Perikanan Budidaya - Ikan Hias Asal Depok Hiasi Pasar Dunia

NERACA

Depok – Budidaya ikan hias di Depok, Jawa Barat, kini terlihat semakin berkembang, tidak hanya di tingkat lokal, namun juga turut menghiasi pasar dunia. Buktinya, produk ikan hias neon tetra, termasuk yang dibudidayakan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya.

“Ikan dari kelompok kita memang orientasinya ekspor. Kami mensuplai eksportir untuk dikirim ke berbagai dunia. Yang banyak memang ke Australia,” kata Ketua Pokdakan Curug Jaya, Rodi, kepada Neraca di Depok, Selasa (13/5).

Menurut Rodi, ikan hias neon tetra yang memancarkan warna berkilau itu dia rilis seharga Rp 400 per ekor. Dia, saat ini mensuplai dua eksportir utama ikan hias jenis ini. “Untuk dua eksportir saja, kami kualahan. Apalagi pada saat permintaan tinggi,” jelas Rodi.

Dalam Pokdakan yang beranggotakan 23 orang ini, selain sebagai ketua, Rodi bertindak selaku pengepul atau penampung ikan untuk kemudian disalurkan ke eksportir. “Yang namanya ikan, kadang kalau air lagi bagus, satu anggota kelompok dalam sebulan bisa menghasilkan 100 ribu ekor. Malah kalau lebih bagus, bisa 200 ribu ekor, bahkan bisa sampai 300 ribu ekor kalau lagi bagus,” tambahnya.

Namun, ketika cuaca dan musim kurang mendukung, produksi anggota kelompok menurun. “Kadang kalau lagi kurang bagus nyari induk dan pakan juga agak repot. Kalau ikan begini (neon tetra) waktu pancaroba seperti ini kan berubah, musim hujan berpengaruh. Kalau lagi musim hujan, benih susah, kutu air susah, cacing susah, itu bermasalahnya,” tandas Rodi.

Adapun saat ini, kondisi sudah mulai membaik. Produksi ikan sudah mulai mengingkat kembali. “Sekarang keadaan sudah mulai bagus, sudah mulai normal. Kalau dulu, jangankan ikan hias besar ukuran besar, ikan kecil pun susah. Kualahan, eksportir cari ikan kemana-mana susah, memang tidak ada barang. Orientasi ikan di sini ekspor. Lokal juga main. Tapi saya layani eksportir dua perusahaan saja sudah menyerah. Tidak sanggup karena sangat besar permintaan,” terang Rodi.

Dijelaskan, Rodi dan kelompoknya menangani tiga jenis ikan neon. Untuk ukuran benih, dari telor hanya butuh waktu 1,5 bulan untuk panen. Sementara kalau mau menjual dalam ukuran dewasa, perlu budidaya sekitar 3,5 bulan dari ukuran telor. “Untuk ikan neon indukan, makin tua atau afkir, ukurannya makin besar, dan makin susah barangnya. Ukuran indukan 2,5 cm, sudah bisa jadi indukan. Umurnya sekitar 4,5 bulan,” paparnya

Indukan ikan hias neon tetra bisa bertelur hingga 500 butir sekali bertelor. Rata-rata anggota Pokadakan Curug Jaya punya indukan sendiri. Tiap anggota berbeda, ada yang punya 1000 ekor indukan, ada yang 2000, atau 500 indukan, tergantung akuarium yang dimiliki.

Harga jual ikan hias neon tetra, kata Rodi, dipasarkan per ekor Rp 475. Sebagai informasi, ukuran ikan neon tetra dibuat dalam skala S, M, ML, L, XL, seperti ukuran baju. Untuk anggota, harga indukan dijual seharga Rp 500 per ekor, untuk orang luar sampai Rp 700 per ekor.

Ke depan, Rodi berencana mengembangkan usaha dengan membuat farm baru lagi untuk pembesaran. “Buat saya sendiri sangat menguntungkan. Saya sudah bisa mendidik anak sekolah. Ada tabungan untuk mengembangkan usaha,” ulasnya.

Pokdakan Curug Jaya berdiri sejak 2005. “Awalnya usaha saya masih kecil. Hanya beberapa akuarium. Terus teman-teman bentuk kelompok. Saya tadinya sekedar ikut-ikut saja. Akhirnya saya di situ di bagian pemasaran. Tapi kemudian kelompok ini bubar, karena ada kesibukan kerjaan masing-masing. Padahal kelompok ini sudah dibangga-banggakan tapi anggotanya tidak ada. Akhirnya saya jadi ketua sementara dan dibentuk dari awal lagi,” Rodi berkisah.

Kemudian, lanjut Rodi, kelompok yang dia ketuai itu mulai menunjukkan hasil. “Awalnya saya dapat bantuan dari Dinas Perikanan Kota Depok. Waktu itu saya dapat bantuan akuarium 200 unit, blower 3 unit, fiber 5, benih ikan 100 ribu, indukan neon tetra 8 ribu, selengkapnya saya lupa, tapi ada datanya,” terangnya.

Lewat tangan dingin Rodi dan kerja keras anggota kelompok, Pokdakan Curug Jaya memenangi lomba tingkat Kota Depok (Juara 2), lomba tingkat Provinsi Jawa Barat (Juara 1), dan lomba tingkat nasional (Juara 1). “Lombanya semua dari bidang produksi, pemasaran, sosialnya. Akhirnya dilombakan lagi ke tingkat provinsi, dapat juara 1.  Terus dilombakan lagi tingkat nasional tahun 2010, dapat juara 1,” beber Rodi.

BERITA TERKAIT

Di Uzbekistan, Industri Elektronika dan Telematika Unjuk Kemampun

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus aktifmendukung perluasan pasar bagi industri dalam negeri dengan mengenalkan kemampuannya di ajang internasional. Saat ini, makin…

Triwulan I-2024, Industri Kulit, Alas Kaki dan Tekstil Tumbuh Positif

NERACA Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki serta Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tumbuh positif pada triwulan pertama…

WWF Ke-10 Kedepankan Kerja Sama yang Saling Menguntungkan

NERACA Bali – World Water Forum (WWF) Ke-10 akan diselenggarakan di Bali 18-25 Mei 2024 mendatang dan akan dihadiri puluhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Di Uzbekistan, Industri Elektronika dan Telematika Unjuk Kemampun

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus aktifmendukung perluasan pasar bagi industri dalam negeri dengan mengenalkan kemampuannya di ajang internasional. Saat ini, makin…

Triwulan I-2024, Industri Kulit, Alas Kaki dan Tekstil Tumbuh Positif

NERACA Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki serta Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tumbuh positif pada triwulan pertama…

WWF Ke-10 Kedepankan Kerja Sama yang Saling Menguntungkan

NERACA Bali – World Water Forum (WWF) Ke-10 akan diselenggarakan di Bali 18-25 Mei 2024 mendatang dan akan dihadiri puluhan…