Kantungi Pinjaman US 200 Juta - Kinerja XL Masih Terbebani Utang Besar

NERACA

Jakarta – Kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) makin terbebani dengan utang yang terus bejibun lantaran ambisi perseroan untuk terus memuluskan mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia. Pasalnya, perseroan belum lama ini menambah pinjaman sebesar US$200 juta dari dua bank asing.

Seketeris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Murni Nudini mengatakan, perseroan pada 12 Maret 2014 telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan United Overseas Bank Limited dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd cabang Jakarta,”Masing-masing fasilitas pinjaman berjumlah sebesar US$100 juta dengan jangka waktu tiga tahun sejak tanggal pinjaman dan diberikan tampa jaminan," kata Murni dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (13/3).

Menurut Murni, kedua fasilitas pinjaman tersebit akan digunakan untuk membiayai pengambilalihan PT Axis Telekom Indonesia oleh perseroan. Dalam aksi ini, perseroan telah mengantongi semua izin dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Komunikasi dan Informastika, dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).

Sesuai dengan perjanjian jual beli bersyarat antara EXCL dan STC, setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham dan regulator terkait. Maka, perseroan akan segera melakukan pembayaran kepada pemegang saham AXIS sekitar US$865 juta. Dalam pembiayaan transaksi tersebut, perseroan menggunakan kombinasi pinjaman yakni dari pemegang saham Axiata sebesar US$500 juta dan pinjaman dari institusi finansial sekitar US$365 juta.

Sebelumnya, Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe pernah bilang, mergernya PT XL Axiata Tbk dengan PT Axis Telekom membuat saham EXCL tidak begitu memuaskan. Pasalnya, masalah utang yang didera oleh kedua perusahaan membuat merger tersebut tak sesuai. Seperti diketahui, jumlah utang XL selama sembilan bulan tahun 2013 tercatat sebesar Rp17,6 triliun. Jumlah itu meningkat Rp3 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,6 triliun.

Dirinya juga menuturkan, utang yang dimiliki EXCL tersebut akan menjadi beban bila melakukan merger dengan Axis. "Sebetulnya Axis dan XL utangnya gede, tapi kita tidak tahu utang Axis berapa, karena dia perusahaan tertutup,”paparnya.

Tercatat sepanjang tahun 2013, perseroan membukukan pendapatan stabil di angka Rp21,4 triliun. Pendapatan itu didorong penetrasi data yang kuat dengan kenaikan pendapatan layanan data sebesar 16% dari tahun lalu. Adapun pendapatan non-percakapan memberikan kontribusi sebesar 54% dari total penggunaan pendapatan atau meningkat dari 50%.

Selain itu, XL sanggup menstabilkan dan membawa perubahan arah perusahaan dan berlanjut dengan pencapaian pertumbuhan operasional selama 2013. Dimana layanan data kembali menjadi layanan dengan tingkat pertumbuhan tercepat dan menjadi kunci  dengan kontribusi sebesar 23% dari total pemakaian pendapatan dibandingkan 20% dari tahun lalu. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…