Ekonomi Indonesia Ketergantungan Asing

NERACA

Jakarta -Perekonomian Indonesia masih tergantung dengan negara lain walaupun ekonominya tumbuh salah satu yang tertinggi di dunia.  Itu dilihat dari ketergantungannya terhadap investasi asing yang masih mendominasi untuk pertumbuhan makro ekonomi, selain itu juga imporsasi yang sangat tinggi terutama disektor pangan.

Melihat kondisi itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menilai, perekonomian nasional ini bisa hidup karena dorongan dari negara lain yang diibaratkan seperti orang yang sedang kekurangan cairan dan nutrisi yang masih harus diinfus.

"Ekonomi Indonesia itu seperti orang yang sedang diinfus," Moeldoko di acara The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook Indonesia: The Next Chapter, di Jakarta, Rabu (16/4). Dia beralasan banyak sektor perekonomian Indonesia, yang masih bergantung terhadap negara lain, seperti pangan dan energi seperti minyak dan gas impor.

"Kebutuhan pangan kita saja masih harus disokong oleh negara luar seperti garam, beras masih ada yang impor," imbuhnya. Menurut dia, sektor-sektor yang diimpor tersebut terhenti, maka akan berdampak buruk bagi ekonomi Indonesia. "Kalau impornya dicabut bisa mati ekonomi Indonesia ibaratnya kalau orang sakit infusnya dicabut bisa mati," tambah dia.

Maka dari itu menurut Moeldoko sudah menjadi barang tentu sektor pertanian menjadi prioritas, sehingga kedaulatan pangan menjadi hal yang wajib bisa diwujudkan. "Apabila terjadi perang, maka akan terjadi perang berlarut dan butuh kekuatan logistik sehingga sektor pertanian sangat diperlukan. Kedaulatan pangan memang sangat dibutuhkan," tandasnya.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito pernah menuturkan ekonomi Indonesia saat ini masih sangat tergantung pada dana asing. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai dana asing memang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Memang ekonomi kita masih banyak dana asing, tapi itu perlu juga untuk pertumbuhan ekonomi, dana asing perlu dibatasi tapi nggak boleh anti asing jangan melarang karena akan menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Sedangkan untuk bisa menumbuhkan perekonomian Indonesia dibutuhkan investasi baik di pasar modal maupun sektor lainnya seperti Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut dia, kebutuhan investasi di Indonesia besar sekali, sementara pemerintah hanya mampu memenuhi sebesar 15-20% saja sehingga untuk bisa memenuhi semuanya perlu dana asing yang masuk.

"Untuk ekonomi bisa tumbuh itu perlu banyak investasi. Contohnya MP3EI itu kan butuh investasi banyak, jadi kalau mau proyek MP3EI mau sukses untuk membiayai 80% kekurangan ya harus dari dana asing," ucarnya.

Kendati demikian harusnya dana asing juga perlu dibatasi agar Indonesia tidak ketergantungan. Untuk itu, masyarakat perlu digenjot untuk meningkatkan investasinya di dalam negeri melalui masuk ke pasar saham.

"Masalahnya kemampuan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi belum tinggi jadi kita tergantung dengan dana asing. Semakin tinggi dana asing ke Indonesia maka kerentanan dan ketergantungan ekonomi Indonesia akan dana asing akan tetap tinggi, tetap perlu terus menggali potensi masyarakat domestik sendiri," tukasnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…