Waspadalah, Penderita Diabetes Meningkat

Waspadalah, Penderita Diabetes Meningkat

Pengetahuan yang minim menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah penderita diabetes, termasuk di Indonesia. Dan, kebanyakan, mereka adalah kelompok usia produktif.

 

"Sebagian besar penderita diabetes ini adalah orang yang cenderung berada pada usia produktif. Padahal diabetes ini dapat mengganggu produktivitas orang," kata Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Achmad Rudijanto.Karena itu, dia mengingatkan kaum muda untuk lebih waspada dan berhati-hati. Lebih spesifik lagi, kata Rudi, penyakit diabetes juga menyerang wanita dan yang berbadan gemuk.  Diabetes, menurut dia, juga tidak hanya karena keturunan, tapi akibat gaya hidup yang tidak teratur, terutama pola makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

 

Melihat kenyataan ini, Prof Achmad sangat menyarankan para anak muda untuk lebih berhati-hati terhadap risiko terkena diabetes. Karena diabetes bisa dialami pada

siapa saja, tidak hanya sekadar bergantung pada riwayat keturunan yang mengalami

diabetes. Angka pasien diabetes di Indonesia pun dianggap akan terus bertambah

setiap tahunnya jika tidak ada pencegahan apapun.

 

Rudi pun mematahkan mitos bahwa penderita atau yang berpotensi menderita penyakit diabetes  dilarang sejumlah makanan enak. “Yang benar adalah, silakan makan apapun, yang penting ditata jumlahnya,” tuturnya.

 

Data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan, pada 2007, jumlah penderita iabetes di Indonesia masih 5,7 juta jiwa. "Saat ini, di Indonesia sudah tercatat ada 8,6 juta orang yang terkena diabetes, meningkat cukup besar dari tahun 2007. Angka ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh negara dengan penderita diabetes terbanyak tahun ini," kata Prof Rudi, saat menjadi narasumber pada Workshop Jurnalistik yang diadakan PT Novo Nordisk Indonesia di Jakarta, belum lama ini.

 

Mengulas data itu, Rudi mengungkapkan kenyataan bahwa 5-10% dari jumlah penderita diabetes itu sudah menderita komplikasi. Sebanyak 50% penderita mengaku belum mengerti tentang seluk beluk penyakit itu. "Sebanyak 50% dari 8,6 juta orang itu tidak terlalu paham mengenai diabetes. Lalu 30% menderita diabetes yang bermasalah dengan gula darah saja,” katanya.

 

Dia khawatir, jumlah penderita diabetes akan terus membengkak jika tak segera diantisipasi, yaitu dengan obat dan memperbaiki gaya hidup, termasuk pola makannya. “Contohnya, makanan ringan itu belum tentu rendah kalori,” ujarnya.

 

Diabetes terjadi akibat kegagalan pangkreas memproduksi insulin yang berguna mengendalikan kadar gula darah. Dalam aliran darah, insulin berjuang memindahkan glukosa ke dalam sel darah. Jika kekurangan insulin, kadar gula dalam darah akan mengalami komplikasi.

 

Langkah Mengatasi

 

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mencegah diabetes? Ada banyak cara, secara medis penobatan, terapi, hingga cara-cara tradisional. Di antara cara tradisional yang diyakini  adalah minum air seninya sendiri. Medical Advisor PT  Novo Nordisk Indonesia Sherly Indriani pun menepis langkah itu. Menurut Sherly, air seni adalah cairan yang dikeluarkan dari tubuh karena memang tidak berguna lagi untuk tubuh, sehingga tidak seharusnya diminum lagi. Selain itu, sejauh ini belum pernah ditemukan penelitian yang menyatakan bahwa air seni dapat menyembuhkan diabetes. Itu hanya mitos saja,” kata ia.

 

Yang terang, Prof Rudi dan dokter Sherly sependapat tentang upaya mencegah dan mengatasi penyakit diabetes. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Yaitu, pertama, diet dalam arti tidak sekadar mengurangi makanan, tapi dalam arti mengatur kesembangan kalori yang masuk ke dalam tubuh.

 

Kedua, latihan atau melakukan gerakan fisik atau berolah raga yang mampu membakar kalori berlebih. Misalnya berolah raga selama 30 menit setiap hari. Ketiga, mengatur pola makanan, serta keempat mengonsumsi obat. “Yang bisa dilakukan untuk diabetes ini hanyalah mengendalikan, bukan menyembuhkan. Karena sejauh ini belum ditemukan obat yang berhasil menyembuhkan penderita diabetes,” ungkap Sherly. (saksono)

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…