Dampak BI Rate Naik - Minat IPO Properti Bakal Kurang

NERACA

Jakarta – Potensi terjadi perlambatan ekonomi tahun ini, memicu kekhawatiran para investor pasar modal ditambah isu berlanjutnya kebijakan pemangkasan stimulus atau Tapering Off oleh Bank Sentral AS (The Fed) membuat pergerakan indeks BEI bergerak fluktuatif.

Kemudian adanya kebijakan loan to value (LTV) yang dirilis Bank Indonesia pada bulan September 2013 lalu dan juga adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) mengancam turunnya minat calon emiten sektor properti guna melakukan initial public offering (IPO) pada tahun ini.

Head Of Research of PT Trust Securities, Reza Priyambada mengungkapkan bahwa, minat calon emiten untuk mencari sumber pendanaan dari pasar modal akan mengalami penurunan, hal ini sejalan dengan adanya isu tentang perlambatan industri properti yang akan terjadi di tahun 2014,”Pada tahun ini emiten baru di sektor properti akan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya,”katanya di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, dengan adanya dua kebijakan baru tersebut, akan memperlambat agresivitas ekspansi emiten properti dan calon emiten, khususnya untuk perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Di sektor ini, perusahaan properti yang akan mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia hanya akan berjumlah kurang dari empat perusahaan.

Berdasarkan data yang dihimpun, tercatat ada sekitar empat emiten yang berhasil mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Selain karena adanya LTV dan kenaikan suku bunga, Reza menyebutkan kalau calon emiten juga akan lebih waspada dalam melakukan ekspansinya. Ditambahkan dia, untuk emiten besar saja banyak yang akhirnya menurunkan alokasi belanja modal dan targetnya pada tahun ini,”Apalagi untuk perusahaan properti yang memiliki sumber pendanaan minim," imbuhnya.

Seperti diketahui, pada 2013 lalu, perusahaan properti yang berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia adalah, PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk (SAME), PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) dan PT Siloam International Hospital Tbk (SILO).

Lebih lanjut Reza bilang kalau yang akan mengalami tren pertumbuhan dalam jumlah IPO di tahun ini adalah industri lain, tetapi bukan properti. "Sektor properti akan mengalami kelesuan pada tahun ini," tutupnya.

Sebagai informasi, sama seperti tahun sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan akan ada 30 emiten yang bakal melantai di bursa melalui initial public offering (IPO) sepanjang tahun 2014 ini. Direktur Utama BEI, Ito Warsito pernah bilang, ada sekitar 15 perusahaan yang bakal listing sepanjang semester I 2014 ini. "Jadi, bukan hal mustahil mengejar target 30 emiten baru tahun ini," tambahnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…