Dampak Bencana Bagi Sektor Pangan - Gunung Kelud Meletus, Harga Cabai Bakal Makin "Pedas"

NERACA

 

Jakarta - Bencana yang melanda beberapa wilayah sentra produksi cabai membuat ketersediaan cabai menjadi langka. Alhasil, hargapun ikut terancam naik. Seperti contoh bencana meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, diikuti dengan hujan abu. Atas kejadian tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku telah diberitahu bahwa masalah sudah ada di depan mata.

Lutfi yang baru saja dilantik menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Gita Wirjawan ini telah mengambil ancang-ancang atas kejadian tersebut. "Pak Sekjen (Sekjen Kementerian Perdagangan, Gunaryo) mengatakan ada musibah gunung meletus di Jawa Timur, masalah cabai sudah ada di depan mata," ungkap Lutfi di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Namun demikian, Lutfi mengaku punya program khusus untuk menyelesaikan masalah mengenai ketersediaan pangan dan pengamanan jalur distribusi. Pada prinsipnya program kerja yang ia lakukan adalah menjadi troubleshooter atau menyelesaikan masalah, menjadi akselerator atau percepatan penyelesaian masalah, dan komunikator yaitu koordinasi antar instansi di Kemendag dan di luar Kemendag.

"Idenya adalah bisa menjaga inflasi karena terganggunya jalur distribusi, apalagi situasi alam tidak bersahabat. Dan juga menggenjot ekspor. Pokoknya ini yang saya coba petakan. Minta tolong, ini jarang-jarang sekali pergi ke kantor hari sabtu tapi untuk perkenalan, pemetaan permasalahan, mungkin minggu depan sudah ketemu 1 2 3 mesti diselesaikan," tuturnya.

Ia pun mengakui bahwa tugasnya sebagai Mendag adalah tugas yang berat, terlebih dengan waktu yang singkat. "Saya sadar tugas saya banyak dan ini menjadi sesuatu yang kita mau kerjakan. Kita akan dengar dulu dalam satu sampai dua hari ini mana yang menjadi prioritas dan mesti kita kerjakan dalam waktu singkat. saya kira ini injury time kah ini kalau lengah kebobolan dan tetap kebobolan dan kalau bisa membobolkan ya bisa membobolkan jadi kita coba," jelasnya.

Di Jawa maupun luar Jawa, harga cabe dilaporkan meningkat di kisaran 30-40%. Harga normal biasanya Rp 15.000 per kilo untuk jenis cabe merah keriting, tapi pekan lalu, sudah melonjak ke kisaran Rp 28.000-30.000 per kilo.

Tren penaikan produk hortikultura itu kerap dipengaruhi kondisi alam. Tak lama setelah banjir, pasar-pasar di Jakarta melaporkan harga cabe merah keriting menembus Rp 60.000 per kilo. Pasokan tak rutin, sehingga pedagang pilih mengerek harga jual.

Untuk pasaran Jabodetabek, kenaikan harga cabe dipengaruhi gagal panen di Cirebon, Jawa Barat. Hujan deras sejak bulan lalu membuat banyak tanaman cabe membusuk. Produksi di Kecamatan Plered sebagai salah satu sentra bahan pangan pedas ini anjlok hingga 75%. Itu belum termasuk hambatan distribusi karena jalan rusak di jalur Pantai Utara Jawa.

Terancamnya kenaikan harga cabai diakui oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia Ngadiran. Ia mengatakan letusnya Gunu Kelud menyebabkan beberapa sawah dan perkebunan cabai dan pepaya di Kediri jadi mati. Ngadiran menjelaskan bahwa Kediri terkenal sebagai pemasok buah pepaya dan cabai. Karena perkebunan tertutup abu vulkanik yang juga melumpuhkan aktivitas bisnis di sana, pasokan kedua komoditi itu pun akan terganggu. "Kediri itu banyaknya buah-buahan, pepaya dari Kediri, cabai juga. nanti saya tanya (kondisi) laporannya, tapi yang pasti dia tidak bisa kirim," kata Ngadiran.

Ngadiran belum mengetahui berapa lahan perkebunan yang tertutuo abu vulkanik sehingga tidak bisa panen atau memasok hasil kebunnya. Dia masih menunggu laporan dari pedagang pasar di daerah. Ditambahkan Ngadiran, sejumlah pasar pun tutup dan tidak beroperasi karena dampak bencana alam ini. Khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, pasar di kedua daerah itu beberapa harus tidak beroperasi. "potensi kerugiannya ada, tapi belum bisa kita hitung," tutup Ngadiran.

Mulai Turun

Namun demikian, harga cabai mulai perlahan turun di pasar tradisional di Jakarta. Harga cabai sempat melonjak akibat cuaca buruk dan banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Penurunan harga cabai lantaran pasokan cabai lokal ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mulai berangsur normal. "Cabai sudah mulai turun harganya, sudah dari seminggu lalu turun," ujar Sri (52) salah satu penjual sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sri menjelaskan, bila sebelumnya harga cabai khususnya pada cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang mencapai di atas Rp 40 ribu per kilo gram (kg), perlahan mulai turun sekitar Rp 1-3 ribu per kg. "Ya mudah-mudahan turun terus harganya, pasokannya juga tenggak susah biar tidak naik lagi," lanjutnya.

Selain cabai, harga bawang merah juga mengalami penurunan. Menurut Sri, harga produk holtikultura ini mengalami penurunan sejak 3 hari lalu. "Bawang juga turun, kentang sama jagung juga harganya turun. Mungkin karena barangnya lagi banyak yang masuk ke Pasar Induk. Harga disini kan memang tergantung barang disana (Pasar Induk)," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…