Pertagas Bakal Bangun Kota Gas

NERACA

Jakarta - PT Pertamina Gas (Pertagas) bakal membangun kota gas, untuk merealisasikan Pertagas bakal mengandeng perusahaan Jepang, Osaka Gas rencananya bakal dibangun  membangun Selatan Jakarta. Harapnnya proyek itu akan menjadi acuan pengembangan kota gas di Indonesia. "Kami ingin benchmark kota gas seperti apa. Kami mau pilot project, rencanannya selatan Jakarta, jadi memang daerahnya kita cari," kata General Manager City Gas Pertagas Arief Wardono, di Jakarta, Selasa (15/4).

Arief mengungkapkan, kota di Singapura saat ini sudah memanfaatkan gas untuk keperluan rumah tangganya meski gasnya berasal dari Indonesia, sedangkan Indonesia yang memiliki sumber gas belum memiliki kota yang terkonsentrasi menggunakan energi gas. "Kita semestinya seperti itu, tapi kalau mau loncat seperti itu kan sulit harus edukasi penggunaan gas bumi," tuturnya.

Menurut Arief, perseroan sedang menghitung investasi proyek tersebut. Saat ini anak usaha Pertamina tersebut sedang melakukan studi program tersebut dan rencananya akan dilaksanakan tahun depan.

"Masyarakatnya bisa beradaptasi dengan baik setaran Jakarta, itu mungkin dua-tiga kecamatan, Investasi kita belum hitung, kita sedang study, kita berniat menggandeng Osaka gas," jelasnya.

Arief menambahkan, alasan Pertagas menggandeng Osaka Gas karena kota  di Jepang seluruh sumber energinya menggunakan gas, karena itu Osaka berpengalaman memanfaatkan gas sebaga sumber energi.
Sebelumnya Head Of Corporate Communication PT PGN Ridha Ababil mengakui kesulitan mengembangkan jaringan gas kota di Indonesia karena tidak mendapat alokasi gas yang signifikan dari pemerintah.

Padahal PGN mengklaim bisa menjual lebih murah gas bumi (alam) melalui pipa-pipa ke rumah tangga daripada menggunakan Elpiji/LPG (liquefied petroleum gas) kemasan tabung. Harga gas dengan sistem jaringan pipa gas kota hanya Rp 3.000 per Kg setara Elpiji.

"Pelanggan kita ya masih segitu-segitu aja tahun ini seperti pelanggan rumah tangga hanya 88.009 pelanggan, ya ini karena pasokan gasnya tidak cukup, karena kita nggak dapat alokasi gas, kalau kita paksakan tambah pelanggan nanti bisa mengurangi pasokan pelanggan lainnya yang sudah ada," katanya.

Ridha mengungkapkan setelah 2007, PGN tidak lagi menerima alokasi pasokan atau kontrak gas baru yang signifikan.

"Gas tersebutkan tidak bisa beli seenaknya, atau beli langsung ke perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS/perusahaan yang memproduksi gas bumi), gas itu harus mendapatkan alokasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terlebih dahulu, sayangnya kita belum juga dapat alokasi gas," ujarnya.

Ridha menambahkan dengan tidak adanya alokasi gas yang signifikan, membuat PGN sulit untuk mengembangkan jaringan gas, hingga mengantarkan gas bumi agar bisa dimanfaatkan lebih banyak masyarakat, untuk memasak maupun untuk transportasi dan lainnya.

"Pipa gas itu baru bisa dibangun jika sudah ada jaminan pasokan gasnya, bagaimana kita mau bangun pipa menghabiskan miliaran bahkan triliunan rupiah tetapi setelah terbangun gasnya nggak ada, mau diisi apa pipanya. Selain itu jaminan pasokan gas minimal harus 20-25 tahun, bukan cuma 5 tahun," tukasnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…