Berpegang Teguh Pada Tiga Prinsip Hidup - I Made Gde Erata, Ketua Dewan Direktur Merangkap Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank

Demi mengembangkan UKM Indonesia Eximbank hadir untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengusaha UKM yang masih sangat terbatas. Khsusnya terhadap aspek teknis ekspor (trade finance, perdagangan internasional) serta aspek finansial.

NERACA

Pagi itu awak Neraca melangkahkan kaki ke gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di bilangan SCBD untuk mewawancarai Ketua Dewan Direktur yang merangkap Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, I Made Gde Erata. Setibanya di sana kami langsung disambut dengan sambutan hangat oleh I Made Gde Erata.

Di ruang kerja berukuran agak lumayan besar itu, pembicaraan berlangsung. Meski berukuran besar tetapi ruangan Pak Erata (sapaan akrabnya-red), masih bergaya jadul alias belum mengalami perombakan. Padahal, yang menempatinya adalah Ketua Dewan Direktur yang sekaligus menjabat Direktur Eksekutif.

“Memang berbeda dengan ruangan yang ada di lantai lainnya, dimana ruangan sudah dirombak lebih modern. Tetapi, meski begitu saya sangat senang di sini. Suasananya sangat sederhana,” sebut dia.

Ya, sederhana menjadi kesan pertama yang bisa Neraca ambil dari sosok Pak Erata. Kesederhanaan inilah yang membuatnya disenangi banyak kalangan (termasuk bawahan-red). Meski sederhana, Erata menyetakan kalau dia adalah sosok yang memegang teguh kepada tiga prinsip hidup, yakni tegas konsisten, dan penuh disiplin.

“Kalau saya sudah bilang A ya harus A, selain itu juga disiplin, disiplin di sini bukan untuk orang tetapi untuk diri sendiri. Lihat saja, jam enam saya sudah sampai kantor dan bekerja, karena saya tidak senang menunda-nunda pekerjaan. Satu lagi, prinsip saya adalah tegas, saya tak segan-segan untuk melawan kalau memang bertentangan dengan prinsip saya,” tegas dia dengan raut serius.

Dengan ketegasan yang dimiliki, sejatinya sosok orang seperti Pak Erata ini amat tidak disenangi banyak orang, khsusnya oleh para bawahannya. Tetapi, tidak demikian menurut dia. Bawahannya sangat senang dengan apa yang dia lakukan itu. Sebabnya, ketegasannya itu demi mendongkrak naik nama perusahaan.

Awal mula karir pria kelahiran Bali ini sesungguhnya dimuali saat bekerja di Direktorat Jendral Pajak sebagai Direktur Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya di 2001 silam, dan pada 2003 dia diminta untuk menjadi Staff Ahli Menteri Keuangan. Kemudian pada 2010 lalu dia gabung ke Indonesia Eximbank.

Di bawah komandonya, aset Indonesia Eximbank pun meningkat. Apa yang ditargetkan dapat terpenuhi dalam waktu lima tahun, telah tercapai dalam waktu empat tahun di bawah arahannya. Sungguh prestasi yang membanggakan. “Ya, kalau soal aset dalam rencana jangka panjang, mungkin naik dua atau tiga kali dari 2012 menjadi Rp100 triliun atau Rp150 triliun,” bebernya.

Saya Orang Kaya

Menjadi orang kaya mungkin harapan banyak manusia yang ada di bumi ini. Dengan banyak uang tentu seseorang akan dengan mudah untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Tetapi, apakah kekayaan itu memulu harus diukur dengan materi (uang)? Rasanya tidak demikian, Erata sendiri mengaku kalau dirinya berasal dari keluarga kaya? Tetapi, bukan kaya materi. melainkan Kaya akan pengalaman.

“Sejak di Bali saya sudah melakukan banyak hal, jadi jangan tanya kerjaan apa yang sudah saya jalani dulu. Tetapi, tanya pekerjaan apa yang belum saya kerjakan. Saya pernah menjadi loper koran dan penjual minyak belum ada SPBU di daerah saya. Makanya saya bilang saya adalah orang kaya,” kata Erata seraya menebar senyum.

Ya, kita mungkin sering mendengar pepatah yang berbunyi “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Di sinilah Erata memanfaatkan pengalamannya yang sudah banyak makan asam garam kehidupan. Buktinya, di usaianya yang menjelang pensiun ini telah banyak hal positif ditorehkan untuk perusahaan.

Hal yang harus digaris bawahi dari Pak Erata adalah perjuangannya membela kesejahteraan semua karyawannya. Tak heran mengapa semua karyawannya rela bekerja mati-matian demi mengembangkan perusahaan. Karena peusahaan sudah memenuhi kebutuhan mereka.

“Coba saja tanyakan karyawan di sini, sudah berapa kali mendapat kenaikan gaji. Mereka setiap tahun selalu naik gaji, saya malah tidak. Tetapi, habis gitu tentu saya tagih apa yang mereka bisa berikan ke perusahaan ini, kan kesejahteraan mereka sudah dipenuhi perusahaan,” kata dia.

Fokus Kembangkan UKM

Erata mengatakan Eximbank selalu siap untuk mendanai UKM. Dengan catatan produk mereka adalah produk ekspor. Karena produk espor itu sangat berbeda dengan produk untuk di jual di dalam negeri. Kalau produk untuk di jual di dalam negeri kan umpamanya, industri furnitur ya tinggal dipajang saja di sebuah kios atau toko. Tetapi, untuk produk ekspor berbeda kondisinya.

“Kalau untuk ekspor kan prosesnya lebih rumit, akan dilihat produk yang dibuat bahannya ini bukan bahan yang dilarang dan melanggar hukum dan lain sebaginya, makanya kalau UKM mau ekspor harus didasari pengetahuan terlebih dahulu,” sebut dia.

Karena, saat ini pengetahuan dan pemahaman pengusaha UKM sangat terbatas. Khsusnya terhadap aspek teknis ekspor (trade finance, perdagangan internasional) sangat , aspek finansial (laporan keuangan, cara pengajuan kredit, pemahaman kontrak).

Inilah salah satu faktor yang dipandang perlu oleh Indonesia Eximbank untuk melakukan kegiatan jasa konsultasi kepada para pengusaha di daerah-daerah. Langkah ini tentu diambil agar produk UKM tersebut dapat diterima pasar luar.

“Kan agar produk mereka diterima pasar, pelaksanaan kegiatan jasa konsultasi diharapkan akan mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan kapasitas dan kapabilitas usaha kecil menengaj (UKM) maupun Bank dengan serangkaian tahapan-tahapan kegiatan tertentu untuk menghasilkan UKM atau Bank yang unggul di pasar global,” jawab dia.

Dengan demikian, ini menjadi salah satu tugas Indonesia Eximbank untuk memajukan UKM yang dimiliki Indonesia agar mampu bersaing di pasar global. Jadi, selain sekedar memberikan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi. Indonesia Eximbank juga membekali UKM dengan pengetahuan.

“Yang jelas kalau untuk pembiayaan, kalau orientasinya untuk ekspor pasti kita biayakan, kalau bukan untuk ekspor ya kita akan mundur,”  ujar Erata.

Program jasa konsultasi ini, merupakan program yang bersifat berkelanjutan dan merupakan program menengah panjang, berupa program strategis utama yang terdiri dari pelatihan, technical assistance, pendidikan, pembiayaan non-komersial, dan penyediaan informasi kegiatan perdagangan internasional, serta program strategis pendukung berupa pemberian sarana dan prasarana pendukung produksi.

Dalam pelaksanaannya, dijelaskan Erata Indonesia Eximbank bekerjasama dengan Kementrian, KADIN, KADINDA, Asosiasi, serta Lembaga terkait lainnya dalam program pengembangan rintisan ekspor.

Output-nya adalah identifikasi calon mitra binaan potensial (non-bankable) untuk ditingkatkan pertumbuhan usahanya dan diarahkan untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih tinggi (bankable).

 

 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…