Danai Ekspansi Bisnis - Indofood Pilih Terbitkan Obligasi Rupiah

NERACA

Jakarta- Untuk mendukung bisnisnya, PT Indofood Sukses makmur Tbk (INDF) memilih alternatif pembiayaan melalui penerbitan obligasi. Manajemen perseroan mengaku tengah mematangkan rencananya untuk melakukan penawaran umum obligasi. “Saat ini perseroan sedang melakukan persiapan untuk penawaran umum atas efek bersifat utang dalam mata uang rupiah.” kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Indofood Sukses makmur Tbk (INDF), Werianty Setiawan.

Untuk pelaksanaan proses penawaran obligasi tersebut, menurut dia, perseroan berniat menunjuk lima joint lead underwriters. Kelima joint lead underwrites tersebut, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, dan PT Trimegah Securities Tbk.

Diketahui, perusahaan grup Salim ini terus melebarkan sayapnya di industri konsumer. Salah satunya aksi korporasinya, yaitu mengakuisisi 50% lebih saham China Minzhong Food Corporation Limited (“CMFC”), perusahaan tercatat di Singapura. Akuisisi saham CMFC dilakukan melalui pembelian secara langsung di pasar pada harga S$1,12 per lembar saham. Dengan harga S$1,12 per lembar saham, mencerminkan nilai CMFC sekitar S$734 juta.

Sebelum menyelesaikan proses akuisisi ini Indofood telah menguasai 33,49% saham CMFC. Setelah penawaran disampaikan melalui kesepakatan bersama, Indofood mengakuisisi sebanyak 25,59 juta lembar saham CMFC pada 2 September 2013 atau yang mewakili sekitar 3,9% dari total saham yang telah dikeluarkan oleh CMFC.

Dengan akuisisi ini, kerja sama strategis yang dilakukan yaitu dalam hal mata rantai pasokan dan distribusi produk baik di pasar Cina maupun Indonesia. Salah satunya, CMFC akan memasok berbagai bumbu sebagai pelengkap mi instan, serta bahan baku lainnya untuk Indofood dan entitas anak. Selain itu, CMFC dapat menjual dan mendistribusikan produk-produknya di Indonesia melalui jaringan Indofood.

Oleh karena itu, pihak manajemen Indofood meyakini akuisisi ini akan dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi kedua pihak dalam jangka panjang. Mengingat, potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia dan Cina. Pihaknya meyakini, negatif dari akuisisi China Minzhong sudah terdepresiasi. Pelemahan nilai tukar rupiah juga mendorong pendapatan dolar AS perseroan dari sektor agribisnis. Perusahaan memiliki kinerja yang baik dibanding perusahaan sejenis yang mengandalkan konsumsi domestik.

Menengarai akuisisi yang dilakukan perseroan tersebut, Mandiri Sekuritas sebelumnya menilai, skenario terburuk jika China Minzhong tidak memberikan kontribusi pendapatan, harga saham akan berada di level Rp6.600. Meski demikian, INDF masih menjadi saham favorit yang menarik, dan diperkirakan akan mengungguli kinerja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang kemungkinan besar akan menurun di 2014. INDF sendiri diperdagangkan pada 18,2x – 13,2x P/E13F-14. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…