Dana Rehabilitasi Korban Becana Alam Rp1,35 T

NERACA

 

Jakarta---Daerah korban bencana alam perlu mendapatkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi. Karena itu pemerintah menyediakan total dana sekitar  Rp1,35 triliun merehabilitasi korban pasca bencara erupsi Merapi.

 

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, program tersebut ditargetkan hingga tahun 2013 mendatang.  "Dananya tidak terlalu besar, untuk rumah dan total semua rekonstruksi serta rehabilitasi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, usai Rapat Koordinasi pasca erupsi Merapi di kantornya, Jakarta, (3/8)

 

Hatta menambahkan, saat ini sudah ada kesepakatan dengan kepala keluarga korban bencana bahwa akan ada penggantian. Hatta menyebutkan, penggantian tersebut bisa berupa lahan dan rumah untuk para korban. Hanya saja, nantinya pemerintah tetap akan meninjau daerah-daerah yang masih dianggap rawan.

 

Pemerintah akan mengosongkan area-area yang dianggap terlalu berbahaya dan memindahkan masyarakat ke tempat yang sudah disediakan.  "Kami sudah mencapai kesepakatan untuk itu. Mereka yang di atas nanti akan turun. Mereka tidak lagi ada yang berpenghuni di kawasan yang berbahaya, kecuali daerah yang kami lakukan dengan pola living in harmony with disaster itu bisa dimungkinkan untuk tinggal di situ," ujar Hatta.

 

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian, Suswono juga menegaskan bahwasannya pemerintah saat ini sudah memberikan ganti rugi kepada masyarakat. Kerugian materiil seperti hewan ternak, sudah hampir seluruhnya diganti. ”Secara umum sudah terselesaikan. Saya kira sudah dibawah 10 persen,”katanya.

 

Total dana penggantian untuk hewan ternak sendiri, Suswono mengatakan sebanyak 30 miliar rupiah yang sudah dibagikan ke masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk mengganti hewan ternak yang mati, seperti sapi. ”Kita kan menyediakan anggaran 100 miliar tapi yang terpakai 30-35 miliar. Total dana yang dikeluarkan sekitar 30 miliar untuk mengganti sapi-sapi yang mati. Dan yang mati sekitar 3000 ekor yang mati,” kata Suswono.

 

Penggantian ini diberikan dalam bentuk yang sama. Sehingga, imbuh Suswono, tidak ada dana yang disalah gunakan oleh masyarakat. ”Mereka boleh mencairkan kalau sudah ada sapi yang dibeli. Mereka yang mencari sendiri, supaya sesuai dengan keinginan mereka. Karena uang itu langsung kita transfer ke bank dan itu langsung menjadi milik petani atau peternak. Mereka tinggal mengambil kalau sudah ada sapi yang mau dibeli,” tutup Suswono. **Salim

 

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…