Sektor Perikanan - DJPB Akan Integrasikan Hulu-Hilir Budidaya Udang

NERACA

Jakarta – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, industrialisasi udang nasional saat ini sudah menjadi keharusan untuk dapat mendukung peningkatan produksi dan sekaligus meningkatkan daya saing di pasar domeastik maupun pasar global. Kondisi ini memerlukan adanya kerjasama dan sinergi antar semua pemangku kepentingan di sektor usaha budidaya udang, agar dapat memperkuat industri udang nasional dan mencegah intervensi asing mengendalikan usaha budidaya udang.

“Apabila kerjasama antar semua pemangku kepentingan ini berhasil maka akan memberikan peluang kerja bagi masyarakat dan mampu meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan secara langsung akan menggerakkan roda perekonomian,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangan pers yang dikutip Neraca, Senin (31/3).

Kebijakan DJPB pada kegiatan pengembangan usaha budidaya udang nasional, lanjut Slamet, difokuskan pada upaya meningkatkan efisiensi proses produksi yang berkelanjutan. Program industrialisasi perikanan budidaya, yang salah satu komoditasnya adalah udang, bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan produksi, penanganan dan pemrosesan hasil produksi dan kegiatan pemasaran atau proses hulu sampai hilir. 

“Pelaksanaan program ini harus terus digelorakan melalui berbagai kebijakan dan strategi serta kegiatan yang semakin efektif dan efisien. Hal ini memerlukan  keterlibatan masyarakat pembudidaya, pihak swasta dibidang perikanan budidaya dan juga perbankan untuk dapat bersinergi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing,” ungkap Slamet. 

Guna mendukung peningkatan produksi udang nasional, beberapa program dan kerjasama telah dilaksanakan antara lain Tambak Percontohan Udang (Demfarm) pada tahun 2012 dan 2013, Kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam hal perbaikan saluran irigasi dan peningkatan jalan produksi, Kerjasama dengan Kementerian ESDM terkait penyediaan tenaga listrik untuk kawasan pertambakan, Kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional dalam hal sertifikasi lahan dan juga Kerjasama dengan Perbankan terkait akses petambak atau pembudidaya terhadap modal perbankan.

“Semua program dan kerjasama ini dilakukan dalam upaya membangkitkan kembali gairah usaha budidaya udang nasional. Kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan. Upaya-upaya di atas adalah bagian penting dalam mendorong percepatan pengembangan kawasan budidaya udang dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi udang nasional,” ungkap Slamet.

Program tambak demfarm yang telah dilaksanakan selama tahun 2012 dan 2013 ternyata telah memberikan efek yang luar biasa. Bahkan secara nasional telah membangkitkan para petambak tradisional untuk meningkatkan produksinya melalui penerapan teknologi seperti yang diterapkan pada tambak demfarm.  Selain adanya peningkatan produksi yang signifikan dari tambak-tambak yang sebelumnya mangkrak dan kurang produktif, kesejahteraan petambak dan pekerja yang bekerja di tambak perlahan tapi pasti mengalami peningkatan.

“Peningkatan produksi udang nasional berkorelasi positif dengan bertambahnya luasan tambak budidaya udang, di sekitar tambak demfarm. Tercatat ada penambahan luasan tambak baru yang mencapai 675 ha di enam lokasi tambak demfarm (Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon). Bahkan dari seribu hektar tambak yang direvitalisasi melalui program ini, mampu menyerap tenaga kerja baik musiman maupun tetap sebanyak 130 ribu orang,” kata Slamet.

Untuk mendukung keberlanjutan usaha budidaya udang, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga melakukan kegiatan pendukung seperti PITAP yaitu Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengatasi permasalahan irigasi tambak dan sekaligus menginisiasi terbentuknya terbentuknya kelambagaan pengelolaan jaringan irigasi tambak yang terintegrasi.

“Melalui kegiatan PITAP ini kita akan coba mewujudkan system pengelolaan irigasi tambak yang efisien, efektif, terarah dan tepat sasaran melalui peningkatan partisipasi pembudidaya tambak itu sendiri dalam menjamin ketersediaan air untuk kegiatan budidaya,” ungkap Slamet.

Slamet menambahkan bahwa untuk memenuhi target produksi udang tahun 2014 sebanyak 699 ribu ton, perlu didukung ketersediaan benih bermutu dan induk udang unggul untuk menjamin keberhasilan budidaya udang yang sedang digalakkan.

“Udang VN-1 adalah salah satu solusinya. Udang ini merupakan produk asli dalam negeri yang siap menjadi tuan rumah di negeri sendiri karena mampu bersaing dengan produk impor. Disamping itu, dengan semakin dekatnya penerapan Pasar Bebas ASEAN 2015, kita harus mampu swasembada benih dan induk nasional, sehingga kita dapat mencegah masuknya penyakit dari Negara lain. Swasembada benih dan induk ini bisa dimulai dari kawasan kawasan minapolitan yang kemudian dapat ditiru oleh daerah lainnya,” papar Slamet.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…