Bangun Pabrik Sawit Kalbar - Anak Usaha Austindo Berutang US$10 Juta

NERACA

Jakarta- Untuk membiayai proyek pengembangan bisnisnya, anak usaha PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), yaitu PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siasis dan PT Kayung Agro Lestari (KAL) mengaku telah menandatangani loan agreement untuk memperoleh dukungan dana sebesar US$10 juta. “Tujuannya, pembiayaan proyek pengembangan dan pembangunan pabrik kelapa sawit KAL di Kalimantan Barat.” kata Sekretaris Perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Naga Waskita di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Pinjaman tersebut, menurut dia, memiliki jangka waktu pinjaman 3 tahun sejak tanggal perjanjian. Untuk suku bunga pinjaman yang dikenakan sebesar 2,75% per tahun. Diketahui, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) sebelumnya juga telah menyepakati perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Permata Putera Mandiri. Hal ini tidak lain untuk mendukung pembiayaan proyek pembangunan kebun kelapa sawit anak usahanya, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siasis di Papua.

Dalam loan agreement ini disepakati pinjaman sebesar US$5,5juta. Adapun jangka waktu pinjaman adalah tiga tahun sejak tanggal perjanjian. “Suku bunga pinjaman ini 2,75% per tahun, dengan tujuan penggunaan dana untuk pembiayaan proyek pembangunan kebun kelapa sawit di Papua.” kata Naga Waskita.

Kemudian, dengan tujuan yang sama, anak usaha perseroan ini juga menyepakati loan agreement dengan PT Putera Manunggal Perkasa yang juga tercatat sebagai anak usaha perseroan dengan kepemilikan lebih dari 99%. Adapun fasilitas pinjaman yang diberikan, yaitu sebesar US$6,5 juta. Selain pengembangan bisnis perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) tercatat tengah  fokus pada usaha pembangkit listrik. Melalui anak usahanya, PT Austindo Aufwind New Energy (“AANE”) perseroan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biogas dengan kapasitas 1,2 MW di Belitung.

Pemilihan kawasan Belitung karena dinilai memiliki infrastruktur yang baik, kemudahan akses, dan memperoleh dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat. Selanjutnya, pusat pembangkit listrik tenaga biogas tersebut akan menghasilkan energi listrik yang diolah dari limbah pabrik kelapa sawit  yang dihasilkan dari kebun kelapa sawit perseroan di daerah tersebut. “Seluruh pasokan listrik yang diproduksi AANE disalurkan ke jaringan distribusi PT PLN dan dibeli oleh PLN sesuai dengan Power Purchase Agreement dengan harga Rp.975 per kWh.” kata Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Suwito Anggoro.

Penjualan listrik ini, menurut dia, dilakukan sesuai dengan ketentuan Feed-in Tariff untuk biogas berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.04 tahun 2012. PT Austindo Aufwind New Energy sendiri  merupakan Independent Power Producer (“IPP”) pertama di Indonesia yang mengoperasikan pusat pembangkit listrik tenaga biogas dan memasarkannya secara komersial.

Saat ini, sambung dia, perseroan melalui anak usahanya, PT Sahabat Mewah dan Makmur memiliki kebun kelapa sawit  di Belitung dengan area tertanam dan menghasilkan seluas 14.229 hektar serta pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi sebesar 60 ton per jam. Seluruh produksi minyak kelapa sawit yang dihasilkan telah memperoleh sertifikasi Roundtable on Sutainable Palm Oil (RSPO).

Adapun biaya yang dikeluarkan perseroan untuk pembangunan pusat pembangkit listrik ini, kata dia, sekitar US$3,5 juta yang berasal dari sebagian hasil penawaran umum saham perdana (IPO) perseroan sebesar US$1 juta dan sisanya berasal dari dana kas internal Perseroan. Rencananya, setelah pembangunan pembangkit listrik tersebut, perseroan akan membangun pusat pembangkit tenaga listrik di kebun-kebun lain milik perseroan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…