Untung Melimpah dari Bisnis Bahan Kiloan

Bisnis bahan kiloan jadi solusi pengusaha konveksi skala kecil demi memenuhi kebutuhan masyarakat soal pakaian.

NERACA

Berbisnis di sektor kebutuhan pokok manusia memang begitu menggiurkan. Maklum, yang namanya kebutuhan walau apapun yang terjadi pastiakan dilakoni demi mendapatkannya. Salah satunya adalah bisnis di sektor pakaian. Kian hari kebutuhan akan pakaian terus meningkat, itu juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah penduduk khususnya di Indonesia.

Bisnis pakaian jadi, pasti sangat bersinggungan dengan pasokan bahan pakaian itu sendiri. Biasanya, bahan pakaian itu (bahan untuk celana dan baju), dijual dengan cara beragam. Ada yang dijual secara gulungan, ada yang permeter, ada pula yang dijual secara kiloan. Nah, kali ini kita akan membahsa bisnis bahan secara kiloan.

Ketika suatu pabrik pembuat pakaian, tentunya mereka membutuhkan kain untuk bahan dasarnya, ketika proses pembuatan desaign,tentunya kain tersebut akan di potong sesuai pola yang akan dia buat dan sisa potongan itulah yang nantinya di pergunakan bagi para pengusaha limbah kain ini untuk melakukan bisnisnya.

Karenanya, bisnis bahan kiloan ini, memang sangat diminati khususnya bagi para pengusaha konveksi dengan skala kecil. Maklum, modal yang mereka miliki sangat terbatas untuk membeli bahan pakaian secara gulungan. Sehingga, solusinya adalah bahan kiloan.

“Bahan yang kita jual bisanya berupa bahan jeans. Bahan jenis ini yang paling diminati. Utamanya, bagi kalangan konveksi spesialis pakaian anak. Karena bermain di segmen ini memungkin bagi mereka untuk membeli bahan yang berukuran kecil. Kalau untuk anak kecil kan bahan-bahan ini bisa disambung,” jelas H. Soleh sambil memegang barang dagangannya.

Memang, ada beberapa macam jenis kain yang dipergunakan untuk membuat pakaian seperti baju atau celana. Antara lain adalah, cotton, Polyster, TC (Tetoron cotton), Nylon, Spandex, jeans dan lain sebagainya.

Tetapi, menurut H. Soleh, dari sekian banyak jenis bahan (kain) tersebut adalah bahan jeans yang paling laris. Apalagi, di saat-saat tertentu. Penjualan bahan jeans akan semakin meningkat seiring banyaknya permintaan.

“Biasanya dua atau tiga bulan sebelum Hari Raya Iedul Fitri permintaan akan pakaian mulai meningkat, karena tentunya banyak orang yang akan membeli baju atau celana baru. Nah, di situ juga kita bisa panen keuntungan lebih besar,” jelas bapak beranak lima itu.  

H. Soleh pun mengisahkan kenapa awalnya dia berminat barmain di sektor penjualan bahan kiloan. Awalnya, dia merupakan pengusaha konveksi yang cukup sukses. Tetapi, karena usia yang mulai menua, dia pun lantas mencari peruntungan di tempat lain (menjual bahan kiloan) yang tentunya masih bisa ia kerjakan.

Dengan dana 10 juta dia memulai bisnis ini pada 2005 lalu. Perlahan namun pasti, usahanya terus berlanjut. Menurut dia, keuntungan menjual bahan kiloan ini bisa mencapai 50% dari modal. Tetapi, jika beruntung mendapat bahan bagus dengan harga murah keuntungan yang diperoleh akan lebih besar lagi.

“Kalau lagi dapat barang bagus dan harga murah, tentu itu akan memberikan kita keuntungan yang lebih besar lagi. Makanya, saya tidak segan-segan mengirim orang ke pabrik-pabrik di Tangerang dan kawasan industri lainnya,” kata dia.   

Ya, untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut sebelum dijual ke pengusaha konveksi skala kecil, mayoritas didapat dari para pengusaha yang bergerak di bidang kain  atau produksi pakaian semisal konveksi,pabrik garment,ataupun pabrik pembuat kain. Dengan cara pembelian beragam pula,  ada yang menggunakan sistem perkilo, borongan atau sitem kontrak dengan pabrik

“Harga bahan juga beragam. Kalau saya memang sengaja main di bahan jeans, saya  membeli dengan cara kiloan, biasnya untuk satu kilo bahan itu, antara Rp10 ribu-Rp25 ribu, tergantung kualitas bahan dan besarnya bahan,” tutup dia.

BERITA TERKAIT

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…