Matematika Masih Jadi Teror Siswa - Perlu Metode Baru

Matematika kerap kali menjadi momok menakutkan bagi siswa. Ini disebabkan lantaran guru memiliki gaya mengajar dan pola pikir yang salah dalam mendidik, yakni hanya berorientasi pada konten dan penyelesaian materi. Untuk itu diperlukan metode baru yang menjadikan belajar matematika lebih mudah, cepat, dan menyenangkan. Reformasi tersebut diperlukan sebagai upaya menciptakan SDM yang kompeten.

NERACA

“Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya mereka yang belum dapat kesempatan belajar dari guru yang baik dengan metode yang benar.” ( Prof. Yohannes Surya,Ph.D )

Menyimak pendidikan di Indonesia khususnya matematika di sekolah, belum pernah memberikan hal yang membanggakan, baik untuk skala nasional maupun internasional. Walaupun di kancah Internasional secara individu siswa Indonesia ada yang berprestasi, namun hal itu bukan merupakan potret sesungguhnya dari pendidikan di Indonesia.

Ya, Indonesia masih jauh tertinggal oleh negara-negara lain. Lihat saja nilai matematika pelajar Indonesia yang hampir mustahil terlihat mendekati angka sempurna. Bahkan sebagian besar nilai matematika berada di bawah nilai rata-rata. 

Ketertinggalan siswa Indonesia dalam bidang matematika disebabkan metode pembelajaran yang kurang tepat. Sehingga bagi sebagian besar siswa di sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD), menganggap belajar matematika sama dengan berhadapan dengan hantu lantaran kesannya yang abstrak, rumit, membingungkan, tidak menyenangkan, dan membuat pusing kepala.

Menurut studi jangka panjang dari para peneliti di National Institute of Child Health and Human Development, anak-anak yang sebelumnya gagal meraih keterampilan matematika dasar di kelas pertamanya, akan mengalami perkembangan yang paling lambat dibandingkan teman-teman seusianya dalam hal pengetahuan sistem bilangan di sepanjang tahun sekolahnya.

Dimulai dengan buruknya pengetahuan sistem bilangan, maka menjadi indikasi yang menempatkan anak-anak sedemikian jauh di belakang, bahkan terlalu jauh bagi mereka untuk bisa mengejar ketertinggalan. Dan ini berdampak dalam kehidupan sosial ketika dia dewasa.

Guna memecah kebuntuan rendahnya kemampuan siswa Indonesia di bidang ini, tahun lalu pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merevisi kurikulum  menjadi kurikulum 2013. Khusus pada tingkat SD, pembelajaran matematika mengalami perubahan karena menggunakan pendekatan tematik integratif, yaitu mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam suatu tema. Sehingga siswa belajar secara terpadu menyeluruh.

Namun demikian, sejak Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah berjalan hampir 10 bulan (terhitung sejak 15 Juli 2013), matematika tetap menjadi momok menakutkan bagi siswa SD. Ditengarai, faktor penyebabnya adalah salah metode dalam proses pengajaran di sekolah. Ya, guru sebagai komponen utama pendidikan sering kali salah memperlakukan matematika. 

Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan sulitnya mengubah mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas menjadi kendala penerapan kurikulum baru 2013. Lantaran memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi, sering kali siswa tidak diajak untuk berpikir lebih dalam mengenai proses, tetapi langsung menuju akhir, yakni menerapkan rumus untuk memecahkan soal.

Dalam suatu kesempatan, pendiri Surya Institute, Prof. Yohanes Surya PhD. mengatakan bahwa kendala dalam penyampaian matematika dari guru kepada siswa mengakibatkan mata pelajaran ini dianggap memberatkan anak-anak usia SD. Matematika dianggap sebagai momok menakutkan bagi anak-anak karena tidak diajarkan dengan menarik.

“Jika matematika diajarkan dengan asyik dan menyenangkan, tentu tidak akan menjadi beban bagi anak-anak,” ujar dia

Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada metode baru yang menjadikan belajar matematika lebih mudah, cepat, dan menyenangkan. Reformasi tersebut diperlukan sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

”Tidak hanya cerdas dalam pelajaran,menguasai matematika juga dapat meningkatkan logika berpikir yang analitis, logis, dan sistematis, membantu pemecahan masalah serta kepercayaan diri generasi muda yang diperlukan untuk membangun bangsa,”  kata dia.

Banyak metode yang bisa digunakan agar anak menyukai dan mudah mengerjakan soal Matematika. Salah satunya adalah metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) yang di perkenalkan oleh Yohanes. Metode inovatif ini membuat siapa pun dapat belajar matematika dengan mudah dan menyenangkan karena dalam mengerjakan soal-soal matematika tidak harus menghapal rumus-rumus matematika.

Selain itu, waktu yang digunakan juga lebih efisien karena apabila menggunakan rumus konvensional, soal-soal matematika umumnya baru dapat diselesaikan oleh siswa dalam waktu yang cukup lama. Tapi dengan metode gasing siswa dapat menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang relative lebih cepat.

Tidak hanya pengajaran menghitung cepat dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, metode ini juga menyampaikan pengertian tentang bilangan itu sendiri, konsep dasar matematika juga geometri. Ditambah dengan buku-buku dan alat peraga, belajar matematika dengan teknik ini membuat anak makin betah. 

 

BERITA TERKAIT

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…

BERITA LAINNYA DI

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…