12 Years a Slave : Masa-masa Kelam Kota New York

Masa kelam di New York adalah saat masa perbudakan orang kulit putih terhadap kelompok orang kulit hitam pada 1841. Di masa itu, orang berkulit hitam mayoritas diperlakukan sebagai budak dan bisa diperjualbelikan oleh orang berkulit putih. Budak-budak tersebut biasanya untuk pekerjaan kasar. Mereka kerap mendapat siksa jika membantah ataupun bekerja di bawah standar yang ditetapkan oleh majikannya.

Meskipun demikian, tidak semua orang yang berkulit hitam adalah budak. Ada beberapa yang memperoleh kebebasan penuh dan berpendidikan. Salah satunya adalah Solomon Northup (Chiwetel Ejiofor). Awalnya Solomon hidup bahagia dan sejahtera bersama istri dan kedua anaknya. Dari bakatnya yang mumpuni dalam memainkan biola membuat namanya kian tersohor dan semakin jauh dari dunia perbudakan.

Tapi semua itu tiba-tiba berubah dalam sekejap saat ia bertemu dengan dua orang yang mengaku bekerja sebagai pengusaha sirkus. Keduanya ingin menggunakan jasa Solomon di bagian musik dan menjanjikan bayaran yang sangat besar. Namun kenyataannya Solomon ditipu, ia menjadi korban penculikan untuk dijual menjadi seorang budak di daerah New Orleans. Di sana jati diri Solomon diubah, namanya pun diganti menjadi Platt asal Georgia.

Dengan terpaksa ia harus menerima nama baru tersebut agar tidak mendapat siksaan yang sangat sadis. Semula Solomon ingin berpegang teguh pada pendiriannya untuk bisa bebas, tapi usahanya itu sirna karena merasa takut mati dan ingin hidup agar bisa kembali ke istri serta kedua anaknya. 12 Years a Slave adalah sebuah film yang diadaptasi dari kisah nyata lewat  novel karangan Solomon Northup.

Dengan latar belakang perbudakan, film arahan Steve McQueen ini tentunya banyak menampilkan adegan penyiksaan yang bisa membuat penonton merasa iba. Tak jarang dalam beberapa adegan, kita seakan bisa ikut merasakan sakit serta sedih dari pengalaman yang dialamo Solomon dan teman-temannya. Tidak hanya menyuguhkan jalan cerita yang kuat, film ini juga didukung dengan aksi penampilan akting memukau dari para pemainnya.

 Akting yang ditampilkan oleh Chiwetel Ejifor sebagai Solomon, yang benar-benar bisa membuat penonton menghargai perjuangannya pada saat itu. Secara ekpresi dan penghayatannya,  Chiwetel Ejifor bisa membawa kita ikut merasakan apa yang dialaminya pada jaman perbudakaan tersebut. Selain Chiwetel Ejifor, film ini juga diturut dibintangi oleh Dwight Henry, Bryan Batt, Benedict Cumberbatch, Paul Giamatti, Liza J Bennett, Paul Dno, Lupita Nyong'o, dan Brad Pitt.

BERITA TERKAIT

Love The Coopers: Kejutan untuk Klan Cooper

Film komedi barat berjudul “Love The Coopers” ini merupakan film yang berceritakan mengenai empat generasi dari klan Cooper yang datang…

Wujudkan Impian dengan Zikir 99 Asmaul Husna

Menurut etimologi,  Asmaul Husna berasal dari kata Al Asma dan Al Husna, yang artinya nama-nama yang indah. Secara istilah Asmaul…

Pride and Prejudice and Zombies

Pride and Prejudice and Zombies adalah salah satu film horor arahan arahan sutradara Burr Steers yang rilis di awal tahun…

BERITA LAINNYA DI

Love The Coopers: Kejutan untuk Klan Cooper

Film komedi barat berjudul “Love The Coopers” ini merupakan film yang berceritakan mengenai empat generasi dari klan Cooper yang datang…

Wujudkan Impian dengan Zikir 99 Asmaul Husna

Menurut etimologi,  Asmaul Husna berasal dari kata Al Asma dan Al Husna, yang artinya nama-nama yang indah. Secara istilah Asmaul…

Pride and Prejudice and Zombies

Pride and Prejudice and Zombies adalah salah satu film horor arahan arahan sutradara Burr Steers yang rilis di awal tahun…