Akhir Pekan, Laju IHSG Masih Ditopang Aksi Beli

NERACA

Jakarta- Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 36,220 poin (0,80%) ke level 4.568.950. Sementara Indeks LQ45 ditutup melaju 6,427 poin (0,85%) ke level 765,235. Aksi beli investor asing menjadi support menguatnya indek BEI. Saham-saham berbasis perkebunan memimpin penguatan.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, aksi beli mendorong indeks kembali rebound setelah sebelumnya berada dalam tren pelemahan, “Saham-saham berkapitalisasi besar kembali menguat sehingga mendorong IHSG BEI kembali berada di area positif," katanya di Jakarta, Kamis (27/2).

Menurut dia, positifnya indeks BEI itu seiring dengan pergerakan bursa saham di Asia yang kembali bergerak menguat (rebound), kondisi itu dimanfaatkan pelaku pasar domestik untuk mengakumulasi saham.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar asing juga masih menunjukkan beli bersih (net buy) saham. Tercatat dalam data BEI beli bersih investor asing mencapai Rp151,851 miliar. Sementara analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan secara teknikal IHSG berada dalam fase konsolidasi menyusul adanya potensi mata uang rupiah melemah dan menguatnya harga minyak sawit mentah (CPO),”Pelaku pasar dapat membuka kesempatan untuk mengakumulasi saham CPO," kata dia.

Indeks BEI Jum’at akhir pekan masih lanjutkan penguatan seiring maraknya laporan keuangan emiten. Dirinya merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni BW Plantation (BWPT), Salim Ivomas (SIMP), London Sumatra Plantation (LSIP), Astra Agro Lestari (AALI).

Pada perdagangan kemarin, saham-saham produsen sawit jadi incaran setelah harga jual sawit dunia meningkat. Indeks sektor perkebunan memimpin penguatan. Aksi beli selektif kali ini banyak dilakukan investor asing. Sembilan sektor menguat berkat aksi beli, hanya sektor manufaktur yang melemah. Transaksi investor asing terpantau melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 158,26 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 209.276 kali pada volume 5,309 miliar lembar saham senilai Rp 5,168 triliun. Sebanyak 188 saham naik, 100 saham turun, dan 86 saham stagnan. Bursa-bursa Asia bergerak mixed menutup perdagangan. Investor lakukan aksi beli selektif jelang pidato Yellen. Bursa Jepang satu-satunya pasar saham yang melemah.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 1.350 ke Rp 25.175, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.300 ke Rp 48.200, Pioneerindo (PTSP) naik Rp 1.000 ke Rp 5.000, dan Pool Advista (POOL) naik Rp 800 ke Rp 4.100. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 500 ke Rp 18.500, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 68.500, BRI (BBRI) turun Rp 225 ke Rp 9.200, dan Saratoga (SRTG) turun Rp 125 ke Rp 4.250.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup menguat 19,318 poin (0,43%) ke level 4.552,038. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,968 poin (0,39%) ke level 761,776. Investor mulai mengoleksi saham-saham yang berpotensi naik. Aksi beli selektif ini mendorong indeks naik sampai posisi tertingginya di 4.553,865.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 112.838 kali pada volume 3,188 miliar lembar saham senilai Rp 2,483 triliun. Sebanyak 176 saham naik, 82 saham turun, dan 66 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia akhirnya kompak menguat pada sesi pertama. Sentimen positif ini memberi dorongan kepada pelaku pasar domestik untuk lakukan aksi beli.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 825 ke Rp 24.650, Bank Ekonomi (BAEK) naik Rp 465 ke Rp 2.400, Indocement (INTP) naik Rp 350 ke Rp 21.525, dan Mayora (MYOR) naik Rp 300 ke Rp 30.600. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 400 ke Rp 5.200, BRI (BBRI) turun Rp 200 ke Rp 9.225, Adira (ADMF) turun Rp 150 ke Rp 9.150, dan Siantar (STTP) turun Rp 100 ke Rp 1.800.

Sebaliknya, diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 0,52 poin atau 0,01% menjadi 4.532,19, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,72 poin (0,09%) ke level 758,09. IHSG dibuka melemah tipis, namun seiring perjalanannya indeks BEI berbalik arah ke area positif setelah beberapa pelaku pasar kembali mengambil posisi beli.

Menurut analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro, IHSG akan bergerak mendatar menyusul minimnya sentimen yang cukup kuat untuk menggerakkan pasar. Namun demikian, lanjut dia, saham sektor minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan menguat seiring penguatan harga CPO yang cukup signifikan. Tercatat bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 122,19 poin (0,54%) ke level 22.559,63, indeks Nikkei turun 52,74 poin (0,35%) ke level 14.918,23 dan Straits Times menguat 10,74 poin (0,35%) ke posisi 3.098,99. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…