Hanya 11,09 Liter/Kapita/Tahun - Konsumsi Susu di Indonesia Terhitung Masih Rendah

NERACA

 

Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia saat ini masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lainnya.

"Rata-rata konsumsi susu per kapita Indonesia saat ini hanya 11,09 liter/tahun. Sementara itu negara lain di kawasan ASEAN seperti Malaysia sudah 20 kg/tahun, Singapura 32 kg/tahun, Thailand 33 kg/tahun, dan Filipina mencapai 22 kg/tahun,"ujar Panggah saat acara pembukaan pabrik baru PT Fontera Brands Manufacturing Indonesia di Jakarta, Rabu (26/3).

Menurut Panggah, pertumbuhan industri pengolahan susu pada tahun 2013 naik 12%, bila dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar 10%. "Hal ini menunjukan bahwa masih besar potensi pasar yang belum terealisasi bagi industri pengolahan susu di Indonesia," imbuhnya.

Lebih lanjut lagi Panggah mengatakan Indonesia hingga sekarang rutin mengimpor susu setiap tahunnya. Jumlahnya juga cukup besar, hingga mencapai 2,6 juta ton/tahun. Impor susu dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan susu di dalam negeri yang masih kurang.

"Kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri untuk susu olahan dalam negeri saat ini sekitar 3,3 juta ton/tahun dengan pasokan bahan baku susu dari dalam negeri hanya 690.000 ton atau 21%. Sisanya sebesar 2,61 juta ton atau 79% masih diimpor dari negara lain," paparnya.

Susu yang diimpor biasanya dalam bentuk antara lain skim powder milk, anhydrous milk fat dan butter milk powder. "Pemasoknya dari berbagai negara mulai Amerika Serikat, Uni Eropa, Selandia Baru dan Australia," imbuhnya.

Menurut Panggah, masih kurangnya produksi susu segar di dalam negeri menjadi tantangan baru sekaligus peluang investasi industri peternakan sapi perah di Indonesia. "Ini sekaligus tantangan bagi usaha peternakan sapi perah di dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan mutu susu sapi segar yang berdaya saing. Sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat dipenuhi di dalam negeri," cetusnya.

Ditempat yang sama, Managing Director of Fonterra Asia Pasific, Middle East and Africa (APMEA) Pascal De Petrini mengatakan akan memulai pembangunan pabrik pertamanya di Indonesia, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan susu di Tanah Air.

Produsen susu asal Selandia Baru, Fonterra Brands Indonesia Pembangunan pabrik berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, itu merupakan investasi terbesar yang dilakukan Fonterra di bidang pembangunan pabrik di kawasan ASEAN selama satu dekade terakhir.

"Fonterra Brands Manufacturing Indonesia Cikarang Plant akan memudahkan Fonterra memenuhi peningkatan kebutuhan produk susu di Indonesia," kata Pascal De Petrini.

Pascal De Petrini mengatakan permintaan produk susu di Indonesia akan terus bertumbuh lima persen per tahun hingga 2020. Menurut dia, investasi ini membantu perusahaan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan susu tersebut.

"Investasi ini akan membantu memperluas pangsa pasar untuk merek-merek konsumen kami dan akan meningkatkan kemampuan pengolahan dan pengemasan kami untuk keberlangsungan jangka panjang bisnis kami," ujar dia.

Pabrik tersebut, kata dia, memiliki kapasitas produksi 12.000 ton per tahun, atau setara dengan 87.000 kemasan produk Fonterra seperti Anlene, Anmum, dan Anchor Boneeto setiap hari.

Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia Paul Richards mengatakan selain investasi finansial, Fonterra Brands Manufacturing Indonesia Cikarang Plant akan membawa standar keahlian dan teknologi Selandia Baru ke Indonesia.

Sehingga pabrik Fonterra ini akan memberikan kesempatan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan dengan standar keamanan, kualitas dan operasional kelas dunia.

Menurut Richards, Indonesia telah menjadi bagian penting industri susu global Selandia Baru selama lebih dari 30 tahun atau sejak pertama kali Selandia Baru memasarkan bahan dasar bagi industri makanan dan minuman nasional.

"Kami berkomitmen bersama-sama pemerintah, para mitra serta pemangku kepentingan lain untuk menyajikan nutrisi susu berkualitas bagi semua orang, setiap hari," kata Richards.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…