Agar Produk UKM Mampu Menembus Batas

Agar Produk UKM Mampu Menembus Batas

Sesungguhnya cukup banyak potensi Indonesia yang mampu menjadi pemimpin pasar lintas negara. Jika hal itu bisa dioptimalkan, produk lokal kita bisa menjadi andalan dunia.

 

Kementerian Koperasi dan UKM, misalnya, mengerahkan sejumlah jurus agar produk dari kalangan UKM mampu berperan dalam meningkatkan nilai ekspor hingga neraca perdagangan kembali surplus, tidak minus. “Kita harus upayakan peningkatan mutu produk hingga mampu mengurangi impor dan mendongkrak nilai ekspor,” kata Deputi Produksi Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta dalam acara Orientasi Jurnalis 2014 di Kementerian Koperasi dan UKM, belum lama ini (7/3).

Menurut Wayan, di antara produk lokal yang mampu diintegrasikan ke dalam pasar global, termasuk dalam pasar ASEAN di saat ini maupun saat dicanangkan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang, kopi dan kakao sebagai organic farming. Produk kopi yang terkenal antara lain Toraja, Kintamani, dan Sidikalang.

Kopi merupakan hasil perkebunan yang akan dikembangkan menjadi usaha produktif dan sudah memanfaatkan mesin pengupas kulit kopi kapasitas 600 kg/6 jam. Produksi kopi/tahun mencapai 200 ton dengan harga kopi perkilogram Rp 16.000. “Kakao Indonesia itu kedua di dunia,” kata dia.  

Pengembangan produk unggulan dapat dilakukan melalui program one village one product (OVOP).  Program ini, kata Wayan, dimulai sejak 1979 di Jepang dalam bentuk pngembangan produk lokal. Saat ini program itu sudah diterapkan di sejumlah negara. Di Thailand, kini sudah memiliki sekitar 1.000 OVOP. Di Malaysia terdapat 300an OVOP. Bagaimana dengan Indonesia? Sekarang baru ada 80an OVOP.   

Selain mengembangkan kualitas produk, yang harus dipikirkan adalah bagaimana produk unggulan itu mampu menembus pasar. Tidak hanya pasar domestik, tapi juga pasar internasional. "Sebagai pemerintah peran kami adalah regulasi, pelayanan, promoting. Karena itu peran utama deputi kami adalah merubah mindset UKM yang selama ini berorientasi produksi menjadi orientasi pasar," kata Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Emilia Suhaimi di tempat sama.

Menurut Emilia, diperlukan aksi untuk meningkatkan daya saing koperasi dan usaha kecil menengah agar mempunyai ketahanan perekonomian domestik dan membangun keunggulan global. Untuk itu kata Emilia, pihaknya akan berusaha mengupayakan peningkatan nilai tambah produksi, dan jangkauan pemasaran UMKM. Hal itu dapat ditempuh melalui program produk unggulan, inovasi dan teknologi, standarisasi proses dan produk, serta trading house dan pengembangan informasi pasar.

Pemasaran dan Promosi

Setidaknya ada dua program yang sedang diupayakan, yaitu program bantuan sosial dan fasilitasi, promosi, dan perluasan akses pasar. Program bantuan sosial dilakukan melalui antara lain revitalisasi pasar tradisional dan penataan sarana pedagang kaki lima (PKL). Revitalisasi pasar tradisional diutamakan untuk daerah tertinggal atau di kawasan perbatasan. Program lainnya adalah penataan toko koperasi UKM Mart, pengembangan pusat distribusi toko koperasi. pengembangan sarana kemitraan investasi KUMKM.

"Kita sudah alokasikan dana Rp 4,47 miliar untuk pasar tradisional dan sudah ada 368 unit toko retail modern (UKM Mart) senilai Rp 23,9 miliar di seluruh Indonesia. Mulai tahun ini, UKM Mart akan berupaya terus stabil dalam memasok barang hingga tidak kalah saing dengan toko retail lainnya seperti Indomart, Alfamart atau Sevel," ujar Emilia.

Sudah ada sejumlah paket promosi dan perluasan akses pasar yang dilakanakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Pertama, pameran promosi di dalam negeri, seperti penyelenggaran Smesco Festival, penyelenggaraan yang tematik. Pameran tematik antara lain Smesco Fashion and Accesorries Expo, Smesco Food and Packaging Expo.  “Khusus Smesco Festival, diadakan di kawasan Senayan, yaitu Jakarta Convention Center (JCC) yang mmpunyai tempat yang lebih luas,”kata dia.

Untuk promosi di luar negeri, Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM,  setidaknya ada Sembilan even yang bisa dimanfaatkan. Di antaranya adalah di  Jerman, China, Hong Kong, Malaysia, Jepan, juga Australia.  (saksono)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…