengah bersaing untuk menjadi kepala pemerintahan negeri ini. Baik Jokowi maupun Prabowo adalah aset bangsa ini karunia yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan bangsa dan negara. Hanya saja sayang disayang. Keduanya harus berkompetisi memperebutkan kursi yang sama. Padahal andaikata keduanya bersinergi untuk membangun ekonomi bangsa ini, boleh jadi Indonesia bakal lebih baik lagi di masa depan.

Prabowo dengan ketegasannya dan Jokowi dengan kecerdasannya dalam mencari solusi suatu masalah boleh jadi merupakan perpaduan sempurna untuk membawa kesejahteraan bagi rakyat seluruh nusantara. Sayangnya arus politik membuat kedua aset ini jadi terpisah. Itulah politik di negeri yang masih gagap berdemokrasi ini.

Apapun hasil kontestasi pilpres nanti. Kita harapkan Prabowo maupun Jokowi tetap memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan bangsa ini, tentu dengan caranya masing-masing. Andaikata Jokowi naik ke tampuk kepala negara, kita harapkan Prabowo tidak patah arang dan tetap berkarya untuk kemajuan bangsa. Begitu juga jika Prabowo naik jadi presiden. Kita harapkan Jokowi tetap membantu Prabowo dengan caranya sendiri demi kemaslahatan umat.

Negeri ini memang terkaget-kaget jadi negara demokrasi. Indikasinya sangat terasa, kedua kubu pendukung capres saling menyerang dan berperang dalam musim kampanye. Walhasil muncullah black campaign dan negative campaign, yang direkayasa untuk menyerang kontestan lain. Ini sungguh tidak sehat bagi iklim demokrasi yang masih baru di tanah air  kita. padahal kedua capres adalah sosok negarawan yang sangat sportif dalam bersaing. sayangnya sportifitas tersebut tidak menjalar ke tim sukses masing masing capres.

Ketidaksiapan berdemokrasi ternyata berbuah pahit bagi rakyat. Fitnah begitu massif menyebar di media massa dan media sosial. Bukan menonjolkan prestasi masing masing capres. Padahal informasi yang seharusnya disampaikan ke masyarakat adalah prestasi dan program capres. Bukan fitnah berbau SARA.

Himbauan agar menghentikan fitnah di media sosial juga datang dari Prabowo dan Jokowi, sayang para penggiat sosmed tidak menyambutnya dengan positif, akibatnya black campaign masih marak. Bahkan stasiun TV milik partai ikut menjadi kompor yang memanas-manasi situasi dengan menurunkan berita yang menyerang capres dari kubu lawan.

Demokrasi adalah karunia yang dimiliki bangsa ini dan tidak dipunyai bangsa lain. Jadi manfaatkan iklim demokrasi dengan sebaik baiknya. Jangan sampai demokrasi yang susah payah diperoleh ini rusak oleh tim hip hip hore capres yang sangat bernafsu dan bengis dalam memfitnah orang.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…