Earth Hour - Hemat Listrik Hingga Selamatkan Bumi

Penghematan energi memang menjadi salah satu hal yang cukup penting untuk menyelamatkan bumi dan menjaga keberlansungan kehidupan dibumi. Tidak banyak menang yang menyadari seberapa pentingkah kita menghemat energi dan seberapa besarkah dampaknya bagi bumi kita. sebagian orang terkadang beranggapan, apakah dengan menghemat energi, kita bisa benar-benar menyelamatkan bumi dari kehancuran.

Pemanasan bumi memang sangat membahayakan bumi, pemanasan bumi ini sendiri akibat manusia seringkali menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dalam beraktivitas. Pertumbuhan penduduk, perkembangan industri, dan teknologi makin menambah parah jumlah emisi Gas Rumah Kaca atau GRK  yang dilepas ke udara.

Akibatnya ketika masuk atmosfer Bumi, panas matahari harus melewati panel GRK. Kemudian diserap oleh tanah, air, dan ekosistem lain. Makanya, Bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK, Bumi akan dingin dan beku. Proses ini disebut Efek Rumah Kaca. Secara alami GRK penting. TAPI, GRK di atmosfer bertambah kian hari kian cepat. Bahkan terlalu cepat, akibatnya bumi menjadi terlalu panas.

Terlalu panasnya bumi membuat keseimbangan bumi menjadi terganggu. Menurut WWF,  ada banyak sekali dampak buruknya seperti Gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair, 10 – 20% gletser di pegunungan Alpen hilang dalam 20 tahun mendatang, Gletser seluas 33.000 km2 di pegunungan Himalaya mencair, Permukaan air laut naik 9 – 96 cm. Garis pantai bergeser dan penduduk pesisir pantai terancam mengungsi, Termasuk Indonesia.

Diramalkan pula bahwa sumber kebutuhan air tawar sepertiga penduduk dunia kering pada tahun 2100. Suhu air laut yang panas membuat terumbu karang menjadi putih dan mati, termasuk berbagai jenis ikan karang yang jadi sumber makanan manusia juga. Jumlah kelahiran penyu betina lebih banyak dibandingkan penyu jantan akibat suhu pengeraman yang lebih tinggi. 80% spesies tanaman dan binatang akan punah dalam 1 abad mendatang.

Beberapa dampak yang telah kita rasakan ialah seperti Kekeringan dan kebakaran hutan di hutan tropis Indonesia kian tinggi. Beberapa jenis nyamuk pembawa penyakit, seperti demam berdarah dan malaria, menyebar keluar dari daerah tropis. Musim kemarau panjang dan musim hujan yang singkat, akibatnya banyak yang gagal panen juga krisis pangan. Intensitas hujan yang hebat hingga terjadi badai besar, hujan keras, dan banjir.

Kira-kira 150,000 jiwa tewas setiap tahunnya akibat pemanasan global. Tahun 2003, gelombang udara panas di Eropa menelan 25.482 jiwa. Perkiraan kerugian dari perubahan iklim mencapai USD 11 milyar atau sekitar Rp 110 trilyun per tahun.

Salah satu program penghematan energi ialah Earth Hour. Di Indonesia, program ini telah banyak dikampanyekan. Pada program ini kita cukup mematikan penggunaan lampu kita selama kurang-lebih 1jam. Sudah ada di 33 kota di Indonesia yang ikut melakukan ini.

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007.

Selain itu dilakukan dan dikampanyekan  pula beberapa kegiatan penghematan energi seperti Memilih teknologi terbaru yang membutuhkan energi sedikit namun tetap nyaman. Atau, ganti lampu hemat listrik. Menggunakan energi dengan bijaksana akan mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu.

Lebih sedikit gunakan kendaraan dalam perjalanan singkat atau dekat. Jalan kaki, kayuh sepeda, naik mobil beramai-ramai, dan kendaraan umum, selain akan menghemat pengeluaran transport kita, tentu saja mengurangi karbondioksida. Periksa ban kendaraan kita. Menjaga "kesehatan" ban kita secara teratur mengurangi 10 kg karbondioksida di atmosfer.

Daur ulang sering-sering. Kita bisa menghemat 1200 kg karbondioksida per tahun HANYA dengan mendaur ulang setengah sampah kertas kita sehari. Gunakan air panas secukupnya dan kita mengurangi 420 kg karbondioksida per tahun. Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis. Setiap kali kita mengurangi 10% sampah saja, kita sudah mengurangi 600 kg karbondioksida. Tanam pohon, tentu saja. Bayangkan, satu pohon saja bisa menghisap 1 ton karbondioksida sepanjang hidupnya.

Matikan alat elektronik! TV, DVD, VCD, MP3, stereo, komputer, games, ketika kita tidak sedang menggunakannya. Kita menghemat beribu-ribu kg karbondioksida per tahun. Tak perlu dipindahkan ke posisi stand-by atau memasang timer karena listrik masih tetap mengalir. Semoga tips diatas bisa membantu kita untuk terus menjaga bumi dan keberlangsungan hidup di bumi.

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…