IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu sore ditutup menguat seiring maraknya aksi beli yang dilakukan investor dengan lebih dari satu triliun rupiah. Alhasil, sentiment positif tersebut membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 15,845 poin (0,33%) ke level 4.821,457. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,893 poin (0,36%) ke level 815,330.

Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan, aksi beli pelaku pasar oleh dorongan politik dan harapan dana asing akan terus masuk ke dalam negeri membuat IHSG kembali terkerek naik, “Kondisi politik yang sesuai dengan ekspektasi pasar akan membuka tren penguatan indeks BEI lebih lanjut,”ujarnya di Jakarta, Rabu (19/3).

Dirinya menuturkan, indeks BEI kembali dalam momentum naik untuk mengetes level batas atas psikologis menuju level 4.900 poin. Dirinya, merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan pada Kamis (20/3) yakni Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank Panin (PNBN), Bumi Resources (BUMI).

Sementara analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio menambahkan, faktor teknikal menjadi salah satu pendorong IHSG Rabu ini sehingga berhasil kembali menguat. Di sisi lain, lanjut dia, mayoritas busra saham Asia yang berada dalam area positif menambah psikologis bagi pelaku pasar untuk kembali masuk ke pasar saham.

Dirinya memperkirakan, indeks BEI Kamis diperkirakan memiliki peluang melanjutkan penguatan pada kisaran 4.800--4.860 poin. Pada perdagangan kemarin, saham-saham unggulan di sektor komoditas, yaitu agrikultur dan pertambangan, menjadi yang paling banyak diincar investor. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 1,175 triliun di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 304.474 kali pada volume 5,362 miliar lembar saham senilai Rp 8,132 triliun. Sebanyak 185 saham naik, 108 saham turun, dan 89 saham stagnan. Nilai dan volume transaksi perdagangan hari ini melonjak tinggi karena ada penyelesaian penjualan saham PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) oleh PT Indosat Tbk (ISAT). Transaksi yang dilakukan di pasar negosiasi ini mencapai Rp 1,5 triliun di pasar negosiasi.

Bursa-bursa regional masih jatuh ke zona merah menutup perdagangan kemarin. Hanya bursa Jepang dan Indonesia yang masih menguat. Investor fokus menunggu hasil pertemuan dua hari The Fed. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Mayora (MYOR) naik Rp 925 ke Rp 29.600, United Tractor (UNTR) naik Rp 375 ke Rp 20.600, Astra Agro (AALI) naik Rp 375 ke Rp 26.425, dan Waran Bali Towerindo (BALI-W) naik Rp 325 ke Rp 1.230.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 625 ke Rp 46.550, Saratoga (SRTG) turun Rp 485 ke Rp 4.285, BTPN (BTPN) turun Rp 185 ke Rp 4.700, dan SMART (SMAR) turun Rp 150 ke Rp 6.850.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI naik 13,372 poin (0,28%) menjadi 4.818,984. Indeks LQ45 naik 1,975 poin (0,24%) ke level 812,437. Maraknya sentimen negatif hampir menghilangkan semua poin yang sudah dicetak IHSG akhir pekan lalu. Wall Street mampu naik cukup tinggi meski diterpa sentimen negatif Rusia yang berencana mengklaim Crimea lepas dari Ukraina.

Sentimen dari bursa global ini sampai juga ke bursa Asia. Namun sayangnya tidak semua bursa regional bisa menguat, beberapa ada yang terkena koreksi. Mayora (MYOR) naik Rp 700 menjadi Rp 29,375; Gudang Garam (GGRM) naik Rp 450 menjadi Rp 47.625; Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp 400 menjadi Rp 26.450; Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 300 menjadi Rp 24.000.

Berikut saham-saham yang masuk top loser, Saratoga (SRTG) turun Rp 370 menjadi Rp 4.400; Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) turun Rp 300 menjadi Rp 5.800; Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 275 menjadi Rp 15.800; Solusi Pratama (SUPR) turun Rp 200 menjadi Rp 8.500.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 11,89 poin atau 0,25% menjadi 4.817,50. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,08 poin (0,38%) ke level 815,52,”Sentimen domestik masih cukup kondusif untuk menopang pasar saham domestik, terutama laju inflasi yang sudah kembali normal dan kembali masuknya modal asing," kata analis Kresna Securities Etta Rusdiana Putra.

Meskipun demikian, menurut dia, faktor eksternal masih menjadi risiko yang dapat membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi ambil untung dalam jangka pendek,”Saat ini, pelaku pasar cenderung memfokuskan perhatiannya terhadap risiko perlambatan ekonomi China, terutama setelah angka investasi langsung di China hanya tumbuh 4,1% secara tahunan pada Februari 2014 atau di bawah perkiraan pasar yang sebesar 8,0%," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, faktor risiko eksternal lainnya yakni spekulasi terhadap pengurangan lanjutan stimulus the Fed juga akan masih menjadi katalis negatif. Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 74,08 poin (0,34%) ke posisi 21.509,42, indeks Nikkei turun 9,94 poin (0,07%) ke 14.401,33 dan Straits Times melemah 24,98 poin (0,81%) ke posisi 3.068,86. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…