KKP Bangun PPI Terbesar dan Terlengkap di Sulsel

NERACA

 

Bulukumba- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelontorkan dana sebesar Rp60 miliar yang bersumber dari APBN untuk mendorong percepatan pembangunan daerah di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya dengan membangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo pada kunjungan kerjanya di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, mengatakan dana tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) KKP dengan tujuan membantu mendanai kegiatan pembangunan bidang kelautan dan perikanan guna menunjang pelayanan dasar yang merupakan urusan provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan prioritas nasional.

Sharif menjelaskan dari nilai bantuan tersebut, sebesar Rp54 miliar digunakan untuk proyek pengembangan PPI Bontobahari Bulukumba. "Dana tersebut akan digunakan untuk membangun fisilitas dermaga, pemecah ombak, reklamasi pantai serta pembangunan beberapa fasilitas darat," ungkap Sharif, Senin (17/2).

Dengan bantuan dana DAK KKP tersebut, Sharif berharap  nantinya PPI Bontobahari akan menjadi pelabuhan pendaratan ikan terbesar dan terlengkap. Selain panjang jalan dermaga yang mencapai 337 meter, PPI Bontobahari akan dilindungi dengan pemecah ombak sepanjang lebih dari 600 meter. "Dengan selesainya proyek ini, kapal penangkap ikan akan bebas berlabuh di PPI tanpa tergantung dengan cuaca," jelasnya.

Bantuan KKP, kata Sharif juga ditujukan untuk program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP), bantuan Kapal Inka Mina berukuran kurang dari 30 GT, pemberian Sertifikat Hak Atas Tanah Nelayan, bantuan kartu nelayan, program pemberdayaan dan kewirausahaan masyarakat, serta Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN). "Bantuan KKP tersebut dimanfaatkan juga untuk penyelenggaraan pengembangan sumberdaya manusia kelautan perikanan, serta pengadaan mesin pembuat es air laut, sarana pemasaran bergerak roda tiga, dan sarana sistem rantai dingin," tandasnya.

Atas dasar itu, Sharif mengharapkan agar seluruh bantuan, fasilitas dan alokasi anggaran untuk pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Bulukumba dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Tak lupa agar kegiatan dan anggaran tersebut dapat disinergikan dengan sumber pembiayaan lainnya, baik itu dari kementerian atau lembaga terkait, pemerintah daerah, maupun swadaya para pelaku usaha," ujarnya.

Sharif mengatakan, dalam upaya mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan, KKP telah merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijakan dan program. Tujuan utamanya di antaranya untuk meningkatkan daya saing perikanan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi, kualitas produk, dan nilai tambah produk, serta meningkatkan pengawasan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan ketertelusuran (traceability) produk hasil perikanan dan jaminan ketersediaan bahan baku ikan untuk konsumsi dan industri. "Kebijakan KKP tersebut diakselerasikan melalui strategi industrialisasi dengan pendekatan ekonomi biru," katanya.

Terkait dengan industrialisasi, tandas Sharif, pada hakikatnya adalah peningkatan nilai tambah, sedangkan ekonomi biru melengkapinya melalui pelaksanaan prinsip-prinsip pembangunan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, nilai ekonomi sektor kelautan dan perikanan akan tergarap optimal dan di sisi lain daya dukung lingkungan dapat terjaga keberlanjutannya.

Namun pembangunan masih dihadapkan pada ragam kendala dan tantangan. Di antaranya, masih adanya kemiskinan, keterbatasan akses permodalan, konflik antar pelaku usaha, keterbatasan penguasaan teknologi, degradasi lingkungan pesisir dan lautan serta terjadinya perubahan iklim.

"Berbagai permasalahan dan tantangan tersebut tidak untuk membuat kita patah semangat tetapi justru menjadi pemacu untuk semakin menjalin harmonisasi, sinergi, dan bekerja keras. Kita pun dituntut makin kreatif dan inovatif di tengah lingkungan dan permasalahan yang juga bergerak dinamis. Terlebih lagi tuntutan dunia internasional terhadap pengelolaan sumber daya ikan dan kelautan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan juga semakin ketat dan kencang," tambahnya.

Selain memberikan bantuan kepada pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sharif juga meninjau langsung lokasi proyek pembangunan PPI di Kecamatan Bontobahari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi ril dilapangan. "Kunjungan kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan tugas saya sehari-hari. Saya sangat meyakini bahwa kebijakan dan program yang baik, tidak akan mungkin tersusun dan terimplementasikan jika kita tidak sungguh-sungguh mengetahui kondisi serta aspirasi riil yang ada di lapangan. Di samping itu, melalui ajang seperti ini kita dapat saling bertemu, bertatap muka, dan bersilaturahmi. Sungguh menjadi energi dan kebahagiaan yang luar biasa saat kita bisa berkumpul, saling menyatukan hati dan upaya, untuk kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini tanpa memperhatikan latar belakang apapun," tutupnya.

Potensi Perikanan

Sementara itu, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan mengatakan bahwa Kabupaten Bulukumba sangat kaya akan ikan dan rumput lautnya. "Saat ini produksi ikan bisa mencapai 33.000 ton per tahunnya atau senilai dengan Rp800 miliar. Jika adanya pelabuhan baru tersebut maka akan peningkatan buat pendapatan masyarakat," katanya.

Lebih jauh lagi, Zainuddin mengatakan bahwa saat ini rata-rata pendapatan masyarakat Bulukumba mencapai Rp12-15 juta per tahun. Sementara pertumbuhan ekonominya mencapai 8,9% atau lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi nasional. "Sektor perikanan juga telah menyumbang pendapatan daerah yang cukup besar. Terlebih dengan garis pantai yang terbesar di seluruh Sulawesi Selatan," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa Bulukumba juga terkenal dengan rumput lautnya. "Saat ini sebagian masyarakat juga telah melakukan budidaya rumput laut. Dengan harga rumput laut yang mencapai 1.850 per kilogram maka membuat para nelayan atau pembudidaya menjadi semangat untuk membudidayakan rumput laut. Soal kualitas, rumput laut Bulukumba terbaik setelah rumput laut asal Lombok," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…