Persiapan Hadapi Pasar Bebas ASEAN - Indonesia Baru Punya 111 Laboratorium Uji Pangan Terakreditasi

NERACA

 

Jakarta - Industri pangan merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat proses integrasinya guna menghadapi pasar tunggal (single market) dalam kerangka ASEAN Economic Community (AEC) yang akan berlaku pada 31 Desember 2015. Dalam proses integrasi tersebut khususnya pada sistem pengawasan, laboratorium pengujian pangan menjadi salah satu komponen penting yang diperlukan, melalui pelayanan data analitik ilmiah tentang keamanan dan mutu suatu produk pangan yang akan beredar di pasar.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman mengatakan Indonesia baru mempunyai 111 laboratorium yang terakreditasi, celakanya lagi laboratorium tersebut kebanyakan terdapat di Pulau Jawa.

"Kondisi itu menuntut adanya referensi terkait kualitas bahan pangan yang akan diekspor. Sayangnya, laboratorium Indonesia belum menjadi rujukan bagi pengujian komoditas pangan di kawasan ASEAN," jelas Adhi di sela acara Launching Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI), Rabu (12/3).

Lebih lanjut lagi Adhi mengatakan Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, itu belum ditunjuk jadi laboratorium rujukan,dalam hal pengujian pangan, Indonesia kalah dengan negara-negara tetangga. Menurut dia, beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia telah menjadi rujukan pengujian pangan untuk kebutuhan ekspor."Kita saat ini sedang mengajukan untuk itu, sebagai laboratorium reference," kata Adhi.

Keberadaan laboratorium pengujian pangan diperlukan untuk menyelesaikan perselisihan antar negara terkait standar komoditas pangan. Sehingga, hasil pengujian laboratorium ini dapat digunakan oleh pihak yang bersengketa. "Jejaring laboratorium pangan Indonesia ini untuk mendukung ke sana (rujukan ASEAN), sehingga memperkuat posisi Indonesia," ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPKIMI Arryanto Sagala mewakili Menteri Perindustrian mengatakan kelompok kerja Indonesia untuk ACCSQ-PFPWG (Asean Consultative Committee on Standards and Quality – Prepared Foodstuff Product Working Group) yang dikoordinasikan Kementerian Perindustrian dengan beranggotakan berbagai instansi terkait, menginisiasi untuk membentuk “Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI) atau Indonesia Food Testing Laboratory Network (IFTLN)," kata Aryryanto.

Kepala BPKIMI mengatakan, JLPPI memiliki tujuan untuk memadukan kemampuan seluruh laboratorium pengujian pangan dalam mendukung perdagangan pangan nasional, regional, maupun global. Secara khusus, JLPPI juga bertujuan untuk mendukung kesiapan laboratorium pengujian pangan dalam menghadapi pasar.

Perkuat Kerjasama

Sementara itu, dalam hubungan regional yang lebih luas di kawasan ASEAN, khususnya dalam kaitannya dengan Pasar Tunggal ASEAN, JLPPI akan melakukan link dengan jejaring ASEAN terkait, misalnya dengan ARL (ASEAN Reference Laboratories) dan ARASFF (ASEAN Rapid Alert System for Food and Feed). Selanjutnya juga diharapkan agar dalam forum JLPPI dapat terbentuk Laboratorium Acuan Penguji Pangan Nasional yang meliputi sektor-sektor pengujian pangan yang penting terkait Food Safety.

Oleh karena itu, dalam rangka untuk meningkatkan keamanan pangan di Indonesia dan dalam rangka persiapan menghadapi pasar bersama ASEAN, diperlukan peningkatan kapasitas dan kualitas laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan peningkatan ini adalah dalam rangka mendukung kegiatan surveillance dan monitoring masalah keamanan pangan from farm to table, di samping dengan wadah Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI) dapat memperkuat kerjasama antar laboratorium dan meningkatkan kinerjanya serta memperkuat jejaring lainnya seperti Indonesian Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF).

Menurut Kepala BPKIMI, perdagangan bebas menuntut adanya penerapan yang adil, dengan sistem yang lebih terbuka tanpa ada tapal-batas. Namun di sisi lain, tiap negara juga memiliki tugas perlindungan terhadap industri pangan dalam negeri masing-masing. Oleh karena itu, dengan tekad untuk saling mendukung dalam peningkatan kejujuran, ketepatan hasil dan reputasi yang tinggi serta untuk menggalang kemajuan bersama dalam uji profisiensi dari provider nasional maupun internasional, maka JLPPI diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan industri pangan olahan dalam rangka mensukseskan pasar bersama ASEAN.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…