Neraca Perdagangan Maret 2014 Surplus US$673,2 Juta

NERACA

 

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada periode Maret 2014, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$673,2 juta. Dengan rincian nilai ekspor sebesar US$15,21 miliar dan impor sebesar US$14,54 miliar. Kepala BPS Suryamin menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada Maret 2014 meneruskan surplus dagang Februari 2014 yang mencapai US$843,4 juta. Sementara, di Januari 2014 mengalami defisit US$443,9 juta.

Surplus dua bulan berturut-turut, terang Suryamin, menunjukkan gambaran perbaikan kinerja perdagangan. Surplus Maret 2014 juga lebih tinggi dibanding surplus Maret 2013 sebesar US$137,5 juta. Secara kumulatif, dari surplus Maret 2014 mencapai US$673,2 juta, komponen migas mengalami defisit US$1,363 miliar akibat defisit minyak mentah US$547 juta dan defisit hasil minyak US$2,035 miliar. “Sedangkan komponen nonmigas mencatatkan surplus US$2,037 miliar. Surplus nonmigas mengompensasi defisit migas," ucap Suryami di Jakarta, akhir pekan kemarin.

BPS mencatat ekspor Maret 2014 US$15,21 miliar meningkat 3,59% dibanding Februari 2014 dan meningkat 1,24% dibanding Maret 2013. Perincian nilai ekspor Maret terdiri dari kelompok migas US$2,64 miliar (turun 3,24% dibanding Februari 2014 mencapai US$2,73 miliar) dan kelompok nonmigas US$12,57 miliar (naik 5,59% dibanding Februari 2014 US$11,9 miliar).

Kemudian untuk impor Maret 2014 sebesar US$14,54 miliar, terjadi kenaikan 5,42% dibanding Februari 2014 dan menurun 2,34% dibanding Maret 2013. Perincian nilai impor yaitu dari kelompok migas US$4,01 miliar dolar AS (naik 5,42% dibanding Februari 2014 US$3,46 miliar) dan kelompok nonmigas US$10,53 miliar (naik 1,94% dibanding Februari 2014 yang mencapai US$10,33 miliar).

Ditempat terpisah, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memberikan saran agar pemerintah serius untuk melakukan diversifikasi energi. Pasalnya dengan itu, neraca perdagangan Indonesia bakal tertolong. “Mau tidak mau Indonesia jangka panjang harus ada diversifikasi energi. Karena kalau tidak, kita ini akan impor minyak terus. Kalau impor minyak kan akan membebani neraca perdagangan, neraca pembayaran," ujarnya.

Surplus neraca perdagangan membuat defisit neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I-2014 hanya berkisar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Biasanya aktivitas impor lebih tinggi di kuartal II dan III. Pada kuartal I, orang baru mulai aktivitas, Januari-Februari-Maret mulai jalan, April baru kencang. Kalau kita tidak ada penaikan ekspor yang signifikan, maka itu bisa menjadi tantangan bagi neraca perdagangan," ungkapnya.

Struktur Perdagangan

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklaim bahwa struktur perdagangan Indonesia jauh lebih baik meskipun larangan ekspor bahan mineral mentah cukup memberikan efek terhadap kinerja ekspor. Namun target ekspor Indonesia tahun ini yang  sebesar US$ 190 miliar diyakini tetap bisa tercapai. “Target kita kan mencapai US$ 190 miliar. Dengan angka ini kita melihat bahwa struktur perdagangan Indonesia jauh lebih baik dibanding kan prediksi pengamat baik dari dalam dan luar negeri," ujarnya.

Menurut dia, meskipun ekspor pada periode Januari-Februari menunjukan pelemahan dibanding tahun lalu karena terjadi penurunan pada salah satu komponen ekspor yaitu bahan mineral mentah atau ore namun ekspor Indonesia dalam bentuk barang jadi dinilai akan terus bergerak positif hingga akhir tahun.

"Memang dalam proses transformasi menuju pengekspor barang jadi, terjadi pelemahan year on year sebesar 5%, tetapi ini suatu komitmen kita tidak mau jualan barang mentah, dan ini strukturnya jauh lebih baik, ini tren positif pada tahun ini. Dan mendatang, Indonesia pengekspor barang jadi," tutur dia.

Lebih lanjut Lutfi memaparkan, kinerja ekspor non-migas memberikan kontribusi yang besar terhadap surplus neraca perdagangan Februari 2014 yang sebesar US$ 785,3 juta. Indikasi yang menunjukan kontribusi tersebut adalah surplus perdagangan non-migas selama Februari tahun ini sebesar US$ 1.582,7 juta atau meningkat 161,6% dari bulan sebelumnya dan 103,5% dari bulan yang sama pada 2013.

"Neraca perdagangan non-migas tersebut merupakan hasil yang membanggakan di tengah adanya kekhawatiran perlambatan ekonomi China. GDP RRT pada 2013 tumbuh 7,7% atau melambat dibandingkan 2012 yang tumbuh 7,8%. Sementara pada kuartal I 2014, GDP China diperkirakan hanya tumbuh 7,5%," jelasnya.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke China selama Januari-Februari 2014 meningkat 3,2% dan ekspor ke negara non-tradisional naik signifikan terutama ke Afrika Selatan 165,1%, Uni Emirat Arab 80%, Nigeria 74,4% dan Bangladesh 23,8%.

Lutfi juga menjelaskan, indikasi lain membaiknya kinerja ekspor Januari-Februari 2014 adalah kenaikan ekspor tertinggi yang dicapai oleh produk manufaktur terutama yang bernilai tambah tinggi seperti perhiasan permata yang naik 106,2% dibanding tahun lalu, benda-benda dari besi dan baja naik 21,7%, berbagai produk kimia naik 18,1%, mesin-mesin pesawat mekani naik 14% serta kertas koran naik 6,4%.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…