Berkah Rupiah Melemah - Laba Samindo Resources Melonjak 380,7%

NERACA

Jakarta- Terdepresiasinya nilai tukar rupiah atas mata uang dolar kerap disebut-sebut menjadi salah satu faktor yang menekan kinerja beberapa emiten. Namun, kenyataan tersebut menjadi berkah bagi PT Samindo Resources Tbk (MYOH), salah satu perusahaan penyedia jasa pertambangan batubara. Di tengah kondisi industri batubara yang sedang mengalami penurunan, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih menjadi Rp 173,7 milliar pada tahun 2013, atau naik sebesar 380,7%, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp36,1 milliar.

Corporate Secretary Perseroan, Hananto Wibowo mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi peningkatan laba bersih Perseroan. Faktor pertama, penerapan metode akuntansi pooling of interest, di mana perseroan hanya mengakui laba bersih dari entitas anak pasca akuisisi. Seperti diketahui,  pada akhir 2012 Perseroan melakukan aksi korporasi dengan melakukan akuisisi tiga anak perusahaan. “Mengacu pada metode pooling of interest, maka laba bersih anak perusahaan di periode pra akuisisi oleh Perseroan tidak diakui.” ucapnya di Jakarta, Selasa (25/3).

Adapun faktor kedua, sambung dia, datang dari nilai tukar yang terdepresiasi sampai dengan 26%. “Depresiasi nilai tukar memberikan dampak yang cukup signifikan pada kinerja keuangan Perseroan karena ada sebagian pendapatan Perseroan dalam mata uang dollar “ jelasnya.

Selain itu, pencapaian perseroan di tahun 2013 ini juga ditopang pertumbuhan volume produksi yang mengalami peningkatan. Pertumbuhan tertinggi dikontribusi oleh lini bisnis produksi batubara (coal getting) yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 26,7%, dengan jumlah volume produksi batubara mencapai 9 juta ton.

Sementara itu, untuk mendukung kinerja perseroan tahun ini, perusahaan pertambangan ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 25 juta. Angka tersebut mengalami peningkatan 25% jika dibandingkan dengan dana belanja modal pada tahun lalu sebesar US$ 20 juta. Adapun sumber pendanaannya sendiri berasal dari kas internal perseroan. "Seluruh dana capex tahun ini akan bersumber dari kas internal perusahaan," kata Direktur Pengembangan Bisnis Samindo Resources, Priyo Pribadi Soemarno.

Nantinya, menurut dia, dana investasi yang dicanangkan tahun ini akan dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi tambang batu bara dan overburden (OB) perseroan, ”Kami akan belanjakan dana ini untuk menambah alat-alat guna menunjang pertambangan. Jika ingin meningkatkan produksi, sudah seharusnya kami beli alat-alat untuk mendukungnya,” jelasnya.

Sebagai informasi, saat ini kapasitas produksi batu bara perseroan sebesar 9 juta metric ton (MT) dan untuk OB mencapai 52 kubik per tahun. Dengan adanya tambahan alat-alat tambang tersebut, ditargetkan kapasitas produksi keduanya dapat meningkat sekitar 15-20%. Dimana untuk produksi batu bara ditargetkan 11 juta metrik ton per tahun dan untuk OB akan mencapai 58 juta kubik. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…