Perbankan Janji Bantu Pembayaran Kredit - Korban Letusan Gunung Kelud

NERACA

Jakarta - Tiga perbankan Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, berjanji akan membantu nasabah terkait pemberian keringanan pembayaran kredit para korban bencana alam akibat letusan Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur.

Direktur Utama BCA, Jahja Setiaadmadja menilai, skema keringanan pembayaran kredit akan diatur sesuai situasi yang dialami para korban bencana. “Kalau tidak bisa bayar bunga, bisa direstrukturisasi. Bisa diperpanjang waktunya. Intinya diberikan keringanan sampai usahanya mulai bangkit lagi, baru kembali mencicil,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, belum diketahui berapa jumlah kredit macet dari bencana letusan Gunung Kelud karena peristiwanya baru terjadi Kamis (13/2) pekan lalu. Sementara itu, untuk kredit macet akibat bencana letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan banjir bandang di Manado, Sulawesi Utara, jumlahnya sekitar Rp126,5 miliar.

Terkait letusan Gunung Kelud, Jahja mengatakan, kantor cabang BCA di wilayah-wilayah yang terdampak ditutup sementara sampai waktu yang tidak ditentukan. Ada sekitar 6 kantor cabang BCA yang tersebar di daerah sekitar Gunung Kelud. Kantor pusat memberikan kewenangan penuh kepada kepala cabang masing-masing kantor untuk menentukan kapan kantor mereka dapat beroperasi kembali.

“Karena kami tidak tahu Gunung Kelud bakal meletus lagi atau tidak. Jadi kantor baru bisa beroperasi normal saat Kelud betul-betul sudah tak ada aktivitas vulkanik,” terangnya. Sementara itu, Direktur Utama BNI, Gatot Murdiantoro Suwondo mengaakui kalau bencana letusan Gunung Kelud berpotensi menimbulkan kredit macet.

"Kemungkinan pasti ada kredit macet seperti di Kediri dan Jawa Tengah (Yogyakarta) yang terkena imbas abu vulkanik dari Kelud," jelasnya. Untuk itu, perseroan bakal memberikan keringanan kepada para debitur yang merupakan korban bencana letusan Gunung Kelud, misalnya melalui perpanjangan pembayaran kredit.

"Kita lihat nanti. Tapi seperti di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, kami sudah memberikan keringanan. Bisa berupa perpanjangan pengembalian dan diskon," terang Gatot. Hal yang sama diungkapkan Direktur Utama PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk, Louis Sudarmana. Menurut dia, muncul kekhawatiran akan terjadinya kredit macet di wilayah bencana karena kebanyakan mereka adalah pelaku Usaha Kelas Menengah (UKM).

"Kalau keadaan begini terus, kecenderungannya pasti ada kredit macet. Tapi sejauh ini masih stabil,” tambahnya. Louis menyebutkan, pihaknya akan memberikan keringanan kepada pengusaha UKM dalam melunasi kreditnya dengan memberikan keringanan berupa perpanjangan jatuh tempo kredit, dari 1 tahun menjadi 3 tahun.

"Mau tidak mau, bank harus memberikan keringanan kepada pelaku usaha yang menjadi korban bencana karena mereka perlu recovery," ujarnya. Saat ini, kata Louis, mayoritas pengusaha di Jawa Timur merupakan sektor UKM yang penyaluran pembiayaannya kebanyakan dari Bank Windu. "Porsinya UKM dua kali lipatnya sampai 38% dari porsi nasional 19%," tandasnya.

Bank Indonesia terus memantau dan mencermati aktivitas seluruh kantor perwakilannya di daerah yang terkena imbas letusan Gunung Kelud, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh perwakilan bank di daerah terkait bencana ini.

"Tadi kami minta laporan baik dari Solo khususnya dari Jogja dan Kediri itu semalam dan sampai tadi pagi debu angin sampai Yogya. Kami sudah koordinasikan dengan seluruh kantor perwakilan di daerah untuk mereka tetap mencermati mewaspadai itu," ujar Perry, kemarin.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada gangguan berarti terkait bencana letusan Gunung Kelud tersebut. "Keselamatan kelancaran di kantor dan bakti-bakti sosial diperlukan dari kantor-kantor kita. Aktifitas tidak ada gangguan," ungkap Perry.

Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada 3-4 November 2007 lalu. Kala itu, letusan Gunung Kelud terjadi hanya bersifat efusif, yang memunculkan kubah lava di tengah lokasi yang dulu adalah danau kawah Gunung Kelud. Sementara letusan kemarin ibarat jeda dari ciri khas letusan Gunung Kelud yang biasanya adalah eksplosif, termasuk letusan sekarang.

Akibat letusan ini, hujan abu menyebar di beberapa wilayah, seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, hingga Pacitan, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, serta Temanggung. Bahkan, wilayah Jawa Barat seperti Ciamis dan Bogor pun ikut merasakan hujan abu vulkanik. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…