Redam Kepanikan Tapering Off - OJK Pastikan Bursa Masih Aman

NERACA

Jakarta – Kekhawatiran pelaku pasar modal terhadap sentiment negatif terkait rencana bank sentral AS (the Fed) yang bakal melanjutkan kebijakan pengurangan stimulus keuangan (tapering off), kembali dicoba diredam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memastikan dampak tapering off masih minim terhadap industri pasar modal.

Ketua OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, gejolak bursa saham masih relatif aman dan terkendali menjelang kebijakan lanjutan tapering off, “Kita lihat tekanan regional dampaknya ke pasar relatif minimal,”katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut Muliaman, pemerintah dan pihaknya sudah melakukan pengendalian atas gejolak saham. Hal tersebut tercermin semakin membaiknya defisit neraca berjalan. Apalagi selama tiga kuartal neraca perdagangan mengalami surplus sepanjang 2013. Oleh karena itu, atas beberapa pencapaian tersebut. Muliaman optimis gejolak pasar modal tidak akan membuat investor hijrah atau pindah ke perbankan secara spontan. Adapun ada itu relatif kecil,”Bila ada peningkatan di perbankan bukan karena gejolak bursa. Gejolak bursa sebetulnya masih terbatas,”ungkapnya.

Hal yang sama pernah disampaikan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, investor tidak perlu khawatir akan tapering off karena neraca perdagangan Indonesia mulai surplus,”Stimulusnya masih ada, jadi investor tidak perlu khawatir. 'Tapering off' memang harus dilakukan, karena itu tapering off seperti obat, kalau terlalu banyak akan membuat candu,”ujarnya.

Dia menuturkan, berdasarkan data terakhir periode November 2013 lalu, neraca perdagangan Indonesia juga sudah mulai mencatatkan surplus. Itu artinya 'good news dan karena itu, investor asing sudah mulai masuk ke pasar modal pada Januari ini yang dipicu banyak berita bagus,”Memang, sentimen negatif akan selalu ada dan selalu membayangi, kita juga tidak imun terhadap sentimen negatif global, tetapi kita bisa pulih dengan cepat,”ungkapnya.

Ito menambahkan, kinerja emiten domestik juga masih memiliki fundamental positif sehingga dapat menjadi pendorong kinerja pasar modal untuk tumbuh pada tahun ini.”Kinerja industri pasar modal sangat tergantung terhadap kinerja emiten. Kalau emiten bagus, kinerja bursa kita akan mengikuti,”kata Ito.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil pertemuan FOMC menyetujui kembali di mulainya tappering off mulai awal Februari melalui pengurangan pembelian obligasi menjadi US$65 miliar dari sebelumnya US$75 miliar. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…