Kecil Potensi Asing Lari dari ORI

Kecil Potensi Asing Lari dari ORI

 

Jakarta--- Pemerintah memprediksi sangat kecil terjadinya potensi penarikan arus modal secara besar-besaran (sudden reversal) dari Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Meskipun saat ini kepemilikan asing terus meningkat. "Karena ORI bisa dijadikan underlying produk reksa dana. Jadi saya sama sekali optimistis sudden reversal di ORI tidak ada," kata Dirjen Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan, Rahmat Waluyanto kepada wartawan di Jakarta, (4/8)

 

Oleh karena itu, Rahmat meminta agar public tak mencemaskan kenaikkan drastis kepemilikan asing tersebut.  Berdasarka catatan, porsi kepemilikan asing naik sekitar  tujuh kali lipat pada ORI.  Selain itu, dia mengungkapkan, ORI merupakan instrumen yang peminatnya banyak."(Kalau dana asing keluar) pasti dari investor domestik akan banyak yang bisa menampung. Jadi enggak usah takut sudden reversal," tambahnya.

 

Diberitakan sebelumnya, dalam perkembangan kepemilkan ORI per 18 Juli 2011 tercatat kepemilikan investor perorangan mencapai 43,49%. Tren kepemilikan investor perorangan sendiri menurun semenjak Juli 2010. Tahun lalu, tercatat porsi kepemilikan perorangan pada ORI sebesar 48,65%, artinya terdapat penurunan sebesar 5,16 persen.

 

Bertolak belakang dengan perorangan, investor asing pada ORI meningkat drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jika pada Juli 2010 tercatat kepemilikan asing hanya sebesar 3,31%, maka pada 18 Juli porsi kepemilikan asing pada ORI sudah mencapai 21,65% naik tujuh kali lipat.

 

Sebelumnya, Direktur Surat Utang Negara DJPU Kementerian Keuangan Bimantara Widyajala mengungkapkan minta investor asing terus meningkat pada obligasi ritel Indonesia (ORI), dimana porsi asing di bulan Agustus 2010 hanya 5,71% kemudian melonjak hingga 18%.

 

Memang kepemilikan ORI masih didominasi oleh investor ritel, dimana per Agustus 2011 mencapai 42% dari total outstanding yang diperdagangkan di pasar skunder. Di susul kemudian kepemilkan melalui reksa dana,19%.

 

Namun dibandingkan (YoY) posisi Agustus 2010, kepemilikan ORI oleh investor ritel mencapai 47,44%. Artinya banyak investor ritel yang melepas ORI karena telah mendapat capital gain (keuntungan). "Mereka (asing) masuk ke semua. Bisa dilihat dari SUN reguler juga banyak masuk. Sukri juga banyak. Di satu sisi dengan meningkatnya asing akan naikkan perdagangan di pasar skunder. Jadi hidup kan. Capital gain juga oke," ungkap Bimantara.

 

Menurutnya, aktivitas perdagangan rata-rata harian ORI di pasar skunder saat ini mencapai Rp 300 miliar. Posisi tertinggi perdagangan harian ORI terjadi di bulan Juli sebesar Rp 427 miliar. "Itu Rp 300 miliar di rata-rata. Kalau posisi kemarin Rp 262 miliar. Kalau posisi Desember Rp 427 miliar," jelas Bimantara.  **cahyo

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…