Tumpang Tindih Kewenangan, Biang Masalah Transportasi

NERACA

Jakarta
-Permasalahan transportasi di Kota-kota besar seperti DKI Jakarta disebabkan tidak adanya sinkronisasi antarlembaga pemerintah, ini karena masih adanya tumpang tindih kewenangan antara satu dengan yang lain sehingga mengakibatkan urusan tranportasi menjadi kusut dan tak kunjung usai.

Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan, Joko Sasono menjelaskan permasalahan pokok yang menyebabkan banyak permasalahan di perkotaan itu disebabkan adanya tumpang tindih kewenangan antara satu dengan yang lain. "Kemampuan dan kewenangan antara satu pemerintah dengan yang lain itu saling tumpang tindih, sehingga sulit sekali diredam masalahnya," kata Joko di Jakarta, kemarin.

Sebagai contoh kenapa permsalahan masih belum usai salah satunya dimana laju pertumbuhan pertumbuhan kendaraan seperti mobil dan motor itu tidak bisa dikendalikan oleh beberapa Kementerian. Masalah utamnya pada kemacetan, bagaimana bisa diantisipasi jika produksinya jalan terus.
"Kementerian Perhubungan tidak bisa menghentikan produksi mobil atau motor di Indonesia karena itu bukan wewenangnya yang bisa hanya mengarahkan transpotasi jalan darat udara dan laut. Sementara di Kementerian yang lain di dorong agar produksi itu terus ditingkatkan," imbuhnya.

Dia menilai perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia menurutnya sudah sangat melebihi pertumbuhan jalan, sehingga dirinya melihat banyak orang yang menggunakan pinggiran jalan karena sangaking penuhnya jalan raya utama. “Jalan sudah tidak bisa menampung lagi karena pertumbuhan kendaraan yang sangat pesat,” paparnya.

Kendati demikian, Menteri Perindustrian M.S Hidayat pernah mengatakan bahwa yang menjadi masalah bukan produksi kendaraan, tetapi manajemen lalu lintas harus diperbaiki. Dia menjelaskan kemacetan hanya terjadi di sekitar 50 kabupaten/kota dari total 500 kabupaten/kota di Indonesia.

“Bila manajemen transportasi diterapkan seperti di kota-kota besar di negara lain, persoalan kemacetan akan dapat diatasi,” ujarnya.
Sebagai gambaran  tahun 2013 lalu penjualan mobil nasional diperkirakan menembus 1,2 juta unit jika suhu politik dan ekonomi terus stabil. Dan penjualan sepeda motor tahun 2013 diproyeksikan mencapai 7,2 juta unit. Pertumbuhan industri otomotive ini diklaim belum tersedianya sarana transportasi massal yang memadai sehingga mendorong berkembangnya pasar otomotif di Tanah Air yang kian subur pertahunnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV NERACA Samarinda - Pj…

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV NERACA Samarinda - Pj…

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…