Indonesia Incar Pasar Produk Mamin Arab Saudi

NERACA

Jakarta - Pemerintah terus mencari pasar ekspor baru (non tradisional) yang bisa diperluas. Beberapa negara di wilayah Afrika, Amerika Selatan dan Timur Tengah menjadi prioritas. Untuk di Timur Tengah, Kementerian Perdagangan tengah mengincar pasar produk makanan dan minuman di Arab Saudi. Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak seperti dikutip, Selasa.

Nus mengatakan salah satu yang dilakukan untuk mempromosikan produk makanan dan minuman Indonesia adalah dengan berkontribusi dari setiap pameran-pemeran yang diselenggarakan di negeri setempat.  "Produk makanan dan minuman serta bisnis hotel menjadi salah satu bisnis utama di Arab Saudi. Hal ini menjadi target pasar Kemendag guna mendorong ekspor produk makanan dan minuman Indonesia. Pameran ini merupakan salah satu sarana promosi ke pasar nontradisional," katanya.

Menurut Nus, Jeddah sebagai pusat dagang dan wisata Arab Saudi, merupakan penghubung antara pemasok dari seluruh dunia dengan negara tetangga di kawasan Timur Tengah dan Teluk. Selain itu, industri makanan dan hospitality merupakan sektor yang paling berkembang di Arab Saudi dengan pertumbuhan wisata haji dan umroh yang juga terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Dengan memanfaatkan peluang itu, Nus berharap produk makanan dan minuman Indonesia akan lebih dikenal secara luas sehingga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi akibat tingginya impor migas.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. "Meski ekspor nonmigas pada 2013 agak menurun sebesar 2,11% dengan nilai US$1,74 miliar dibandingkan setahun sebelumnya, kami positif dengan adanya kegiatan ini dapat kembali meningkatkan ekspor ke Arab Saudi," ujar Nus.

Diakui Konsul Fungsi Pensosbud KJRI Dubai, Adiguna Wijaya, produk  makanan Indonesia diminati pasar Timur Tengah dan Afrika. Produk tersebut, antara lain berupa produk makanan kaleng, susu dan turunannya, minuman ringan, makanan kecil, permen, makanan kesehatan, makanan halal, beras, mie, makanan cepat saji, serta teh dan kopi. "Selain itu juga produk dekorasi makanan, peralatan dapur serta kamar mandi, dan pembersih dapur juga diminati," ujarnya.

Hal itu menurutnya, terlihat dari Pameran “The 19th Gulf Food, Hotel and Equipment Exhibition and Salon Culinaire, and Restaurant & Cafe Middle East” (Gulfood 2014) yang berlangsung di Dubai International Exhibition and Conference Centre/Dubai World Trade Centre (DWTC), 23-27 Februari 2014. Pameran ini  merupakan yang terbesar di dunia untuk kategorinya. "Pada pameran tersebut produk Indonesia sangat diminati penjunjung. Ini peluang besar bagi produk Indonesia ekspansi di pasar global," tambahnya.

Bisa Tumbuh

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman menilai pertumbuhan ekspor industri makanan dan minuman dalam negeri masih terbuka, karena potensi ke pasar ekspor tradisional seperti ke Timur Tengah dan Amerika Serikat masih bagus.

Menurutnya  beberapa produk semisal turunan CPO, turunan terigu, kopi, dan kokoa bisa menjadi andalan untuk membuka pasar-pasar tersebut. Pasar-pasar tradisional masih akan tetap jadi kontributor terbesar bagi nilai ekspor makanan minuman.

"Ekspor ke Jepang, Amerika Serikat, hingga negara di Asia Tenggara diperkirakan bakal terus meningkat. Dengan begitu, pertumbuhan ekspor makanan minuman tahun ini berpotensi melebihi 10%. Sepanjang 2013, ekspor industri ini diperkirakan menembus US$6 miliar," kata Adhi. Walau ekspor bisa naik, lanjutnya, tapi bayang-bayang defisit perdagangan industri ini bukan mustahil bisa berlanjut pada tahun ini.

Sementara itu, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemperin Faiz Ahmad mengatakan, defisit ini disebabkan masih tergantungnya industri makanan minuman pada bahan baku impor. “Mayoritas yang membuat impor menjadi besar adalah untuk bahan baku,” katanya.

Saat ini, industri makanan minuman masih kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan baku dari pasokan lokal. Masalah yang terbesar adalah ketersediaan pasokan secara kontinyu untuk skala industri.

Potensi Besar

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Timur Tengah Fachry Tayib mengatakan, nilai potensi ekspor produk makanan halal buatan Indonesia ke Timur Tengah (Timteng) mencapai US$58 miliar. Adapun, secara total nilai potensi ekspor dunia untuk produk serupa mencapai US$680 miliar.

"Lambat laun diharuskan halal seluruh dunia. Sekarang ini yang mau halal bukan hanya orang Islam saja, itu kan menyangkut makanan yang sudah bersih, prosesnya juga bersih. Kawasan halal itu di Inggris dan Belanda sudah ada, mengapa kita tidak ada. Thailand sudah memiliki kawasan halal food, tapi Indonesia belum ada," kata Fachry.

Oleh sebab itu, Fachry berharap, pemerintah segera mengejar ketertinggalan tersebut. "Kita sedikit telat, tapi kita harus melakukan sesuatu. Kami harap pemerintah memfasilitasi, karena ini domain pemerintah. Harus ada pembicaraan dengan pengusaha. Jangan beranggapan ada tambahan biaya. Kalaupun ada, paling untuk registrasi, itu tidak mahal," tutur dia.

Pada prinsipnya, Fachry menambahkan, semua makanan kering dan minuman harus memiliki sertifikasi halal yang sudah disahkan. Untuk sementara ini, menurut dia, sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah diakui di negara-negara luar, seperti Amerika, Jepang, dan Autralia.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…