Saatnya Publik Memilih Pemimpin Secara Rasional

NERACA

Jakarta - Dalam rangka meningkatkan kesadaran warga berpolitik secara sehat, Angkatan 1978 Alumni FIS Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Presiden RI: Mengapa Harus Jokowi?” Judul ini menurut Ketua Panitia Asri Hadi, sengaja diambil karena sepertinya banyak hasil survei, perbincangan di media sosial, dan analisis para pakar menunjukkan kecenderungan Jokowi selalu unggul dan berada di peringkat pertama di antara calon-calon presiden lainnya. ‘’Kami mempertanyakan, apakah betul hasil survey dan perbincangan di media sosial menunjukkan dia (Jokowi) menjadi favorit dalam pemilihan presiden mendatang? Kami mempertanyakan mengenai fenomena ini,” katanya di Jakarta, Rabu (2/4).

Fenomena ini akan dijelaskan dan dielaborasi pada seminar yang akan diselenggarakan pada Jumat (4/4) di Balai Sarwono, JerukPurut, Jakarta Selatan. Indonesia yang majemuk dengan penduduk yang tingkat pendidikan yang sebagian besar masih rendah tentu membutuhkan informasi yang sehat. “Kami ingin melakukan edukasi politik bagi publik, agar mereka memilih pemimpin secara rasional, dan tidak ikut-ikutan,’’ ujar Prof Dr Ikrar Nusa Bhakti, peneliti senior LIPI dan alumnus Angkatan 78 UI, seraya menambahkan.
 
Lebih jauh Ikrar juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingkat partisipasi warga untuk memberikan suara yang dalam dua pemilu 2004 dan 2009 lalu serta sebagian besar pemilukada di beberapa daerah terus menunjukkan penurunan. "Apakah ini mencerminkan bahwa warga semakin apatis karena hiruk-pikuk politik pascareformasi yang tidak sehat dan hanya melahirkan politisi yang tidak berkualitas," tutur dia. Menurut Ikrar, adalah momentum bagi bangsa Indonesia untuk terlibat aktif memilih anggota legislatif dan presiden.  "Pilihlah yang terbaik. Cermati dan teliti calon-calon yang ada," tambahnya.
 
Saat ini banyak banyak figur politisi yang pantas menjadi calon Presiden RI mendatang (periode 2014-2019). Sebut saja seperti Jokowi, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie,  Surya Paloh, Mahfud MD, dan masih banyak lagi. Mereka memiliki rekam jejak yang pantas untuk tampil sebagai pimpinan di pentas nasional. Tentu di antara pilihan yang ada itu publik memerlukan informasi yang jelas dengan latar belakangnya. “Kami ingin mengajak masyarakat memilih presiden dengan nalar sesuai dengan pilihan dan hati nurani mereka,’’ tandas Asri. [ardi]

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…