AKR Land Ekspansi Bisnis Properti Di Manado

NERACA

Jakarta – Salah satu pengembang properti bertaraf internasional AKR Land Development tengah melakukan ekspansi besar-besaran untuk membuat Kota Manado menjadi tujuan para turis baik domestik ataupun mencanegara untuk singgah ataupun berinvestasi di sana. Pasalnya, AKR Land Development yang juga salah satu anak perusahaan AKR Group ini menganggarkan dana sekitar Rp10 triliun untuk mengembangkan bisnis properti di Manado.

Managing Director AKR Land Development Widijanto mengatakan AKR Land Development tengah membangun sebuah kawasan komersial yang didalamnya telah lengkap berbagai macam fasilitas seperti apartemen, hotel, perumahan, perkantoran, ruko, rumah sakit, pusat perbelanjaan. “Kami menyiapkan Grand Kawanua International City sebagai tempat tinggal dan tempat berinvestasi dengan taraf internasional yang nyaman, aman dan profesional,” ungkap Widijanto saat berdiskusi dengan media, di Jakarta, Kamis (20/3).

Pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 180 hektar yang nantinya dibangun secara bertahap. Untuk tahap pertama, sambung Widijanto, pihaknya telah membangun Novotel Hotel dan beberapa cluster perumahan. Untuk tahap kedua, AKR Land tengah membangun pusat perbelanjaan dan beberapa ruko yang nantinya mulai dibuka bertepatan dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2014. “Nantinya kita akan bangun 16 cluster perumahan yang dilengkapi dengan 8 commersial zone,” ucapnya.

Untuk bisa menyelesaikan kawasan komersial yang diberi nama Grand Kawanua International City (GKIC) tersebut, Widijanto mengaku membutuhkan waktu 15 tahun agar tercapai sesuai dengan rencana. “Kita membangun dari 2007, kalau ingin sesuai dengan rencana maka dibutuhkan waktu 15 tahun agar bisa selesai. Sejauh ini, beberapa cluster yang kita jual juga mendapatkan respon positif dari masyarakat yang rata-rata diminati oleh orang Manado,” tuturnya.

Dikala pengembang-pengembang properti fokus untuk membangun investasinya di jantung ibukota atau kawasan penyanggah lainnya, akan tetapi AKR Land Development justru fokus untuk mengembangkan sektor properti di Manado. Widijanto beralasan bahwa Manado adalah salah satu daerah yang mengalami residential growth yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. Mengutip dari data Bank Indonesia, residential growth di Manado menyentuh angka 25%, disusul dengan Surabaya sebesar 22%, Makasar 12%, Bandar Lampung 11%, Palembang 11% dan Jabodetabek 8%.

“Hasil tersebut menjadi catatan penting bagi pelaku ekonomi khususnya para pengembang perumahan. Meskipun ada keterangan tambahan bahwa kenaikan dipicu antara lain karena biaya produksi, harga bahan bangunan, kenaikan harga BBM dan kenaikan upah buruh, namun proyeksi ini tetap memberikan respon positif bagi pengembang untuk tetap menyediakan properi residential bagi pasar karena ada permintaan kebutuhan properti residential yang cukup tinggi,” tuturnya.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara secara umum telah mencapai 7,45% pada 2013 atau berada diatas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Jumlah penduduk Sulut yang mencapai 2,3 juta jiwa juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. “Masyarakat Manado dan Sulut juga memerlukan hunian yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Untuk itu kebutuhan terhadap hunian semakin meningkat,” jelasnya.

Indikator lainnya yang membuat AKR Land Development merasa bahwa Manado akan mengalami pertumbuhan yang pesat adalah masuknya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mana bandar udara Sam Ratulangi Manado yang akan semakin diperluas, infrastruktur yang ditingkatkan, kemampuan pasokan listrik ditambah lantaran adanya PLTA Lahendong dan dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bitung. “Semua hal tersebut akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Sulut dan Manado,” katanya.

GKIC, lanjut dia, juga mendukung North Sulawesi Tourism Board (NTSB) atau lembaga yang dibentuk antara Pemprov Sulut dengan Swasta untuk meningkatkan sektor pariwisata dan Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE) di Manado dan Sulut. “Sulut dan Manado yang menjadi tujuan wisata unggulan nasional dan MICE didukung pemerintah pusat dengan menyelenggarakan sekitar 300 pertemuan nasional dan 30 pertemuan internasional setiap tahunnya, padahal beberapa waktu tahun lalu masih sepi. Jadi salah satu dukungan kami adalah menyediakan hospitally dan MICE yang sudah siap di Novotel Manado Golf Resort and Convention Center,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…