Tahun 2013 Turun 20,5% - Lagi, Pendapatan Timah Masih Terkoreksi

NERACA

Jakarta –Tahun 2013 masih menjadi rapot merah bagi kinerja keuangan PT Timah Tbk (TINS). Pasalnya, untuk ketiga kalinya perseroan mencatatkan pendapatan turun sejak tahun 2011. Tengok saja, pendapatan tahun 2013 turun 20,5% menjadi Rp5,85 triliun, kemudian dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,36 triliun dan  pendapatan pada tahun 2011 tercatat Rp8,13 triliun.

Walaupun begitu, perseroan masih raup laba bersih sebesar Rp515,10 miliar atau naik 19% dari tahun sebelumnya sebesar Rp431,58 miliar. Sementara laba per saham naik 18,6% menjadi Rp102 dari akhir tahun sebelumnya Rp86 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pendapatan perseroan menurun 20,5% menjadi Rp5,85 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,36 triliun. Volume penjualan menurun 19,6% dari 29.512 metric ton menjadi 23.718 metric ton logam timah. Beban pokok pendapatan menurun 27,6% dari tahun sebelumnya Rp6,08 triliun menjadi Rp4,4 triliun. Total aset perseroan naik menjadi Rp7,88 triliun dari tahun sebelumnya Rp6,13 triliun.

Selain itu, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp4,4 triliun dari sebelumnya Rp6,09 triliun. Alhasil, laba bruto tercatat sebesar Rp1,44 triliun dari sebelumnya Rp1,27 triliun. Di sisi lain, jumlah aset perseroan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp7,88 triliun pada akhir tahun 2013 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,13 triliun.

Guna meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing, PT Timah Tbk akan melakukan penggabungan usahanya (merger) dengan anak usaha perseroan yakni PT Tambang Timah pada akhir Maret 2014. Disebutkan, aksi penggabungan usaha ini karena kedua kegiatan usaha perseroan dana anak usaha yang sama. Sehingga, dalam kegiatannya seringkali terjadi percampuran atau tumpang tindih, baik secara praktif maupun administratif. Jika sudah terjadi peleburan maka ke depannya akan memudahkan kedua perusahaan dalam melakukan kegiatannya di bidang pertambangan.

Adapun jadwal perkiraan rencana penggabungan kedua usaha antara PT Timah Tbk dan PT Tambang Timah pada 10 Maret 2014 untuk pencatatan dalam daftar pemegang saham yang berhak menghadiri dan menggunakan hak suara pada RUPSLB. Sedangkan pada 20 Maret 2014 untuk perkiraan pernyataan efek dari OJK atas penggabungan usaha. Sementara itu, pada 25 Maret untuk perkiraan tanggal RUPSLB PT Timah Tbk dan PT Tambang Timah serta perkiraan tanggal efektif penggabungan kedua usaha. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…