NERACA
Pemenuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak sangat penting. Pada masa ini, sering disebut juga sebagai windows of opportunities atau masa periode emas (golden age), pertumbuhan anak berkembang sangat pesat dan tidak dapat terulang.
“Ibu perlu memperhatikan kebutuhan gizi anak pada periode emas, baik secara mikro dan makro. Periode emas yang dimaksud tentu saja dimulai sejak anak berda dalam kandungan ibu. Jadi dimulai sejak dalam kandungan ibu sudah harus memperhatikan asupan gizi yang dimakan, karena kurangnya asupan gizi pada periode ini dapat menyebabkan gangguan fisik, otak dan metabolisme.” jelas Sudjatmiko, dokter spesialis anak dan konsultan tumbuh kembang.
Sedangkan Prof Nila Moeloek Sp.M (K), utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs mengatakan, mempercepat penurunan angka kurang gizi pada Ibu dan anak akan berkontribusi pada pencapaian MDGs butir 1 yaitu memberantas kemiskinan; butir 4 menurunkan angka kematian anak; butir 5 meningkatkan kesehatan Ibu hamil dan butir 6 memerangi penyakit HIV/AIDS serta penyakit menular lainnya secara sekaligus.
Anak sehat yang dilahirkan dari Ibu yang cukup gizi, tentu memiliki kesempatan hidup yang lebih baik dan mempunyai modal kuat untuk tumbuh berkembang secara ideal baik fisik maupun intelektual. "Anak-anak yang berbekal kapasitas intelektual dan pendidikan yang baik akan mampu melepaskan diri dari jerat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” tuturnya.
Sedangkan sebagai salah satu bukti komitmen terhadap program pemenuhan kebutuhan gizi 1000 HPK, SUN telah melakukan kegiatan layanan mobil unit. Program ini merupakan layanan edukasi dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi. Program ini telah memberikan layanan kepada 5.000 Posyandu di empat kota sejak tahun 2009.
Bentuk komitmen SUN lainnya adalah akan menggandeng Chef Inggrid Cia untuk membantu para ibu Indonesia menyiasati menu MP ASI yang menggabungkan MP ASI dalam kemasan merk SUN dan bahan-bahan alami.
Berdasarkan riset konsumen yang dilakukan oleh Indofood, masih ada anggapan sebagian orang bahwa ibu terkesan malas jika memberikan makanan kemasan pada bayi mereka. Selain itu, mereka juga menganggap makananan dalam kemasan kurang aman dikonsumsi oleh si kecil.
Padahal MP ASI kemasan yang dikonsumsi berdampingan dengan MP ASI rumahan dapat membantu mencukupi kebutuhan Si Kecil. Berangkat dari pengalaman tersebut, SUN menggandeng Chef Inggrid untuk menciptakan menu kreatif yang menggabungkan MP ASI dalam kemasan dengan bahan alami untuk dikonsumsi anak. Dengan mempraktekan menu kreatif ini, Ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi si kecil serta mewujudkan kasih sayangnya pada si kecil.
“Secara pribadi saya merasa aman menggunakan produk SUN, karena selain bebas dari pengawet buatan produk ini dapat membantu anak memenuhi kebutuhan gizinya. Berdasarkan pengalaman saya, tidak jarang, ibu-ibu kurang paham cara memasak MPASI yang benar, sehingga kandungan nilai gizi masakan menjadi hilang ataupun berkurang. Dengan kombinasi produk SUN dan bahan alami saya yakin kebutuhan gizi anak semakin dapat terpenuhi,” jelas Chef Inggrid.
Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…
Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…
Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…
Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…