Benahi Irigasi di Wilayah Tambak - Infrastruktur Jadi Motor Penggerak Produksi Perikanan Budidaya

NERACA

Pati - Direktur Sarana dan Prasarana Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dwika Herdikiawan mengatakan, komitmen pemerintah mewujudkan sektor perikanan sebagai penopang ketahan pangan nasional tentu saja harus diimbangi dengan peningkatan produksi. Untuk mewujudkan peningkatan produksi itu tentu saja perlu dukungan maupun sarana penunjang yaitu infrastruktur. Adapun infrastruktur untuk sektor perikanan terutama untuk perikanan budidaya, kata dia, adalah irigasi maupun saluran air.

"Ketersediaan infrastruktur yang memadai adalah motor penggerak produksi perikanan, terutama ketersediaan air untuk area tambak," kata Dwika kepada Neraca saat melakukan kunjungan kerja di Desa Jepatlor, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (20/1).

Oleh karena itu, lanjut Dwika, pihaknya bakal terus melengkapi, memperbaiki, mengembangkan  infrastruktur yang berkelanjutan dan modern sehingga produksi perikanan budidaya terus meningkat. "Konsen dari program kami adalah tentu saja memberikan kemudahan fasilitas dan ketersedian guna peningkatan produksi perikanan budidaya, salah satunya adalah pembenahan maupun perbaikan infrastruktur penunjang," ujarnya.

Lebih jauh Dwika menjelaskan, dengan adanya perbaikan saluran air maka akan menggugah petambak kembali berbudidaya terutama untuk tambak-tambak idol (mangkrak). "Salah satu masalah keberlangsungan para petambak adalah karena kekurangan air, sehingga mereka hanya berbudidaya pada musim tertentu. Tapi jika irigasi maupun salurannya bagus airnya jalan terus dapat berbudidaya secara berkelanjutan," ucapnya.

Namun demikian karena keterbatasan anggaran, maka, sebut Dwika, pihaknya hanya mengurusi wilayah yang memang sudah masuk di area tambak. Untuk sentral irigasinya dipegang oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Itu sebabnya, pihaknya melakukan sinergi dengan Kementerian PU untuk masalah irigasi tambak yang namanya back to back atau join.

"Kami hanya mendapat anggran Rp 16 milliar untuk menangani masalah irigasi ini, masih sangat jauh dari cukup untuk meng-cover seluruh Indonesia, maka dari itu di sini kami bekerjasama dengan Kementerian PU mengatasi perbaikan saluran irigasi," ungkapnya.

Selain itu, kata Dwika, keberhasilan daerah dalam peningkatan produksi perikanan terutama perikanan budidaya adalah tergantung daerah mengoptimalisasi potensi. Di sinilah, sebut Dwika, daerah punya peranan yang lebih dominan mengingat pusat hanya berfungsi sebagai pengoontrol sedangkan implementasinya tergantung bagaimana daerah mengaplikasinya. "Sebenarnya yang punya peranan lebih besar terhadap keberhasilan daerah adalah peran Pemerintah Daerahnya sendiri dalam mengelola dan mengalokasikan anggarannya untuk sektor perikanan, terutama daerah sentra-sentra budidaya ikan," jelasnya.

Produsen Pangan

Sedangkan, menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, perikanan budidaya sebagai salah satu produsen kebutuhan pangan bagi masyarakat di Indonesia juga tidak terlepas dari kebutuhannya terhadap air. Hari Air Dunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret telah menjadi wadah menyatukan fokus perhatian dunia terhadap peran pentingnya ketersediaan air dan mengupayakan tata kelola sumber daya air yang berkelanjutan.

“Pada hari Air Dunia Tahun 2014 kali ini tema yang diambil adalah “Water and Energy”. Tema ini sejalan dan mendukung program pembangunan perikanan budidaya yang menuju ke arah industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy. Dimana, keberlanjutan atau sustainability dari kegiatan usaha perikanan budidaya dengan memperhatikan lingkungan menjadi perhatian utama, dan air adalah kebutuhan utama pada suatu lingkungan usaha perikanan budidaya” katanya.

Pada peringatan ini sekaligus dilaksanakan kegiatan “Forum Prasarana dan Sarana Budidaya” yang bertujuan untuk melaksanakan koordinasi dalam rangka integrasi kebijakan pembangunan prasarana dan sarana budidaya dengan lintas sector. Hal ini selaras dengan Kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Program industrialisasi perikanan budidaya, yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan produksi, penanganan dan pemrosesan hasil produksi dan kegiatan pemasaran atau proses hulu sampai hilir.

“Pelaksanaan program ini harus terus digelorakan melalui berbagai kebijakan dan strategi serta kegiatan yang semakin efektif dan efisien. Hal ini memerlukan  keterlibatan instansi terkaiit, masyarakat pembudidaya, pihak swasta dibidang perikanan budidaya dan juga perbankan untuk dapat bersinergi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing,” ungkap Slamet.

Lebih lanjut Slamet mengatakan bahwa pertemuan ini akan dapat menghasilkan suatu yang bermanfaat bagi para pembudidaya. “Sinergi dan integrasi kegiatan antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka menyediakan prasarana dan sarana budidaya di kawasan budidaya ikan yang efektif dan efisien akan terus ditingkatkan. Dan juga upaya pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan yang sekaligus mendukung usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan” papar Slamet.

Semakin berkembangnya usaha perikanan budidaya dewasa ini, khususnya udang perlu di dukung dengan perbaikan dan pemeliharaan lingkungan pantai dan pesisir, khususnya di sekitar tambak. “Untuk itu perlu dilakukan upaya penghijauan melalui penanaman mangrove atau bakau. Dengan adanya penghijauan ini maka lahan tambak akan terhindar dari abrasi yang terjadi di sekitar tambak dan juga mampu dimanfaatkan untuk mempertahankan produktivitas lingkungan perairan di sekitar pantai dan tambak dan menjaga kualitas air pantai,” tambah Slamet.

Dengan lingkungan usaha perikanan budidaya yang sudah didukung dengan prasarana yang memadai dan terjaga lingkungannya, maka akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya. “DJPB juga telah melakukan kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan sertifikasi lahan budidaya, yang saya yakin akan mampu mempercepat tumbuh dan berkembangnya usaha perikanan budidaya. Disamping itu juga mendorong pihak perbankan untuk menanamkan modalnya di bidang perikanan budidaya karena sudah adanya agunan berupa sertifikat tanah,” kata Slamet.

Slamet menambahkan, kesuksesan program pemerintah, tidak akan terlepas dari kerja keras dan kerjasama dari semua komponen yang terkait. Artinya, seluruh komponen ikut turut serta dalam menangani perikanan budidaya agar bisa lebih maju dan kuat. DJPB menyadari bahwa peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di budidaya perikanan, tidak bisa berjalan sendirian. “DJPB akan terus melakukan Sinergi dan koordinasi dengan semua pihak terkait  untuk menuju perikanan budidaya yang kuat dan berkelanjutan melalui program industrialisasi perikanan budidaya berbasis ekonomi biru dan menuju Era Pasar Bebas ASEAN 2015,” tukasnya.

Daerah Produksi

Sedangkan menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pati, Edi Hartanto mengatakan  luas kabupaten Pati 150 ribu hektar lebih, ada 7 Kecamatan dan ada 60 desa pesisir. merupakan daerah terluas kedua setelah Cilacap di Jawa Tengah ini sedangkan  potensi daerahnya  masih banyak pertanian sekitar 60 ribu hektar, sedangkan perikana perikanan 10 ribu hektar. "Pati merupakan basisi pertanian, tapi dengan luasan yang ada sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah sentra perikanan," katanya.

Adapun total produksi perikanan pertahunnya untuk perikanan tangkap sebesar 40 ribu ton atau sekitar Rp 400 milliar, untuk perikanan budidaya 30 ribu ton atau hampir sama 400 milliar, sedangkan untuk produksi garam 33 hektar merupakan salah satu produsen garam nomer 2 setelah Madura dengan dengan pendapatan pertahunnya  sekitar Rp 100 milliar. Jadi jika ditotal nilai produksi untuk sektor kelautan dan perikanan untuk Kabupaten Pati  sekitar Rp 1 trilliun. "Pendapatan pertahunnya yang disumbang dari sektor kelautan dan perikanan cukup besar, dan jika lebih dikembangkan akan lebih besar lagi," tutupnya.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…