Kuartal I 2014 - Neraca Perdagangan Surplus US$1,1 Miliar

NERACA

Jakarta – Neraca perdagangan Maret 2014 yang mencatat surplus sebesar US$0,7 miliar telah memberikan hasil yang cukup baik bagi keseluruhan total neraca perdagangan pada kuartal I 2014. Secara komulatif selama Januari-Maret 2014, total neraca perdagangan mengalami surplus US$1,1 miliar yang terdiri dari neraca non migas surplus US$4,2 miliar sementara neraca migas defisit US$3,1 miliar.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan negara mitra dagang yang berkontribusi besar terhadap surplus perdagangan selama triwulan pertama adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang menyumbang surplus sebesar US$0,5 miliar US$1,9 miliar. Sementara, disisi lain ada negara mitra dagang yang menyumbang defisit yaitu RRT, Thailand, Jepang, Korea Selatan dan Jerman.

Kinerja perdagangan pada Maret 2014, Lutfi mengatakan ekspor nonmigas memberikan cukup memberikan kontribusi besar terhadap surplus neraca perdagangan Maret 2014. Indikasi yang menunjukkan kontribusi tersebut adalah surplus perdagangan nonmigas selama Maret 2014 sebesar US$ 2,0 miliar. “Kinerja ekspor nonmigas Indonesia di bulan Maret 2014 mengalami peningkatan dan menciptakan surplus, konsisten dengan kondisi ekonomi global yang mulai membaik dan tidak terpengaruh oleh penurunan ekonomi di Tiongkok,” jelas Lutfi dalam paparan kinerja perdagangan di kantornya, Senin (5/5).

Ekspor didominasi oleh sektor industri, sekitar 66% dari seluruh produk ekspor, sedangkan ekspor sektor industri meningkat 3,6% menjadi US$ 29,3 miliar selama triwulan I 2014. Pada kesempatan yang sama, Lutfi menjgatakan, ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat selama Januari-Maret 2014 meningkat 2,0%, dan ekspor ke negara emerging market naik signifikan terutama ke Afrika Selatan meningkat sebesar 147,9%, Iran sebesar 67,7%, Uni Emirat Arab 67,1%, dan Nigeria 58,1%.

Membaiknya kinerja ekspor selama Januari-Maret 2014 juga diperlihatkan oleh kinerja ekspor produk manufaktur yang meningkat antara lain perhiasan 112,5%, bahan kimia organik 41,4%, produk perikanan dan udang 22,4%, berbagai produk kimia 17,6%, kendaraan dan bagiannya 10,8%, mesin/pesawat mekanik 8,1%, benda dari besi baja 15,7%, dan barang dari plastik 7,6%.

Penurunan impor nonmigas sebesar 5,6% dan penurunan permintaan impor migas sebesar 4,3% dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan dimana sebelumnya permintaan impor migas selalu meningkat. Total impor Januari-Maret 2014 mencapai USD 43,2 miliar, atau turun 5,3%. Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 6,7%, dan impor gas turun sebesar 4,0%. Sementara itu di sektor non migas, penurunan terjadi pada impor barang konsumsi dan barang modal.

“Penurunan impor nonmigas dan penurunan permintaan impor migas dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan dimana sebelumnya permintaan impor selalu meningkat. Yang juga sangat menggembirakan adalah peningkatan ekspor perikanan/udang, serta sektor pertanian yang biasanya selalu menurun dari tahun ke tahun,” ungkap Mendag.

Komoditas nonmigas yang impornya mengalami penurunan signifikan selama Januari-Maret 2014 adalah kapal terbang, dan kendaraan bermotor & bagiannya yang turun masing-masing sebesar 69,4% dan 24,5%.

Impor Meningkat

Disisi lain, ternyata impor beberapa bahan pangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Seperti contoh impor beras yang mengalami kenaikan pada Maret 2014 yang sebelumnya sebesar 2.200 ton menjadi 26.867 ton. Impor bawang putih yang pada Maret mencapai 52.187 ton, padahal pada Februari impor bawang putih hanya 26.614 ton.

Bawang merah juga mengalami kenikan impornya. Pada Februari, impor bawang merah mencapai 14.315 ton sementara pada Maret impor bawang mencapai 22.908 ton. Begitu juga dengan komoditas kentang yang volume impornya pada Maret mencapai 4.263 ton, padahal pada Februari impor kentang hanya mencapai 592 ton.

Lutfi beralasan impor pangan secara langsung berdampak pada pasokan dan harga yang terjaga hingga mempengaruhi rendahnya inflasi. “Impor makanan di situ bisa dilihat impor daging dan daging sapi itu naik karena kita sedang memperbaiki suplai ini membaik. Dengan suplai yang membaik ini kita bisa menyelesaikan masalah lain seperti distribusi,” ungkap Lutfi.

Ia mengaku sudah memperkirakan adanya lonjakan impor pangan yang terjadi di bulan Maret 2014. Lutfi mengakui impor pangan yang melonjak mempengaruhi inflasi yang terkendali. “Saya melihat juga bahwa impor pangan ini lumayan dan menjadi struktural, inflasi menurun bahkan deflasi kemarin karena suplai membaik. Ini seperti penyakit, kita harus minum obat tetapi obat bagus atau tidak,” tuturnya.

Menurutnya pemerintah tak bisa mengandalkan terus menerus pengendalian inflasi dari pangan impor. Ia berharap produksi pangan dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan domestik. “Maka suplai makanan impor ini dibilang naik signifikan tetapi perbaikan struktur kita harus lebih baik lagi. Oleh karena itu kebijakan pemerintah untuk kuartal pertama efektif dan di masa mendatang kita dapat memperbaiki struktur lain seperti suplai di dalam negeri,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…