NERACA
Jakarta - Pada 2014 jaringan asuransi mikro menyiapkan diri untuk menyediakan sebuah platform online untuk menampung data global. Hal tersebut dikerjakan berdasarkan studi yang dikerjakan selama 3 tahun terakhir oleh Munich Re Foundation dan mitra Deutche Gesellschaft fur Internastionale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, GIZ atas nama BMZ, Mewujudkan Keuangan untuk Afrika (mfw4a), dan Citi Foundation.
“Asuransi mikro merupakan sektor yang saat ini berkembang pesat, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam menghasilkan produk produk yang baik,” kata Direktur Eksekutif Microinsurance Network, Véronique Faber, di Jakarta, Rabu (29/1).
Dia menjelaskan, peningkatan akses terhadap data akan menghasilkan produk yang tepat dan cukup berharga untuk masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. “Dengan data, juga akan mempermudah perbandingan dan analisis data di seluruh Negara dan wilayah untuk menidentifikasi tolak ukur dan indicator pada tren industri asuransi,” ucap dia.
Faber menjelaskan, data online merupakan sumber utama bagi semua praktisi asuransi mikro, pemegang polis dan akademisi. “Hal ini memungkinkan analisis untuk menciptakan keputusan agar sector ini membaik,” imbuh dia.
Menurut Asosiasi Asuransi Kolombia, Alejandra Diaz, ketersediaan data merupakan kunci bagi semua fase manajemen termasuk desain, monitoring dan evaluasi. "Asosiasi kami telah mengumpulkan data tentang program-program dari perusahaan asuransi mitra kami sejak 2007, proses ini telah membantu membangun konsensus dalam industri asuransi tentang pentingnya mengumpulkan data yang efisien dan bermakna,” ujarnya.
Lalu Faber menambahkan, dengan banyaknya metode pengumpulan data tradisional, pihaknya melihat adanya peningkatan minat terhadap asuransi mikro. “Terutama melalui penggunaan ponsel dan media social,” kata Faber.
Dia juga mencontohkan kemitraan antara Mercy Corps dan penyedia teknologi layanan keuangan bergerak Mobipay untuk layanan asuransi pertanian (AgriLife), yang menggunakan platform yang mengumpulkan data melalui teknologi mobile untuk memberikan wawasan ke dalam kemampuan produksi petani Uganda.
"Data yang dikumpulkan dengan AgriLife memungkinkan proyeksi tingkat produksi masa depan petani, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mengakses kredit yang diperlukan untuk menutupi hal-hal penting yang muncul sebelum musim panen, seperti tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida, pendidikan atau pelayanan kesehatan ", kata Direktur Program Mobile Mercy Corps Lesley Denyes.
Tahun 2014 Sebagai International Year of Farming Family, diharapkan bisa memfasilitasi berbagai pengetahuan dan pertukaran informasi khususnya pada asuransi pertanian, selain itu juga bisa mengkonsolidasikan dan melaporkan tren global dalam asuransi mikro pada umumnya. [sylke]
NERACA Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengadakan pertemuan dengan lembaga-lembaga seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Koordinator…
NERACA Jakarta - Di tengah pelambatan ekonomi kuartal pertama ini, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) masih mencatat…
NERACA Jakarta - Program Lotte Sehat adalah program kerja sama antara PT Equity Life Indonesia dengan salah satu perusahaan retail terbesar…
NERACA Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengadakan pertemuan dengan lembaga-lembaga seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Koordinator…
NERACA Jakarta - Di tengah pelambatan ekonomi kuartal pertama ini, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) masih mencatat…
NERACA Jakarta - Program Lotte Sehat adalah program kerja sama antara PT Equity Life Indonesia dengan salah satu perusahaan retail terbesar…