Laba Bank DKI Naik 74,63%

NERACA

Jakarta - Sepanjang 2013, Bank DKI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp592 miliar. Ini meningkat 74,63% dibanding perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp339 miliar.

Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono menuturkan, perolehan ini didukung oleh kredit Bank DKI yang mencapai Rp20 triliun. “Kredit Bank DKI meningkat 37,57%  ketimbang capaian kredit pada 2012 yang sebesar Rp14 triliun, perolehan ini tergolong bagus di tengah tekanan atas inflasi dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun lalu. Tahun ini laba sebelum pajak dapat mencapai Rp1 triliun dan aset Rp37 triliun," Eko di Jakarta, Rabu (26/2).

Sementara itu, target tahun ini pihaknya mematok pertumbuhan kredit sebesar 27% kendati otoritas keuangan menganjurkan bank tumbuh di kisaran 15-17%. “Ekspansi kredit yang sehat membidik sektor komersial baik korporasi maupun menengah sebagai engine of growth, dan sebagai engine of profitability dari kredit konsumer,” tuturnya.

Eko juga menjelaskan kenaikan kredit juga diimbangi dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh mencapai Rp22 triliun. Angka ini melonjak dari capaian pada 2012 yang mencapai Rp20 triliun. “DPK perseroan tercatat mengalami peningkatan relatif kecil hanya 7,15% selama 2013, menjadi Rp22,11 triliun pada akhir tahun lalu, dibanding Rp20,64 triliun pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp11,18 triliun merupakan giro, Rp5,02 triliun adalah tabungan, sementara deposito sebesar Rp5,9 triliun,” ucap Eko.

Dia mengungkapkan, kenaikan dana murah dan kredit diikuti dengan penurunan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). “BOPO turun menjadi 74,99%, dari capaian 2012 yang sebesar 81,43%,” jelas dia.

Rasio Kecukupan Modal atau (CAR) menjadi 14,21. Penambahan kredit yang efisien ikut mengerek rasio CAR yang naik dari capaian pada 2012 yang hanya sebesar 12,3. Sementara margin bunga bersih (NIM) pada 2013 menjadi 7,32 persen. Rasio NIM naik ketimbang capaian 2012 yang mencapai 5,26 persen.

Tahun 2014 ini, Bank DKI juga menargetkan peningkatan perolehan laba psikologis sebesar Rp 1 triliun. Eko menjelaskan, salah satu cara untuk mencapai target tersebut, Bank DKI akan membuka 37 kantor layanan setingkat kantor cabang dan cabang pembantu untuk memperkuat basis operasi perseroan di wilayah Jabotabek dan beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Balikpapan, Papua dan Gresik. [sylke]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…