Penyaluran Kredit Perbankan Rp64,1 Triliun di 2013 - Samarinda, Kalimantan Timur

NERACA

Samarinda - Perbankan umum di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 2013 menyalurkan kredit Rp64,1 triliun untuk berbagai jenis usaha pertanian dalam arti luas yang meliputi peternakan, perkebunan, termasuk untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). "Dari data penyaluran kredit itu, berarti terjadi pertumbuhan positif mencapai 22,51% ketimbang 2012. Hal ini juga menggambarkan bahwa perkembangan usaha di Kaltim terus membaik," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur, Ameriza M Moesa di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (19/2).

Apabila dilihat dari sisi penggunaan, proporsi kredit di Kalimantan Timur cenderung berimbang antara kredit investasi, untuk kredit modal kerja, dan kredit konsumsi dengan pertumbuhan tertinggi masih didominasi kredit investasi. Dari total kredit yang disalurkan tersebut, jumlah kredit untuk modal kerja sebesar 33% sehingga pertumbuhan usaha di Kaltim lumayan bagus ketimbang provinsi lain.

"Di provinsi lain, jumlah kredit modal usaha kebanyakan jauh lebih kecil, tetapi di Kalimantan Timur jauh lebih tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi Kaltim akan terus berkembang," katanya. Kredit untuk modal kerja di Kaltim banyak terserap oleh perdagangan, sedangkan kredit untuk investasi tingkat penyerapannya didominasi untuk angkutan laut domestik, perkebunaan kelapa sawit, dan untuk pengembangan realestate (perumahan).

Dia juga mengatakan bahwa tingkat risiko kredit perbankan di Kalimantan Timur secara umum yang tercermin dari rasio nonperfoming loan (NPL) atau rasio kredit macet mengalami peningkatan, yakni pada posisi Desember 2013 rasio kredit bermasalah sebesar 3,88%. Sedangkan tingkat loan to deposit ratio (LDR) berdasarkan lokasi bank meningkat dari 74,67% menjadi 75,05%. Hal ini mengindikasikan semakin efektifnya fungsi intermediasi perbankan.

Berbeda dengan kredit yang terserap di sektor UMKM, berdasarkan data triwulan akhir 2013 sektor UMKM memiliki andil kredit sebesar 28,84% dari total kredit yang sebesar Rp64,1 triliun, sementara pertumbuhannya 16,4% dengan NPL yang semakin rendah ketimbang triwulan sebelumnya. [ant/ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…