Interaksi Dengan Pelaku UMKM Jadi Contoh Teladan Mahasiswa

Jumlah masyarakat yang memilih untuk membuka usaha sendiri terbilang masih minim jika dilihat dari total populasi, masih di bawah 2%. Sulitnya memulai usaha, hingga kualitas SDM para pelaku UMKM membuat kepercayaan diri para  pelaku UKM rendah dalam merealisasikan usaha mereka.

Demi meningkatkan jumlah dan daya saing wirausaha Indonesia, USBI, Universitas bertaraf internasional menetapkan untuk ikut meningkatkan kemampuan manajerial UMKM sebagai bagian dari pengabdian masyarakat sekaligus mengembangkan minat dan bakat mahasiswanya yang nantinya akan terjun di dunia bisnis sebagai pelaku usaha Indonesia di masa depan.

NERACA

Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang tinggal beberapa bulan lagi, perekonomian Indonesia mengalami beragam tantangan, di antaranya isu mengenai daya saing nasional, sumber daya manusia, permodalan dan pertumbuhan ekonomi nasional, dan sebagainya yang berdampak pada sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia.

Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI), Prof Aman Wirakartakusumah menuturkan, sampai saat ini tak sampai separuh dari 56 juta usaha kecil dan menengah yang siap untuk bersaing. Ini disebabkan lantaran  masih banyak permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM di Indonesia. Mulai dari terbatasnya dukungan pemerintah, sulitnya memulai usaha, perpajakan, hingga kualitas sumber daya manusia para pelaku UMKM.

“Paradigma tersebut membuat kepercayaan diri yang rendah para  pelaku UKM dalam merealisasikan usaha mereka,” kata dia.

Padahal, lanjut dia, usaha sekelas UKM dipandang cukup tangguh dalam menghadapi kondisi perekonomian yang fluktuatif. UMKM dipercaya mampu berkontribusi positif dalam mendorong pertumbuhan perekonomian dan pendapatan nasional, menangkap peluang global, disamping juga mampu menyerap tenaga kerja.

“Sektor UMKM pada tahun 2014 sudah  berhasil menyumbang sebesar 57% PDB, penyerapan tenaga kerja sebanyak 97%, dan 16, 4% ekspor non-migas. Pemerintah sudah mencanangkan sebanyak 67  UKM yang didorong sebagai ujung tombak ekspor di Indonesia,” ujar Aman

Oleh karena itu, upaya untuk terus mendorong masyarakat yang masih ragu untuk berwirausaha merupakan hal yang sangat penting untuk Dorongan untuk menjadi wirausahawan bisa dimulai dari masa sekolah, misalnya saja di tingkat mahasiswa. Selesai kuliah, para mahasiswa bisa  merintis usaha ketimbang memasukkan lamaran ke banyak perusahaan.

Hal seperti ini yang diupayakan oleh USBI.  Fakultas Bisnis USBI telah menetapkan untuk ikut meningkatkan kemampuan manajerial UMKM sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.

Disebutkan Aman, pihak universitas menugaskan para dosen untuk aktif membantu sebagai relawan dalam melatih para pelaku UMKM agar mereka lebih siap secara manajerial untuk mengelola bisnis yang berkesinambungan.

“Maksudnya menjadi relawan itu membantu sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat. Di sinilah kami membantu, terjun, sambil kami tentu juga belajar mendeteksi persoalan (yang dihadapi UMKM) itu apa. Disisi lain, interaksi dosen dengan para pelaku UMKM dapat menjadi contoh teladan bagi para mahasiswa yang nantinya akan terjun di dunia bisnis sebagai pelaku usaha Indonesia di masa depan,” terang dia.

“Karena sebetulnya entrepreneurship itu bisa menjadi talenta dari mahasiswa, karena dia punya bakat sebagai entrepreneur. Tapi juga bisa didorong untuk dikembangkan melalui pendidikan, sehingga kami ada pelatihan, ada studi usaha-usaha yang menjadi pilot project. Nanti, dia (mahasiswa) bisa belajar dari situ, dan dia akan mempunyai rasa percaya diri untuk menjadi pengusaha. Jadi, (entrepreneurship) didorong dari dua, yaitu talenta, dan yang kedua bagaimana disiapkan menjadi seorang entrepreneur,” papar Aman

Mahasiswa yang membutuhkan modal pun bisa dibantu oleh Mekar. Ini adalah wadah yang menghubungan wirausahawan yang layak diberikan pinjaman dengan para pemberi pinjaman juga mitra.

Diharapkan dengan kerjasama yang lebih baik antara institusi pemerintah, kalangan bisnis, dan perguruan tinggi, maka daya saing UMKM Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga betul-betul dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri. 

“Kami di Facultas Bisnis USBI akan terus mendorong upaya-upaya dan kerjasama untuk meningkatkan kemampuan UMKM sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh staf pengajar kami,” tutur Dekan Fakultas Bisnis USBI, Prof Adler H. Manurung.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…