Waspadai Aksi Ambil Untung Di Awal Pekan

NERACA

Jakarta – Akhir pekan kemarin, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak di zona hijau dengan tren penguatan yang cukup lumayan menebus pergerakan indeks BEI sepekan lalu berada di zona merah. Aksi beli saham yang dilakukan investor domestik dan asing menjadi gambaran, industri pasar modal dalam negeri masih aman dan likuid.

Analis PT Anugerah Securindo Indah, Bertoni Rio mengatakan, bursa AS yang sedang dalam tren penguatan seiring dengan data klaim pengangguran serta penyerapan tenaga kerja berdampak pada pasar saham regional,”Data itu mengindikasikan pertumbahan ekonomi global dapat lebih baik sehingga berdampak positif ke pasar saham regional termasuk indeks BEI," kata dia di Jakarta, kemarin.

Berikutnya, dirinya memproyeksikan, indeks BEI Senin awal pekan bakal bergerak dengan tren menguat dan berada di kisaran 4.445-4.510 poin. Beberapa saham berbasis properti maupun konsumer berpeluang melanjutkan penguatan. Kendatipun demikian, pelaku pasar perlu juga mewaspadai aksi ambil untung.

Sementara analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan, pelaku pasar agar tetap mewaspadai potensi balik arah indeks BEI jika sentimen negatif dari pasar regional muncul sehingga memicu aksi jual mendadak, “Waspadai potensi 'reversal' arah pasar dan tetap disiplin bertransaksi,”ujarnya.

Sebagai informasi, akhir pekan kemarin, indeks BEI ditutup naik 41,956 poin (0,95%) ke level 4.466,665. Sementara Indeks LQ45 menguat 8,230 poin (1,11%) ke level 751,047. Aksi beli yang dilakukan investor didorong oleh positifnya bursa global dan regional. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 546,14 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 269.512 kali pada volume 4,349 miliar lembar saham senilai Rp 5,531 triliun. Sebanyak 186 saham naik, sisanya 97 saham turun, dan 90 saham stagnan. Bursa Asia akhirnya kompak menguat tutup perdagangan akhir pekan, kemarin. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.250 ke Rp 71.000, Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 1.000 ke Rp 8.000, Century Textile (CNTX) naik Rp 1.000 ke Rp 6.600, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 600 ke Rp 28.1.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 1.000 ke Rp 17.500, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 43.900, Bank Mayapada (MAYA) turun Rp 100 ke Rp 1.980, dan Toba Pulp (INRU) turun Rp 100 ke Rp 900.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI melaju 40,901 poin (0,92%) ke level 4.465,610. Sementara Indeks LQ45 menanjak 8,500 poin (1,14%) ke level 751,317. Ramainya aksi beli sempat mendorong indeks melonjak ke posisi tertingginya di 4.468,788. Sembilan sektor menghijau, hanya satu yang melemah yaitu sektor infrastruktur.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 161.763 kali pada volume 2,454 miliar lembar saham senilai Rp 3,063 triliun. Sebanyak 182 saham naik, sisanya 76 saham turun, dan 77 saham stagnan. Pergerakan bursa-bursa regional tidak banyak berubah, masih sama seperti diawal perdagangan. Pelaku pasar Asia berani berburu saham menjelang laporan tenaga kerja di AS.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.250 ke Rp 71.000, Century Textile (CNTX) naik Rp 1.000 ke Rp 6.600, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 625 ke Rp 28.125, dan Indocement (INTP) naik Rp 450 ke Rp 21.675. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lion Metal (LION) turun Rp 1.100 ke Rp 11.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 500 ke Rp 18.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 150 ke Rp 44.200, dan Tower Bersama (TBIG) turun Rp 125 ke Rp 6.250.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 17,01 poin atau 0,38% ke posisi 4.441,72. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,41 poin (0,59%) ke level 747,23. Kata analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, indeks BEI kembali menguat ditunjang bursa saham Asia dan investor asing yang cukup aktif masuk ke pasar saham,”Secara teknikal, indeks BEI menuju level batas atas terdekat pada 4.458 poin, dan potensi untuk menuju tren penguatan jangka menengah," katanya.

Dirinya sempat memproyeksikan, IHSG akan bergerak di kisaran level 4.371- 4.481 poin. Beberapa saham yang dapat diperhatikan diantaranya, Bank Negara Indonesia (BBNI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Unilever (UNVR), dan Gudang Garam (GGRM).

Sementara itu, tim analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan, dalam dua hari terakhir investor asing mencatatkan aksi beli yang cukup besar di pasar modal domestik. Sentimen tersebut berkorelasi positif terhadap pergerakan IHSG. Melihat hal itu, IHSG masih membuka peluang adanya penguatan lanjutan meski harus diwaspadai bahwa volatilitas masih akan cukup tinggi.

Tercatat bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng akhir pekan kemarin, dibuka menguat 221,97 poin (1,04%) ke level 21.645,10, indeks Nikkei naik 245,32 poin (1,73%) ke level 14.400,44 dan Straits Times menguat 25,64 poin (0,86%) ke posisi 3.013,91. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…