Maraknya fashion di setiap kalangan semakin membuat aksesibilitas fashion bergerak ke seluruh penjuru dunia. Tak ayal, profesi di dunia fashion ini pun memiliki masa depan yang cerah. Demi menghasilkan sekolah desain berkelas dunia di Indonesia yang dititikberatkan kepada industri kreatif, Binus University berkolaborasi dengan universitas yang memiliki program fashion tertua di Inggris, memperkenalkan Binus Northumbria Design School (BNDS).

NERACA

“Fashion adalah refleksi kedewasaan jati diri seseorang.” (Desainer Musa Widyatmodjo)

Dahulu busana merupakan kebutuhan primer belaka. Seiring dengan berkembangnya dunia industri, hiburan, informasi dan teknologi, gaya berbusana (fashion) menjadi media untuk menunjukkan eksistensi seseorang dalam komunitasnya. Dengan mengikuti fashion tertentu, seseorang bisa menunjukkan jati dirinya.

Maraknya fashion di setiap kalangan semakin membuat aksesibilitas fashion bergerak ke seluruh penjuru dunia. Ini terlihat dengan tidak sedikitnya anak-anak muda yang berminat untuk menekuni profesi sebagai desainer fashion yang terkesan glamour, mewah dan prestisius ini dengan mencari sekolah-sekolah desain yang berkualitas untuk mengembangkan bakat dirinya dalam menciptakan sesuatu yang baru dan terkini untuk dipamerkan, diproduksi dan akhirnya dipasarkan pada masyarakat.

“Desain anak Indonesia itu sangat kreatif dan punya potensi menjadi besar," tutur Rektor Binus University, Prof Dr Ir Harjanto Prabowo MM

Melirik hal ini, Binus pun memperkenalkan Binus Northumbria Design School (BNDS). BNDS merupakan hasil konsep dari upaya kolaboratif intens antara Binus International dengan Northumbria University, universitas yang memiliki program fashion tertua di Inggris dan terkenal akan program pembelajaran serta kualitas lulusannya.

Harjanto mengungkapkan, dengan kehadiran BNSD tentunya semakin meningkatkan kualitas program pembelajaran Graphic Design & New Media, Fashion Design dan Fashion Management dimana para mahasiswa bisa mendapatkan dual degree dalam waktu 4 tahun tanpa harus ke luar negeri.

“Selain itu, pada setiap akhir semester, tim audit dari Northumbria University - Newcastle, Inggris akan datang ke Jakarta untuk memberikan penilaian tugas mahasiswa dan mengadakan workshop serta memberikan masukan kepada dosen untuk pengembangan program,” papar dia

Menilik kerja sama tersebut, belum lama ini, Binus pun mendapat kunjungan oeh Minister of State for Universities and Science of United Kingdom, The Rt Hon David Willetts MP. Dalam kunjungannya ke Kampus BINUS Senayan - The Joseph Wibowo Center (JWC), The Rt Hon David Willetts MP  didampingi oleh Prof. Andrew Wathey(Vice-Chancellor, Northumbria University)

Northumbria University merupakan perguruan tinggi dengan program-program di bidang Design yang telah berpengalaman lebih dari 150 tahun di Inggris dan terkenal akan program pembelajaran serta kualitas lulusannya. Kerjasama ini dipercaya akan memberikan perkembangan yang berarti dalam menghadirkan pendidikan berkelas dunia di bidang kreatif dengan kurikulum yang up-to-date untuk terus meningkatkan softskills para mahasiswa dalam berkreatifitas sehingga diharapkan dapat memajukan industri kreatif Indonesia.

Seperti diketahui, fashion merupakan salah satu industri yang penting dalam pengembangan Industri Kreatif Indonesia. Tahun lalu, fashion menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap product domestic bruto (PDB) Nasional sebesar Rp 181 triliun dari total 15 sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 642 triliun.

Sebenarnya kerjasama Binus dengan Northumbria University dan pemerintah Inggris telah terjalin dengan baik sejak beberapa tahun lalu, dimana Binus mendapat grant Prime Minister Initative 2 (PMI 2) dari The UK Minister of State for Universities and Science untuk melakukan kolaborasi riset.

Pada tahun 2012, mahasiswa Fashion Design dan Fashion Management dari Binus International dan mahasiswa dari Northumbria University melakukan riset bersama ke Lombok selama 1 minggu untuk mempelajari kain tenun Lombok. Hasil riset mereka kemudian ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Week 13.

Dukungan kerjasama juga diperkuat dengan hubungan bilateral pemerintah Inggris dan pemerintah Indonesia sehingga kolaborasi tersebut tidak berhenti sampai disitu, namun terus diperat dan dikukuhkan dimana pada bulan November 2012, telah ditandatangani sebuah MoU di London yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.