Pengusaha kabel Keluhkan Fluktuasi Rupiah

NERACA

 

Tangerang – Beberapa bulan terakhir kondisi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) maih fluktuatif, kondisi tersebut dikeluhkan oleh banyaknya pengusaha karena mengganggu produksi dan kesulitan dalam mentukan harga pasar mengingat cost produksi yang tidak menentu sejalan ritme rupiah yang belum stabil.

PT. Jembo Cable Company Tbk, perusahaan manufaktur yang bergerak di industri kabel tidak luput mengeluhkan hal yang sama, apalagi industri kabel ini bahan bakunya mayoritas impor sehingga fluktuasi rupiah ini sangat mengganggu produksi.

Cahyadi Santoso, Direktur Marketing PT. Jembo Cable Company Tbk, mengatakan pengaruh rupiah terhadap kinerja industri kami memang sangat kentara, mengingat bahan baku yang digunakan 100% impor, jadi jika rupiah tidak stabil maka kinerja produksi sedikit terganggu. “Mengganggu pasti, tapi memang sudah kami antisipasi sedemikian rupa agar produksi tetap berjalan,” katanya ditemui sesaat setelah peluncuran Plan Baru Fiber  Optic  Cable, di Tangerang, Rabu (19/2).

Bagi mereka, yang dibutuhkan adalah stbilitas, karena jika selalu fluktuatif sangat mengganggu manajemen dalam menghitung produksi dan harga untuk konsumen. “Sebenarnya mau naik atau turun itu tidak jadi persoalaan yang penting stabil,” imbuhnya.

Disinggung mengenai pertumbuhan industri kabel nasional di tahun pemilu ini, menurutnya secara umum biasanya memasuki tahun pemilu memang biasnya pertumbuhan tidak terlalu bagus. Tapi rasa optimisme itu memang harus kita pegang guna pencapaian kinerja yang maksimal. “Sejauh ini memang produk kami khusus Fiber  Optic  Cable pangsa pasarnya 100% masih untuk pemenuhan domestik, tapi demikian kami optimis masih bisa tumbuh tahun ini walaupun tidak terlalu signifikan,” ujarnya.

Namun demikian, perusahaanya disamping untuk pemenuhan pasar domestik, langkah kedepannya akana terus membidik pasar luar negeri, terutama Asean. “Produk kami banyak saat ini ada juga yang sudah menjamah di Amerika dan Eropa, tapi untuk yang Fiber  Optic  Cable baru di Indonesia dan target jangka pendeknya untuk pasar Asean,” terangnya.

Permintaan Meningkat

Sebelumnya Asosiasi Pabrik Kabel (Apkabel) menilai dengan maraknya pembangunan proyek kelistrikan yang dilakukan oleh pemerintah maka permintaan kabel pada tahun 2014 diproyeksikan meningkat 20%. Kebutuhan kabel saat ini terus meningkat seiring dengan pembangunan proyek kelistrikan pemerintah dan permintaan kabel transmisi yang biasa digunakan sektor swasta untuk pembangunan perumahan, gedung dan industri.

"Sedangkan proyek kelistrikan dan program tambahan pelanggan sambungan listrik oleh PT PLN (Perseroan) ditargetkan mencapai 2,5 juta pelanggan," kata Ketua Apkabel, Noval Jamallulail.

Dijelaskan Noval, Selain permintaan kabel listrik yang meningkat, permintaan fiber optic pada 2013 berpotensi meningkat karena proyek-proyek yang dibangun pemerintah. "Untuk kabel permintaannya di 2013 bisa bertambah 20%, sedangkan permintaan fiber optic terus bertambah karena mulai direalisasikan proyek telekomunikasi Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000 pulau di Indonesia," paparnya.

Proyek Palapa Ring adalah proyek pembangunan jaringan fiber optic skala nasional yang menjangkau 33 provinsi dan 440 kota di seluruh Indonesia. Palapa Ring merupakan proyek vital untuk mewujudkan Indonesia Connected pada 2014. Pembangunan infrastruktur ini meliputi menggunakan kabel laut sepanjang 35.280 kilometer dan kabel di daratan sepanjang 21.807 kilometer. Total kebutuhan kabel untuk proyek pemerintah tersebut adalah 57.087 kilometer.

Kapasitas produksi kabel nasional dihitung berdasarkan konsumsi tembaga dan aluminium sebagai bahan baku utama pembuatan kabel. Pada 2011, konsumsi aluminium untuk industri kabel sebesar 150.000 ton, naik 30% dibanding 2010. Konsumsi tembaga juga naik 30% menjadi sekitar 350.000 ton di 2011. Tahun ini, konsumsi tembaga dan aluminium diprediksi naik 20% dibanding 2011. Sehingga diprediksi kebutuhan aluminium tahun ini mencapai 180.000 ton dan tembaga lebih dari 400.000 ton.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Industri Material Dasar Logam Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan. Ia memperkirakan industri kabel listrik akan mengalami pertumbuhan sekitar 10%-15% pada tahun depan. “Pemicunya, lantaran banyaknya permintaan dari PT PLN (Persero) dan perusahaan sektor industri lainnya. Mungkin malah bisa lebih dari 15% karena tahun depan itu banyak proyek listrik pemerintah dan swasta,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…