Sambut Pasar Bebas ASEAN 2015 - BDI Jakarta Siapkan SDM Terampil Industri Tekstil

NERACA

 

Jakarta - Pintu gerbang perdagangan bebas antar negara ASEAN akan segera dibuka. Untuk itu pemerintah dituntut melakukan tindakan perbaikan dari berbagai aspek yang ada. Salah satunya dengan meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di sektor industri tekstil dan garmen dengan tujuan memiliki kompetensi, keterampilan sehingga berdaya saing sehingga mampu diserap pangsa pasar khususnya di sektor industri TPT seperti garmen atau pakaian jadi yang berskala ekspor serta memberikan kemandirian dalam berwirausaha di bidang pakaian jadi.

Kepala Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, Abdillah Benteng mengatakan tujuan dari diklat operator mesin industri garmen memberikan pemahaman dan wawasan mengenai industri TPT. "Menyiapkan tenaga terampil dan ahli dalam bidang operator mesin industri garmen yang berbasis kompetensi suatu keharusan, apalagi sebentar lagi kita memasuki pasar bebas ASEAN. Kalau ini tidak dilakukan, bisa bisa kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri," tegas Abdillah saat berbincang santai sebelum acara pembukaan diklat operator mesin industri garmen berbasis kompetensi angkatan 3 dan 4  di Jakarta, Senin (17/2).

Lebih lanjut Abdillah mengatakan, Balai Diklat Jakarta telah berbenah dengan program "Three in One"(pelatihan sertifikasi kompetensi dan penempatan lulusan). BDI Jakarta telah menyusun dokumen LSPP1 dan TUK yang selanjutnya akan diverifikasi oleh BNSP dalam waktu yang tidak lama. "Hingga kini, industri garmen masih menjadi unggulan penyumbang ekspor terbesar, oleh karena itu harus terus diperkuat lewat penyediaan tenaga kerja terlatih di salah satu sisi,  industri garmen yang bersifat padat karya menjadi salah satu penyedia lapangan kerja dan Peluang ekspor tekstil dan produk tekstil dari terus terbuka,"tambah Abdillah.

Sebelumya, Sekertaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari mengatakan kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan sumber daya manusia industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur.

"Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu komoditi andalan industri manufaktur dan salah satu penggerak pembangunan Ekonomi Nasional, karena industri tersebut memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perolehan devisa ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri," kata Sekjen.

Oleh karena itu, kata dia pemerintah telah menyiapkan Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta untuk menjadi Pusat Pelatihan SDM Industri dengan spesialisasi dan kompetensi di bidang TPT. Saat ini, BDI Jakarta telah menambah fasilitas sarana dan prasarana diklat berupa pembangunan gedung workshop TPT, ruang asrama yang mampu menampung 200 peserta, serta pengadaan peralatan mesin sebanyak 252 unit yang terdiri dari mesin jahit, mesin bordir, mesin plotting, dan mesin boiler untuk mendukung pelatihan.

Menurut dia, BDI Jakarta telah melatih tenaga terampil di bidang operator mesin indutri garmen berbasis kompetensi sebanyak 600 orang pada tahun 2013, yang telah terserap dan ditempatkan di beberapa industri garmen yang telah menjalin MOU dengan BDI Jakarta.

Ansari mengharapkan BDI Jakarta dapat terus mengembangkan diri sebagai pusat pelatihan SDM Industri di bidang TPT yang tidak hanya memberikan pelatihan, tapi juga melakukan sertifikasi bagi peserta pelatihan serta penempatan pada dunia industri. "BDI Jakarta perlu dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP ) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)," ujar dia.

Dia menyatakan bahwa sertifikasi kompetensi menjadi penting untuk meningkatkan daya saing menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015, karena dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community maka akan membuka kesempatan bagi tenaga kerja dari Negara ASEAN lainnya untuk bersaing dengan tenaga kerja Indonesia guna mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.

Lebih jauh Ansari menjelaskan industri TPT terus memberikan surplus pada neraca perdagangan dan memiliki peranan yang strategis dalam proses industrialisasi, karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang jadi), mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Hingga Oktober 2013, produk TPT memberikan kontribusi nilai ekspor sebesar 10,62 miliar dolar AS atau meningkat 2,18 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Total ekspor produk TPT tersebut setara dengan 11,39 persen dari total ekspor non migas. Nilai investasi industri TPT sampai dengan triwulan III tahun 2013 sebesar Rp1,9 triliun (PMA dan PMDN), sementara penyerapan tenaga kerja sampai dengan triwulan ketiga tahun 2013 mencapai 3,8 juta orang atau meningkat 2,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…