Harga Emisi Obligasi

Oleh : Tumpal Sihombing

Founder and CEO BondRI

Salah tujuan utama penerbitan surat berharga (emisi) adalah fund raising. Kebijakan alokasi dana hasil emisi merupakan hal yang perlu dipertimbangkan pruden oleh emiten, underwriter maupun calon investor. Mengapa demikian? Sukses penerbitan obligasi tidak melulu terletak pada aspek frontloading-nya, namun pada pelunasan kewajiban, dalam hal ini pembayaran kupon dan pokok dan ketepatan waktunya. Apa saja hal lain yang perlu dipertimbangkan calon emiten pra emisi?

Ragam cara dapat ditempuh perusahaan untuk melakukan fund-raising. Dalam ranah pasar modal, perusahaan dapat melakukan emisi berupa penawaran umum atau terbatas. Terlepas dari apakah yang digunakan jalur umum atau terbatas, perusahaan dapat memilih efek saham atau obligasi. Jika perusahaan emisi saham dan menawarkan ke publik, maka struktur kepemilikan dan manajemen perusahaan akan tergantung pada komposisi pemegang saham yang baru.

Secara umum, majority shareholder akan menjadi pemilik saham pengendali, termasuk penentu arah kebijakan hingga ke penetapan komposisi komisaris/direksi. Emisi dengan pilihan obligasi sebagai instrumen akan memiliki dampak berbeda terhadap struktur dan kebijakan perusahaan. Emisi obligasi tidak mengubah arah kebijakan serta struktur manajemen perusahaan jika isunya dikaitkan dengan komposisi kepemilikan. Namun manajemen perusahaan akan tunduk pada ragam klausula yang tercantum dalam covenants sepanjang tenor obligasi.

Pra emisi obligasi, perusahaan sebaiknya menetapkan secara definitif nilai kebutuhan dana serta alokasi strategis dana perolehan hasil emisi. Perihal ini akan menjadi pusat perhatian regulator dan calon investor. Jika objektif perusahaan adalah untuk menutup utang lama yang bermasalah (gali lubang tutup lubang), maka kebijakan ini akan sulit lolos dari restu regulator dan berpotensi menurunkan minat beli para calon investor (memperkecil tingkat serapan emisi). Namun jika objektif perusahaan adalah untuk kebutuhan yang menyangkut operasional/proses bisnis internal, maka emisi biasanya lebih mulus dan lancar hingga ke fasa terakhirnya di pasar perdana.

Selain penetapan nilai serta kebijakan alokasi perolehan dana hasil emisi, perusahaan juga melakukan rating dan valuasi. Hal ini agar calon investor dapat melakukan investment assessment terhadap efek yang akan dibeli. Data peringkat akan mengkategorikan apakah suatu efek obligasi masuk kategori laik-investasi atau laik-spekulasi. Dalam konteks mitigasi risiko, ada baiknya calon investor memilih obligasi dengan peringkat laik-investasi.

Pasca rating, kewajaran tingkat penawaran harga dan/atau yield sesuai rating tersebut merupakan pertimbangan lanjut para calon investor dalam investment assessment. Jika harga indikatif awal sedemikian rendah hingga yieldnya berada jauh di atas yield obligasi korporasi se-industri dengan peringkat yang lebih rendah, maka investor menjadi ragu; worst case : calon investor batal-pesan. Akibatnya, proses bookbuilding menjadi tak efektif; worst case : emisi gagal total. Jika harga indikatif memiliki bias yang kecil relatif terhadap level tingkat imbal hasil yang wajar, maka investor merasa lebih percaya diri. Selanjutnya akan membuat tingkat serapan proses emisi obligasi menjadi efektif.

Jika emisi obligasi berlangsung lancar, maka emiten memperoleh dana segar dari para investor. Terlebih lagi, emiten akan memperoleh kepercayaan dari masyarakat investor. Jika emisi gagal total, akan berdampak buruk bagi pemasaran secara holistik. Itulah harga suatu emisi obligasi.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…