Perikanan Non Konsumsi - Logistik Mahal Hambat Bisnis Ikan Hias

NERACA

Jakarta – Potensi perikanan nasional sangat besar baik ikan konsumsi maupun non konsumsi, dan Indonesia didaulat menjadi “surga” bagi kolektor ikan hias dunia. Kendati demikian, saat ini Indonesia hanya menjadi urutan 5 dunia negara eksportir ikan hias. Salah satu permasalahannya pada biaya logistik yang mahal.

Suseno Sukoyono, yang juga sekaligus merupakan Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan hari ini kami mengumpulkan stakeholder maupun pemangku kepentingan untuk dapat membicarakan permasalahan ikan hias nasional. “Potensi ikan hias nasional sangat besar, tapi kita selalu mendapatkan peringkat 5 dunia untuk ekspor ikan hias, maka dari itu saat ini sedang kami bahas duduk permasalahannya. Dari pembicaraan itu salah satu kendala adalah biaya logitik yang mahal menjadikan Indonesia belum menjadi raja ikan hias dunia,” kata Suseno yang juga ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) kemarin di Jakarta.

Selama ini, ekspor nasional melalui Singapura karena negara Singapura biaya logistiknya murah sehingga para pengusaha ikan hias nasional lebih memilih ekspor ke Singapura dari pada langsung ke negara tujuan untuk meminimalisir cost logistiknya. “Dengan melalui Singapura cost untuk logistiknya bisa ditekan hingga 50%, maka dari itu ini bisa dijadikan rujukan maupun kritik terhadap pemerintah agar ada kebijakan mampu menekan biaya logistik,” imbuhnya.

Masalah lain, sambung Suseno, yaitu pada data, saat ini masih banyak ketimpangan data ekspor untuk ikan hias yang masih belum valid karena masih belum ada kesampaan data dalam ekspor. “Salah satu faktor yang mengakibatkan kurang optimalnya pengembangan ikan hias dikarenakan ketersediaan data dan statistik ikan hias yang belum mendukung dan perlu diharmonisasikan,” ujarnya.

Maka dari itu, hari ini juga kami undang perwakilan dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membahas masalah pendataan. “Data yang dianggap paling vailid saat ini adalah BPS, maka dari itu harapannya ke depan datanya bisa valid,” ucapnya.

Karena dengan validasi data tersebut, diyakini saat ini Indonesia seharusnya sudah bisa berada diurutan lebih baik untuk ekspor ikan hias dunia. “Melihat pertumbuhannya, saya rasa ekspor kita sudah lebih baik dari urutan 5 dunia, maka dari itu lagi kita coba lakukan pendataan, Harapannya dengan pertemuan ini dapat memberikan solusi terbaik terhadap pengembangan ikan hias Indonesia,” tegasnya.

Upaya lain yang harus dilakukan adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Untuk mampu bersaing dengan para kompetitor juga perlu disiapkan SDM unggul yang kompeten. “Penyiapan SDM unggul tersebut guna dapat bersaing di dunia internasional dirasa sangat penting, terlebih dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015 yang sudah semakin dekat,” ucapnya.

Berdasarkan data nilai perdagangan ikan hias Indonesia pada tahun 2011 sebesar Rp 565 milyar (target Rp 350 milyar), tahun 2012 sebesar Rp 1,4 triliun (target Rp 1 triliun), dan tahun 2013 sebesar Rp 1,7 triliun (target Rp 1,5 triliun). Besarnya potensi tersebut belum menjadikan Indonesia sebagai “raja” pengekspor ikan hias dunia. Tercatat hingga tahun 2012, Indonesia masih bertengger di posisi 5 dunia di bawah Singapura, Spanyol, Jepang dan Malaysia dengan membukukan nilai ekspor sebesar US$ 21 juta atau berkontribusi sebesar 6,21% untuk pasar ikan hias dunia.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…