Adaptasi Budaya Perusahaan Negara Matahari Terbit - Fery Wiraatmaja, Commercial & Investor Relations Director Electronic City

Pengalamannya bekerja di beberapa perusahaan Jepang membuat fundamental dirinya terbangun, dengan demikian dia bisa membangun sistem yang tepat dengan mengadaptasi sistem peusahaan Jepang.

NERACA

Berbicara mengenai perusahaan yang pernah dibelanya, Fery Wiraatmaja punya penilaian lebih untuk perusahaan-perusahaan Jepang. Maklum, sejak mengenyam masa kuliah dan kali pertama meniti karir dimulainya dari negara berjuluk Matahari Terbit itu. Fery lantas menceritakan bagaimana dia meniti karir.

Sejak lulus kuliah dari Oita National College of Technology, Jepang pada 1990 di bidang Mechanical Engineering, Fery langsung tancap gas berkarir di beberapa perusaahan asal Jepang, diantaranya Asahi Glass, Mitsubishi Corporation, dan juga Sony Indonesia.

Dasar Fery merupakan sosok penyuka tantangan, maka dia pun mengembangkan kemampuannya di bidang manajemen dengan belajar ilmu manajemen di Indonesia dan Boston  (Amerika) dan Singapura. Ganjarannya, dia tak hanya mahir soal mechanical engineering, tetapi juga mahir mengolah masalah manajemen. Alhasil Fery Wiraatmaja pun laantas mencoba peruntungan dengan berkarir di perusahaan multinasional lainnya dari Prancis dan Korea seperti Alcatel dan LG.

Masih kurang puas, dengan tantangan beberapa perusahaan asing dan perusahaan multinasional lainnya. Dia lantas menjajal perushaan lokal, nah sejak 2001 dia gabung ke perusahaan lokal Electronic City karena tertarik akan tantangan dari perusahaan lokal tersebut.

“Saya sangat senang kalau bisa mengalahkan comfort zone diri sendiri, karenanya saya gabung ke perusahaan ini karena melihat tantangan yang lebih ketimbang bekerja pada perusahaan asing dan multinasional,” kisah Fery.

Sering bergonta-ganti bendera perusahaan, Fery tak segan mengatakan alasan  kalau sebenarnya pasionnya adalah men-develope bisnis dan memberi nilai tambah untuk stakeholder. Akibatnya, perusahaan yang pernah ia bela begitu banyak. “Saya pernah ngalamin bekerja di berbagai bidang, seperti di sales, marketing, operation, tetapi saya senang dengan strategic business developement program,” tegas dia.

Ketika ditanya mengenai prestasi,  pria low profile itu menyatakan tidak ada prestasi yang dapat dilakukan tanpa kerjasama tim. Karena tanpa bantuan timnya, akan sangat mustahil untuk meraih prestasi. Seperti misalnya kala Electronic City melantai di bursa tahun lalu. Semua itu pun dilakukan secara tim.  

Begitu juga kala Electronic City Entertainment (Jak TV) mendapatkan hak siar untuk pagelaran Piala Dunia 2010 silam, prestasi tersebut dirasakan Fery tak mungkin terealisasi kalau saja tidak didukung kinerja tim yang solid.

“Saya tidak mau membanggakan diri, yang jelas semua dilakukan secara tim, rasanya tidak akan mungkin kita melantai di bursa kalau tidak didukung kerjasama tim. Begitu juga saat mendapatkan hak siar piala dunia 2010. Tetapi, kalau prestasi pribadi, yang saya dapat katakan, adalah mampu keluar dari comfort zone, itu prestasi pribadi terbaik yang saya miliki,” kata dia menegaskan.

Untuk membangun kerja tim yang solid, yang dibutuhkan, kata Fery adalah membangun budaya perusahaan terlebih dahulu. Menurut dia, pembangunan corporate culture akan mampu membangun Sumber Daya manusia (SDM) yang luar biasa, dan SDM yang luar biasa akan mampu membangun sistem yang mumpuni bagi perusahaan.

“Itu yang saya pelajari dari perusahaan Jepang, mereka mempunyai corporate culture yang baik, makanya beberapa tahun lalu dan bahkan hingga kini mereka masih berjaya di berbagai bidang usaha, baik ekonomi, teknologi atau lain sebagainya,” sebutnya.

Dia pun menyangkal kalau ada anggapan untuk merubah budaya seseorang itu sangat sulit. Karena sesungguhnya semua itu dapat dilakukan. Karena budaya itu tak ubahnya dengan udara yang kita hirup. Dengan kata lain Kita harus bisa menciptakan udara segar dan bersih serta menyingkirkan udara yang pengap untuk kita hirup.

Menganai merubah budaya, dia mencontohkan kala dirinya pergi ke negara tetangga seperti Singapura, di sini (Indonesia) masyarakat sudah terbiasa dengan budaya buang sampah sembarangan serta budaya tidak mau antree. Tetapi semua itu harus rela dirubah saat berada di sana.

Intinya, kata dia, seseorang pasti akan tertular dan merubah budaya kita kalau didukung dengan hal-hal yang juga sempurna. Kenapa masyarakat Indonesia bisa taat buang sampah kala berada di Singapura, kenapa mereka bisa menanamkan budaya antree kala berada di sana. Jawabnya tentu rasa malu kalau berbeda dengan yang lainnya.

“Kita bisa berubah kalau berada di sana (Singapura), seperti orang luar juga bisa berubah saat berada di sini. Kawan saya misalnya yang asli Jepang, terbiasa tertib di negara asalnya lantas datang ke Indonesia melihat kondisi yang semerawut langsung berubah seperti masyarakat asli sini (Indonesia), bawa mobil lebih ugal-ugalan dari saya,” tegas dia.

Mengenai prospek Electronic City ke depan, Fery menyatakan nantinya persaingan di sektor elektronik ritel akan lebih ketat lagi. Makanya, dia dan timnya tengah menggodok business plan menghadapi persaingan yang kian ketat. Lantas strategi bisnis seperti apa yang akan diusung Electronic City? Berikut penjelasan Fery.

Mengenai strategi yang akan diusung, dalam persaingan bisnis di sektor ini, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengenali market dan perkembangan tren yang ada belakangan ini, dengan tren yang ada tersebut maka costumer behavior akan terungkap, nah dari situ dapat disusun kemana Electronic City akan melakukan ekspansi menurut dia.

“Dulu mungkin tidak terfikirkan kalau transformasi teknologi seperti sekarang ini, dulu kita tidak terpikir untuk belanja lewat smarphone. Dulu saat kecil kita lebih banyak bermain outdoor berbeda dengan anak-anak zaman sekarang, dari situlah kita tetapkan apa langkah yang akan kita ambil,” tegas dia.

Selain itu, regulasi pemerintah juga sangat menetukan langkah yang akan diambil Electronic City. Fery mencontohkan misalnya seperti regulasi untuk perusahaan rokok, nantinya mereka tidak boleh lagi beriklan. Nah regulasi pemerintah yang seperti itu juga akan menetukan kemana arah bisnis Electronic City.

Selain itu, yang akan mempengaruhi langkah apa yang akan dia dan timnya ambil adalah dengan melihat purchasing power masyarakat. “Karena kalau Kita tahu sejauh mana purchasing power masyarakat maka kita akan tahu langkah apa yang harus diambil,” sebut dia soal strategi memenagi persaingan.

Usaha dan Koleksi

Diakui Fery, selain menjadi karyawan sebuah perusahaan dia juga tengah mengembangkan usaha miliknya yang telah digarapnya sejak 2008 silam. Ya usaha yang bergerak di bidang konsultan yang masih dirahasiakan namanya itu dari media, kini tengah mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Pasalnya, usaha di bidang konsultan miliknya berbeda dengan perusahaan konsultan lainnya. Dimana kebanyakan perusahaan konsultan hanya memberikan advise atau nasihat-nasihat kepada kliennya. Tetapi peusahaan milik Fery ini tak hanya berbicara tetapi juga sekaligus membantu merealisasikan apa yang disarankannya.

“Kalau ngomong aja kan gampang, makanya kita sertakan pelayanan lain yang juga mengerjakan apa yang telah kita utarakan. Jadi kita adalah perusahaan konsultan yang tidak hanya NATO (No Action Talk Only),” tegasnya.

Akibatnya, walaupun telah berdiri beberapa tahun lamanya, menurut Fery jumlah kliennya masih bisa dihitung dengan jari. Tetapi, yang jelas klien yang dimiliki tersebut merupakan loyal klien, dan akan memanfaatkan jasanya dalam jangka panjang.    

Dengan memiliki usaha pribadi, mungkin timbul di benak kita, bagaimana dengan Electronic City? Menurut dia, usahanya itu tidak ada masalah dengan Electronic City, dan manajemen dia pun tahu kalau sejak 2008 lalu dia telah membuka usaha di bidang konsultan. Tetapi, manajemen memberi izin karena tidak ada efek negatif bagi perusahaan.

“Manajemen saya tahu kok kalau saya punya usaha, tetapi saya karena tidak pernah ada konflik ya tidak masalah juga dengan perusahaan ini,” terang Fery.

Setiap orang kalau selalu dihadapkan dengan rutinitas pekerjaan maka lambat laun akan menemui titik jenuh. Kalau sudah seperti itu, hasil pekerjaan pun tidak akan maksimal. Lantas, bagaiman cara Fery menghilangkan kejenuhan? Dia punya hobi unik untuk megusir kejenuhan. Yakni dengan mengoleksi barang-barang tua macam mobil. Meski demikian dia tidak mau merinci jumlah dan jenis koleksinya.

“Ya barang koleksi saya barang tua, saya senanag saja memelihara barang tua tapi masih bekerja. Selain itu juga hobi saya membuat saya dapat menjalin networking dengan orang lain karena saya juga ikut beberapa komunitas hobi,” kata dia.

Positifnya lagi, dengan hobi dan komunitas yang diikuti Fery, dia jadi bisa berbagi dengan masyakarakat lainnya. Karena dalam komunitas tersebut ada berbagai program charity untuk berbagi dengan masyarakat lainnya.

Dirikan Yayasan

Dari sekian banyak keinginan yang dimiliki Fery, ada satu menurutnya yang hingga saat ini masih menggebu-gebu dalam benaknya. Yakni mendirikan sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan non-formal. Keingunan itulah yang terus menggelayut di pikiran Fery. Maklum, sebagi orang yang memiliki jiwa sosial tinggi rasa ingin berbagi terus mengakar di otaknya.

“Sebetulnya untuk membuat yayasan harusnya bisa terealisasi tahun lalu, tetapi karena masih sangat sibuk di sini (Electronic City) upaya itu saya urungkan, kan tahun lalu kita melakukan Initial Public Offering (IPO), jadi untuk yayasan tertunda sampai waktu yang tidak ditentukan,” jawab sambil tertawa.

Belakangan ini, dia tengah membangun komunitas terlebih dahulu. Karena maklum saja yayasan yang akan dibangunnya itu adalah yayasan sosial. Jadi pastinya membutuhkan bantuan banyak pihak. Saat ini pula, dia tengah membuat web sebagai tempat komunitasnya berkumpul. 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…