Dalam 5 Tahun Mendatang - Menperin Dorong LCGC Gunakan 100% Komponen Lokal

NERACA

 

Karawang -  Tingginya minat masyarakat untuk membeli mobil mendorong beberapa Agen Tunggal Pemegang Merk melakukan berbagai inovasi salah satunya adalah meningkatkan kadungan lokal untuk seluruh komponen yang ada didalam mobil hemat energi dan harga terjangkau atau Low Cost and Green Car (LCGC).

Menteri Perindustrian MS Hidayat menargetkan dalam 5 tahun mendatang, mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang diproduksi didalam negeri mampu menggunakan 100% komponen lokal.

"Dalam tempo 5 tahun sudah 100% bisa diproduksi di dalam negeri. Saya malah yakin sebelum 5 tahun kita sudah bisa. Nanti policy-nya kita bisa memproduksi dari jenis ini, karena kita sudah mempunyai teknologinya," ujarnya di Karawang saat melakukan pelepasan ekspor perdana Kendaraan Bermotor Hemat Energi Dan Harga Terjangkau (KBH2) ke Philippina di Karawang, Jawa Barat, Senin (3/2).

Saat ini, lanjut Hidayat, LCGC produksi Toyota dan Daihatsu sudah menyatakan komitmennya hingga akhir 2014 telah mampu memenuhi target pemenuhan komponen dalam negeri hingga mencapai 88%. "Mulai dari desain mobil sampai semua komponen sampai sebagian besar mesinnya sebesar 88% merupakan komponen dalam negeri. Jadi masih kurang 12% lagi," lanjutnya.

Menurut Hidayat, adanya aturan soal kewajiban untuk menggunakan komponen dalam negeri bagi produk LCGC ini memang diharapakan akan menjadi cikal bakal produksi massal mobil dalam negeri. "Dibuat oleh produsen komponen dlm negeri. Saya memang ingin melokalisasi industri komponen untuk membangun mobil murah ini ke Indonesia," tandasnya.

Sejak diluncurkan 9 September 2013 lalu, Toyota Agya bersama Daihatsu Ayla selaku mobil LCGC telah terjual lebih dari 41.000 unit di pasar domestik selama 2013, dengan rata-rata penjualan 5.000 unit per bulan."Untuk penggunaan komponen lokal pada kedua mobil LCGC ini akan mencapai 88% pada akhir tahun 2014, dan pada 2015 diharapkan naik menjadi 89%," kata dia.

Dari sisi perdagangan, MS Hidayat mengharapkan LCGC yang diproduksi di Indonesia bisa mencapai 30% pada lima tahun mendatang. "Saat ini dari seluruh produksi mobil LCGC, 16 persennya sudah diekspor. Saya mengharapkan lima tahun ke depan meningkat menjadi 30 persen," kata dia.

Kendati Menperin tidak menjelaskan berapa total produksi mobil LCGC dari seluruh agen tunggal pemegang merek (ATPM) di Indonesia, namun dia mengatakan bahwa sekali Indonesia melakukan ekspor ke suatu negara, maka jalan ekspor akan semakin terbuka lebar ke negara lain.

Ekspor ke Filipina

Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT ADM Sudirman MR mengatakan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) selaku produsen mobil hemat energi dan harga terjangkau (Low Cost Green Car/LCGC) akan melakukan ekspor 6.000 unit mobil murah berbasis Toyota Agya ke Filipina tahun ini.

"PT Astra Daihatsu Motor selaku produsen Daihatsu Ayla dan Toyota Agya memulai langkah bersejarah dengan melakukan ekspor mobil LCGC berbasis Agya ke Filipina. Dan direncanakan akan diekspor 6.000 unit tahun ini," kata dia.

Menurut Sudirman, pihaknya menargetkan kendaraan tersebut terjual 500 unit per bulan di Filipina, sehingga dalam satu tahun penjualan bisa sebanyak 6.000 unit. Sudirman mengatakan, ekspor mobil tersebut, yang mayoritas komponennya merupakan produksi lokal, membuktikan kualitas produk ADM telah diterima di pasar internasional.

Toyota Agya bersama Daihatsu Ayla selaku mobil LCGC telah terjual lebih dari 41.000 unit di pasar domestik selama 2013, dengan rata-rata penjualan 5.000 unit per bulan. Mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) rupanya bukan hanya diminati konsumen di Tanah Air saja, namun sejumlah pabrikan mulai melirik pasar ekspor untuk ikut 'mencicipi' kendaraan ini.

Seperti yang dilakukan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang mulai melakukan ekspor perdana LCGC berjuluk Wigo ke Filipina. Rencananya selama 2014, Daihatsu akan mengekspor 6.000 unit mobil LCGC ke Filipina.

Pada tahap pertama, mobil yang akan diekspor sebanyak 500 unit. Sementara harga jual per unit yang ditetapkan di negara tersebut berkisar Rp 120 juta-Rp 145 juta. "Ekspor ini terbukti bahwa program pemerintah terkait LCGC telah berjalan dengan baik, sesuai rencana baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor, pencapaian ini semakin mengukuhkan bahwa produk ADM adalah produk yang memenuhi standar kualitas global sehingga diterima di pasar internasional," jelas dia.

Executive Officer ADM Pradipto Sugondo mengatakan mobil LCGC berbasis Agya akan dibanderol seharga Rp120-145 juta di Filipina dengan nama Wigo. "Diperkirakan harga jualnya mencapai Rp120-145 juta di Filipina. Dan di Filipina mobil ini akan dipasarkan sebagai mobil biasa, tidak ada istilah LCGC disana," kata Pradipto.

Managing Officer Toyota Motor Corporation (TMC) Hiroyuki Fukui menyampaikan Toyota Group telah mempercayakan Indonesia sebagai basis produksi global. Sejauh ini volume ekspor Toyota Indonesia dan Daihatsu Indonesia mencapai lebih dari 80 persen dari total ekspor CBU Indonesia atau mencapai lebih dari 138.000 unit tahun 2013 yang diekpsor ke lebih dari 80 negara tujuan dalam bentuk CBU, CKD, mesin maupun komponen.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…