"Ogah" Jajal Bisnis Lain - Wasono, Ketua Asosiasi Pengusaha Laundry Indonesia (APLI)

Wasono, Ketua Asosiasi Pengusaha Laundry Indonesia (APLI)

“Ogah” Jajal Bisnis Lain

Sejatinya, kebosanan seringkali hinggap di kepala manuasia dimana ujung-ujungnya adalah membuat seseorang beralih dari satu profesi ke profesi lainnya. Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi Wasono owner Star Laundry. Dia menyatakan kalau dirinya akan terus berprofesi di sektor laundry hingga tidak ada lagi kesempatan di dalamnya.

“Saya sudah puluhan tahun berusaha di sektor ini. Dari sini lah saya bisa menyambung hidup hingga seperti sekarang ini. Sektor ini saja tidak ada habisnya, ngapain melirik sektor lain. Makanya dapat saya katakan kalau saya tidak akan meninggalkan pekerjaan ini,” kata dia pada Neraca beberapa waktu lalu.

Benar saja, komitmen Wasono ini membuatnya sukses mengembangkan usaha laundry hingga mempunyai satu kantor utama di kota Bekasi dan satu kantor cabang di Bali. Akibat kesuksesan ini pula dia diganjar menjabat Ketua Asosiasi Pengusaha Laundry Indonesia (APLI). Dan beberapa saat lagi dia mengatakan kalau dia ingin meresmikan kantor keduanya yang masih berlokasi di Bali.

“Saat ini sudah ada dua kantor, pertama di Bekasi dan yang kedua di dekat pantai Sanur. Karena melihat perkembangan bisnis laundry yang sangat baik, saya juga akan membuka kantor baru masih di Bali yakni di daerah Jimbaran,” sebut dia.

Siapa sangka, sebelum mencicipi manisnya berusaha laundry. Wasono sempat bekerja di sebuah laundry sebagai karyawan perusahaan laundry miik Abdul Latief si empunya Lativi. Di sana lah dia menempa dirinya untuk menjadi seorang laundry sejati. Uniknya, bermodal keingintahuan yang besar, saat itu dia tak hanya menjajal bagaimana menjadi cleaner tetapi segala hal yang berbau laundry sempat dikerjakannya.

Alhasil, dia pun tak hanya mahir mengopreasikan mesin laundry saja, tetapi juga dia bisa memperbaiki kerusakan mesin yang terjadi, sehingga membuat keberadaannya sangat vital bagi perusahaan laundry milik Abdul Latief saat itu.

Beberapa tahun bekerja di perusahaan Abdul Latief, Wasono ingin mencoba peruntungan barunya dengan membuka usaha laundry sendiri. Akibatnya, pada 2005 dia resign dari perusahaan tersebut dan mendirikan Star Laundry buah dari pesangon pekerjaannya di perusahaan laundry milik Abdul Latief.

“Saat itu semua uang pesangon saya saya belikan sebuah mobil dan sisasnya saya gunakan untuk mendirikan perusahaan ini. Bahkan untuk makanpun keluarga saya tidak sisakan, untungnya saat itu saya masih dipekerjakan pak Abdul Latief sebagai tenaga freelance, jadi selain mengurus usaha baru, saya juga masih nyambi juga,” kisah dia.

Mengembangkan Star Laundry

Setahun berlalu, dengan fokus terpecah antara mengembangkan usaha sendiri serta membela perusahaan orang lain, akhirnya Wasono memberanikan diri untuk fokus di satu sisi saja. Saat itu, dia memilih untuk fokus mengembangkan usaha pribadinya Star Laundry.

Artinya, dia benar-benar harus lepas dari bayang-bayang perusahaan lama. Tujuannya, kata Wasono adalah agar bisa fokus mengembangkan usaha pribadinya atau Star Laundry. Karena walau bagaimanapun fokusnya terpecah di kedua perusahaan dan tidak dapat bekerja dengan maksimal.

Akibatnya, dia pun tak lagi bekerja pada orang dan lebih mengutamakan usaha pribadinya. Dikisahkan Wasono, saat awal berdirinya Star Laundry. Usahanya tidaklah sebesar sekarang. Dan pastinya, banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapinya kala itu.

Pernah suatu ketika, karena kesulitan dana dia menjual harta paling berharga milik istrinya hanya agar usahanya tetap survive. Ya, saat itu dia menjual mas kawin milik istrinya. Untunglah Wasono memiliki istri yang pengertian dan mengerti pula urusan bisnis.

“Dulu saya pernah kehabisan minyak tanah, dan saya jual mas kawain istri saya untuk saya belikan minyak tanah, karena kan untuk laundry itu agar mudah membersihkannya menggunakan air panas, dan air panas itu didapat dengan cara dipanaskan dengan api yang menggunakan minyak tanah,” kata dia mengenai perjuangannya.

Utamakan Layanan Pelanggan

Awalnya, laundry miliknya itu bergerak melayani masyarakat sekitarnya, atau mungkin lebih kita kenal laundry rumahan. Dimana pelanggannya berasal dari kalangan rumah tangga saja. Tetapi, karena melihat perkembangan bisnis di sektor korporasi, Star Laundry akhirnya beralih ke sektor itu dimana dia khusus melayani hotel dan rumah sakit. Tak heran mengapa dia memilih membuka kantor cabang di daerah Bali, mengingat potensi hotel di sana cukup luar biasa.

Menurut Wasono, saat ini klien miliknya memang pure berasal dari sektor hotel. Tetapi kedepannya, dimana ia menargetkan tahun depan dia akan mulai menjajal untuk laudry rumah sakit. Dengan demikian lengkaplah sudah pelayanan laundry korporasi milik Star Laundry.

“Saat ini saya masih mengerjakan segmen hotel saja, tetapi kedepannya, mudah-mudahan kalau bisa terealisasi di tahun depan saya akan mulai melayani ruamh sakit. Karena untuk sektor laundry korporasi ya pelayanannya hotel dan rumah sakit,” tegas dia.

Berbicara mengenai pelanggan, Wasono dengan Satar laudry memiliki komitmen untuk tidak pernah mengecewakan pelanggannya. Baik saat dulu, di saat Star Laundry baru berdiri dan melayani laundry rumahan, atau saat ini saat mulai melayani laundry hotel atau ruamh sakit. Caranya, kata dia dengan cara menomorsatukan kualitas dan menomor duakan harga. Artinya, Wasono lebih memilih mengedepankan kualitas ketimbang harga murah.

Memang saat baru pertamakali berdiri, dia pernah membanting harga di level terendah untuk mendapatkan pelanggan. Tetapi, lambat laun dia menyadari kalau kebutuhan pelanggan tak hanya di soal harga tetapi juga soal kualitas. Akibatnya, dia pun menaikan tarifnya, tetapi soal kualitas tetap tak dilupakannya. Terbukti Star Laundry miliknya tetap mampu berdiri.

“Memang agak serba salah sih, tetapi yang jelas saya sudah tidak mau bermain dengan harga murah. Karena saya lebih mengedepankan kualitas dari hasil cucian saya. Tetapi yang saya lakukan terbukti hasilnya, toh pelanggan saya banyak, tetapi kalau pengusaha baru ya saya sarankan untuk bisa memberi harga miring sedikit agar bisa dilirik pasar,” terang dia.

 

 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…